Ustadz Dede Sulaiman: Memaknai Hari Kemerdekaan RI


Kamis, 13 Agustus 2020

Faktakini.net

Memaknai Hari Kemerdekaan RI

✍️Oleh : Dede Sulaeman, S. Pd. I
(Wakabid Hisbah DPW FPI Kab Bekasi)

Hanya menghitung hari segenap rakyat Indonesia akan memperingati kembali HUT RI. Tak terasa sudah 75 tahun usia kemerdekaan RI.

Agar tidak salah kaprah dalam memperingati HUT RI maka sebagai umat Islam kita harus dapat memaknai hari kemerdekaan tersebut dengan baik.

Adapun upaya memaknai kemerdekaan sebagai berikut:

1. Tingkatkan rasa syukur kepada Allah swt. 

Para Founding Father (Pendiri Bangsa) mengakui bahkan mengabadikan rasa syukur kepada Allah swt atas diraihnya kemerdekaan ini sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea ketiga bahwa kemerdekaan RI atas berkat rahmat Allah swt.

Allah swt sayang kepada bangsa ini karena selama 3, 5 abad di zhalimi oleh kafir Belanda dan di tambah 3, 5 tahun oleh kafir Jepang.

Dan Allah swt tidak menyia - nyiakan perjuangan yang begitu gigih disertai tawakal yang tinggi para pejuang melawan kezhaliman tersebut.

Rasa syukur kepada Allah swt yang telah dilakukan oleh para founding father hendaknya kita teladani sebagai penerus bangsa agar bangsa ini senantiasa menjadi bangsa yang Allah limpahkan keberkahan.

Allah swt memberikan wa'ad (janji) dan wa'idnya (ancaman) sebagaimana termaktub dalam QS.

"Dan ingatlah dikala Tuhanmu memaklumi : Jika kalian bersyukur atas nikmat - Ku akan Aku tambah nikmat. Dan jika kalian kufur sungguh azab - Ku sangat pedih".

Pertanyaannya kini sudahkah bangsa ini menjadi bangsa yang bersyukur kepada Allah swt?

Jawabannya justru sebaliknya bangsa ini jauh dari rasa syukur kepada Allah swt.

Hal ini terbukti banyak para pejabat yang justru berkhianat terhadap jabatannya yang akhirnya sewenang - wenang bahkan mengorbankan bangsa dan rakyatnya sendiri dengan membuat berbagai peraturan maupun perundang - undangan yang justru menyengsarakan rakyat, mensejahrakan asing dan aseng, korupsi dsb.

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun!.

Walhasil berbagai musibah demi musibah tak pernah henti bahkan silih berganti terus Allah berikan untuk negeri ini.

2. Berterima kasih kepada para ulama.

Jas Hijau (Jangan sekali - kali Hilangkan Jasa Ulama). Slogan ini senada dengan pesan Rasul saw : "Siapa saja yang tidak berterima kasih kepada manusia. Berarti tidak bersyukur kepada Allah".

Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa berkat jasa para ulama dan habaib yang cinta terhadap negeri ini sehingga rela berjuang demi bangsa ini akhirnya Allah berikan kemerdekaan.

Dikala Presiden Soekarno galau karena mendapat ancaman dari tentara sekutu untuk membumi hanguskan Surabaya lalu ia mengirim utusan untuk menemui Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari meminta fatwanya tentang hukum berjuang melawan penjajah.

Lalu KH Hasyim Asyari mengeluarkan fatwa bahwa laki - laki dan perempuan, tua maupun muda wajib membela bangsanya dari tangan para penjajah.

Subnallah setelah diterbitkan fatwa jihad semangat jihad umat Islam semakin membara bertempur disertai dengan gema takbir berhasil memukul mundur tentara sekutu pada tanggal 10 November 1945.

Begitu juga perjuangan Almaghfurlah KH Noer Ali yang menjadi singa Karawang - Bekasi dan para habaib yang menjadi garda terdepan berjuang memperebutkan kemerdekaan RI.

Pertanyaannya kini apakah bangsa ini sudah berterima kasih kepada para ulama dan habaib?

Jawabannya justru sebaliknya kini para ulama dan habaib di tuduh anti NKRI, anti pancasila bahkan di kriminalisasi, di fitnah dsb.

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun!.

Walhasil kini bangsa kita semakin jauh dari keberkahan karena pemerintahnya justru memusuhi ulama dan habaib.

Semoga tulisan yang sangat sederhana ini memotivasi semangat kita untuk memaknai kemerdekaan RI dengan meningkatkan rasa syukur kepada Allah swt dan memuliakan para ulama dan habaib!