Asyari Usman: Penguasa dan Buzzer Ingin Anies Jatuh Saat Tangani Pandemi

Jum'at, 18 September 2020

Faktakini.net

Asyari Usman: Penguasa dan Buzzer Ingin Anies Jatuh Saat Tangani Pandemi

Banyak pihak yang mempertanyakan kebijakan Anies soal pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan bahkan dengan sengaja memanfaatkan momentum untuk menjatuhkan Anies soal PSBB yang diperketat.

Padahal, kebijakan Anies soal pengetatan PSBB sudah berkoordinasi langsung dengan pusat. Dan hal itu selaras dengan perintah Presiden Jokowi yang menginstruksikan untuk fokus di sektor kesehatan sebelum sektor ekonomi.

Pertanyaan kenapa sejumlah menteri menyerang Anies soal kebijakan PSBB nya mendapat respon dari wartawan senior BBC, Asyari Usman.

Menurut Asyari, hanya ada satu jawaban yang logis untuk menjawab pertanyaan di atas. Yaitu reputasi Anies jauh lebih mudah dijatuhkan lewat kekacauan akibat wabah Covid-19.

Para penguasa dan buzzer bayaran, lanjut Asyari menunggu blundernya Anies dalam melindungi rakyat Jakarta. Mereka (buzzer bayaran) punya harapan dengki agar penularan Covid di DKI tak terkendali dan banyak korban nyawa.

Dengan begini, kata Asyari para buzzer bayaran semakin mudah menyulut sentimen atau opini publik. Tujuannya ialah, publik mengatakan bahwa Anies tidak punya kompetensi menjadi gubernur.

"Itulah yang mereka inginkan. Tetapi, Anies paham betul angan-angan mereka itu," kata Asyari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/9/2020).

Dalam menangani sekaligus memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Asyari menambahkan Anies tidak membuang-buang waktu. PSBB baru (PSBB Ketat) adalah jawaban yang tepat untuk menekan penyebaran virus. Menurut Asyari, tidak ada cara lain di mana pun di dunia ini, selain pembatasan aktivitas publik dan edukasi perlindungan diri.

Asyari membaca bahwa para penguasa dan buzzer bayaran tidak menginginkan Anies sukses. Kemauan mereka, lanjut Asyari Jakarta akan mengalami kekacauan besar, korban nyawa belasan ribu, fasilitas kesehatan kocar-kacir di mana-mana, korban nyawa petugas medis bertambah banyak, dan lain sebagainya.

"Itu yang mereka dambakan. Situasi Covid menjadi tak terkendali. Sehingga, semua telunjuk akan mengarah ke Anies. Dia menjadi terpojok. Demoralized. Hancur berantakan," ungkapnya.

Dan pada akhirnya, Asyari melihat, dengan serangan bertubi-tubi yang dialamatkan ke Anies akan membuat Anies mengambil jalan pintas. Para penguasa dan buzzer akan menanti Anies untuk menyatakan bahwa dirinya tak sanggup melanjutkan mandat sebagai gubernur. Dengan begitu, masih kaya Asyari, tercapailah tujuan para penguasa dan buzzer bayaran.

"Sayangnya, angan-angan kosong itu baru bisa terjadi kalau Anies ragu-ragu memberlakukan PSBB kembali. Kalau Anies mengikuti ‘keinginan politis’ Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Dan kalau Anies mengikuti ‘keinginan jahat’ para buzzer bayaran itu," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartatnto berpendapat dampak ekonomi-bisnis akibat PSBB Jakarta akan besar.

Menurut Asyari, Airlangga lupa bahwa perekonomian Indonesia memang sudah bermasalah sebelum Corona masuk ke Indonesia. Airlangga juga menyebut harga saham ISHG merosot 5%. Tapi, kenyataannya indeks saham kembali pulih, empat hari berikutnya.

Mengingat hal itu, Asyari menilai tidak ada masalah dengan PSBB. Turunnya IHSG menurut Asyari ibarat daun putri malu yang menguncup ketika tersenggol sedikit. Setelah itu, kembali normal.

"Seperti itulah karakteristik investasi portofolio. Para pedagang saham di mana pun juga selalu khawatir ketika ada kebijakan yang menyangkut movement orang banyak," jelasnya.

Asyari meyakini bahwa apa yang dilakukan oleh sejumlah menteri dan para buzzer bayaran memiliki misi politik saat menyerang kebijakan PSBB Ketat Anies.

Para penguasa dan buzzer bayaran, kata Asyari sadar gangguan ekonomi tidak akan bisa menjatuhkan reputasi Anies. Sebab, resesi ekonomi adalah dampak global Covid-19 yang melanda semua negara di dunia. Asyari yakin bahwa rakyat paham kesulitan ekonomi bukan hanya melanda Indonesia. Tapi, seluruh dunia.

"Mereka ingin sekali Anies Baswedan jatuh lewat kekacauan Covid-19," pungkasnya.

Oleh: Ratno Pandita, Pemerhati Sosial