Hasil Visum Jendral Soeprapto Korban Pembantaian PKI: Penuh Luka Tembak, Tusuk, Lebam Dan Patah Tulang



Sabtu, 26 September 2020

Faktakini.net

CATATAN SEJARAH

FAKTA TAK TERBANTAHKAN KEBIADABAN PKI : 
TUBUH JENDRAL R. SOEPRAPTO PENUH LUKA TEMBAKAN, 
LUKA TUSUKAN, LEBAM DAN PATAH TULANG💥

Hasil Visum R. SOEPRAPTO 
(DEPUTI II MENPANGAD), 
Pahlawan Revolusi yang Mati Syahid diculik lalu dibunuh secara Sadis oleh PKI di Lubang Buaya

Jenazah Mayjen R. Soeprapto diidentifikasi oleh Dokter gigi RSPAD Kho Oe Thian dari susunan gigi geligi sang jenderal.

Pada jenazah R. Soeprapto ditemukan :

(a) Tiga luka tembak masuk di
      bagian depan ,
(b) Delapan luka tembak masuk di
      bagian belakang,
(c) Tiga luka tembak keluar di
      bagian depan,
(d) Dua luka tembak keluar di bagian
      belakang,
(e) Tiga luka tusuk,
(f) Luka-luka dan patah tulang
      karena kekerasaan tumpul di
      bagian kepala dan muka,
(g) Satu luka karena kekerasan
      tumpul di betis kanan, dan
(h) Luka-luka dan patah tulang
      karena kekerasan tumpul yang
      berat sekali di daerah panggul
      dan bagian atas paha kanan.

DOKUMEN VISUM ET REPERTUM LETJEN SUPRAPTO 💥

Dari SITUS resminya yang dikeluarkan sejak, 
Senin (13/12/2010), 
Ada lagi sebuah dokumen visum et repertum yang dibuat oleh 4 dokter RSPAD Gatot Soebroto (ARMY HOSPITAL) Jakarta-Pusat yaitu 
Dr Roebino Kertopati, 
Dr Frans Pattiasina, 
Dr Sutomo Tjokronegoro, 
Dr Liaw Yan Siang, 
Dr Lim Joe Thay, 
Pada 5 Oktober 1965. 
Bagian nama, tempat tanggal lahir, pangkat, jabatan dan alamat sengaja dihitamkan.

Tampak dokumen Visum et repertum oleh dokter dituliskan PRO JUSTITIA. 
BAHWA SUMPAH PRO JUSTITIA Tidak boleh Bohong , 
Tidak boleh menambah, 
Tidak boleh mengurangi. 
Apa kenyataan itu, harus dimasukkan dalam visum et repertum itu harus jadi pegangan, sebab ini satu kenyataan, 
Bukan khayalan.

Namun dari deskripsi luka, 
Diduga kuat bahwa dokumen itu adalah dokumen visum et repertum Letjen TNI Anumerta R Soeprapto. Data pembandingnya adalah keterangan visum Letjen R Soeprapto yang pernah disebutkan dalam makalah pakar Politik Indonesia dari Cornell University, AS, Ben Anderson, pada jurnal ‘ Indonesia ‘ edisi April 1987.

Berbeda dengan AHMAD YANI, SOEPRAPTO masih hidup saat diculik dari rumahnya. 
Dia baru gugur di Lubang Buaya. Jadi di Lubang Buaya lah beliau dibantai oleh PKI.

Hasil visum menunjukkan kalau ada luka dan pukulan benda tumpul yang menyebabkan Patah tulang di bagian kepala dan muka R. Soeprapto.

Laporan visum untuk Soeprapto, selain patah/retak tulang tengkorak di enam titik, 
adalah patah tulang di betis kanan dan paha kanan.

Luka benda tumpul diduga batu atau popor senapan. 
Soeprapto memang mengalami 3 luka tusuk dari Bayonet . 
Soeprapto juga gugur akibat 11 luka tembak di berbagai bagian tubuh.

KETERANGAN LAIN :

- Ada kain sarung dan kemeja yang
  masih melekat pada korban.

- Jenderal Soeprapto masih hidup
  saat diculik dari rumahnya, 
  jadi beliau dibunuh oleh PKI di
  Lubang Buaya

- Terdapat patah/retak tulang
  tengkorak di enam titik, 
  adalah patah tulang di betis kanan
  dan paha kanan. 
  Luka benda tumpul diduga batu
  atau popor senapan.

SUMBER : 
FORMAT DOKUMEN VISUM ET REPERTUM 7 JENAZAH KORBAN

Dokumen visum et repertum ketujuh korban dituliskan dalam format yang sama. 
Di pojok kanan atas halaman depan terdapat tulisan 
“DEPARTEMEN ANGKATAN DARAT, DIREKTORAT KESEHATAN, RUMAH SAKIT PUSAT, PRO JUSTICIA”.