Umat Katolik: Kita Tak Mau Pastor Difitnah Dengan Chat Mesum Seperti Fitnah Terhadap HRS
Ahad, 2 Agustus 2020
Faktakini.net, Jakarta - Di media sosial khususnya di group-group Whatsapp, sejak Jum'at (31/8/2020) pagi viral beredar pernyataan Aloysius Hartono, seorang umat Katolik yang menolak fitnah terhadap pemuka agama Islam dan agama apapun.
Ini membuktikan umat beragama apapun, tak mau bila pemuka agama mereka difitnah dengan fitnah keji seperti chat mesum fiktif.
Umat Kristen tak mau Pastor / pendetanya difitnah dengan chat mesum, umat Buddha tak mau Bhiksu nya difitnah dengan chat mesum, tentu apalagi umat Islam.
Sebagai berikut pesan yang beredar luas tersebut:
Saya Aloysius Hartono, ternyata pernyataan saya sebelumnya tentang pembakaran foto pemuka agama Islam (HRS) oleh Saudara Boedi Djarot dkk cukup viral.
Puji Tuhan, semoga ada manfaat yang bisa kita petik, bahwa umat beragama apapun pasti marah bila foto pemuka agamanya dibakar dan dilecehkan, baik itu Ulama, Pastor, Uskup, Pendeta, Bhiksu dan lainnya.
Saya juga cukup miris melihat fitnah kepada para pemuka agama hingga kini masih ada. Termasuk salah satunya chat whatsapp fiktif HRS - FH yang sudah lama dihentikan (SP3) oleh pihak aparat kepolisian, ternyata di tahun 2020 ini masih ada saja yang menyebarkannya.
Yang menjadi pokok perhatian saya dan membuat saya malu, adalah ada saudara seiman saya umat Katolik yang ikut-ikutan menyebarkan chat fiktif tersebut, dan bahkan mencaci maki pemuka agama Muslim yang diterpa fitnah itu (HRS).
Saya ingin menyatakan, bahwa anda semua pasti tahu bahwa tidak perlu menjadi orang pintar untuk mengetahui bahwa chat whatsapp HRS - FH itu adalah rekayasa belaka. Dan pihak kepolisian pun sudah menghentikannya karena lemahnya bukti.
Saya pun -kalau mau- dengan mudahnya bisa membuat percakapan whatsapp antara si A dengan B, lalu saya bisa mengarang semaunya isi percakapan tersebut termasuk dengan percakapan tidak senonoh.
Tapi tentu saja tidak mau melakukan hal itu. Ini hanya untuk memberikan gambaran saja bahwa betapa mudahnya kita membuat Chat whatsapp fiktif itu.
Untuk umat Katolik yang ikut menyebarkan chat fiktif terhadap pemuka agama Muslim dan siapapun, saya berharap dengan sangat, jangan anda mempermalukan diri sendiri dan agama kita, sehingga anda ikut membuka peluang umat Muslim membalas kejahatan dengan kejahatan kepada pemuka agama kita.
Saya pun tidak sependapat dengan beberapa statemen HRS, tapi saya tidak setuju bila ada yang membalas ucapan dia dengan fitnah termasuk dengan chat whatsapp fiktif.
Kita pun tentu tidak mau ada yang membuat percakapan whatsapp mesum antara Pastor kita dengan perempuan X, lalu chat tersebut disebarluaskan, dan Pastor kita itu kemudian dihujat sedemikian rupa sebagai "Pastor Cabul, Penjahat Kelamin, Pastor Maniac Sex", dan sebagainya.
Baru membayangkannya saja saya sudah marah, tentu apalagi bila ada orang jahat yang mau membuat fitnah sedemikian rupa kepada pemuka agama saya, sebagaimana yang telah diterima oleh pemuka agama Muslim (HRS).
Jangan kita menebar fitnah kepada pemuka agama lain, bila kita sendiri tidak mau pemuka agama kita difitnah.
Semoga tulisan ini bisa memberikan kebaikan untuk kita semua.
Terima kasih.