HILMI FPI Tanah Karo Bagikan Paket Sembako Untuk Warga Terdampak Erupsi Gunung Sinabung



Rabu, 9 September 2020

Faktakini.net, Jakarta - Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara meletus sebanyak dua kali dengan interval waktu pendek pada hari Senin (10/8/2020).

Waktu kemunculan dua letusan Gunung Sinabung hanya terpaut satu jam.

Erupsi pertama Gunung Sinabung hari itu terjadi sekitar pukul 10.16 WIB, Senin pagi. Letusan pertama ini mengeluarkan kolom abu setinggi ± 5000 meter di atas puncak Gunung Sinabung. Saat itu, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur dan tenggara.

Satu jam kemudian, Gunung Sinabung kembali erupsi. Letusan kedua Gunung Sinabung tersebut terjadi sekitar pukul 11.17 WIB, juga Senin pagi. Letusan ini terekam di seismograf memiliki amplitudo maksimum 120 mm, dengan durasi selama 2.246 detik.

Dua letusan pada Senin pagi menggenapi erupsi Gunung Sinabung dalam 3 hari terakhir menjadi 4 kali. Dua letusan yang lain terjadi pada Sabtu lalu, 8 Agustus 2020.

Ketika erupsi itu berlangsung, kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat. Arah gerak abu vulkanik saat itu menuju ke arah timur dengan intensitas sedang hingga tebal.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat diminta mengenakan masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik.

Masyarakat juga dapat mengamankan sarana air besih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh. Sementara itu, masyarakat yang tinggal di dekat sungai dengan hulu Gunung Sinabung dihimbau agar waspada terhadap bahaya lahar.

Aktivitas Gunung Sinabung saat ini sedikit reda, dalam 3 hari belakangan belum terlihat dan terdengar ada letusan lagi.

Sementara kondisi dan situasi lingkungan terdampak akibat erupsi Gunung Sinabung berdampak kepada tanaman para penduduk yang rata-rata mengalami gagal panen.

Jangkauan erupsi Gunung Sinabung ketika mengeluarkan awan panas bisa menjangkau area sejah 5 km kearah Tenggara, sementara itu desa-desa yang berada persis di jalur awan panas sudah lama diungsikan, ketempat yang dianggap aman. Wilayah tempat pengungsian mereka tersebar di daerah sekitar Kabanjahe dan Berastagi.

Menimbang situasi dan kondisi tersebut di area pengungsian atas instruksi Ketua DPD (Dewan Pimpinan Daerah) FPI Sumatera Utara Sayyed Hud Al Attos, serta Ketua HILMI Sumatera Utara langsung tanggap berkoordinasi dalam menyalurkan bantuan Kemanusiaan.

Bantuan kemanusiaan tersebut berupa paket sembilan bahan pokok (sembako) sebanyak 70 paket yang akan diserahkan kepada Warga Desa di Kecamatan Namanteran.

Bantuan yang diterima sebagian besar berasal dari DPD FPI Sumatera Utara, bantuan lainnya juga datang dan berasal dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) FPI Tanah Karo. DPW FPI Tanah Karo juga telah menyalurkan bantuan sembako ke Desa Ujung Teran sebanyak 60 paket sembako.

Bantuan tersebut diperoleh dan berasal dari Para Anggota serta Simpatisan FPI di Tanah Karo sendiri.

Perjalanan menuju wilayah pengungsian di tempuh selama kurang lebih 3 jam dari Kota Medan, sedangkan dari Kabanjahe perjalanan dapat ditempuh selama 1 jam.

Tim yang terjun dan terlibat dilapangan langsung dipimpin oleh Ketua DPD FPI Sumatera Utara dan Ketua HILMI Sumatera Utara serta dibantu dan didukung oleh Ketua FPI Tanah Karo dan sejumlah Laskar daerah. Di lokasi pengungsian Hilal Merah Indonesia bekerjasama dengan Badan Kesejahteraan Masjid di tiap-tiap Desa.

Syukur Alhamdulillah selama pelaksanaan pembagian sembako tersebut tidak terdapat kendala. Bantuan sembako tersebut diterima dengan senang hati oleh para warga desa.

Bantuan tersebut tidak hanya diberikan kepada warga yang beragama Islam tetapi juga diberikan kepada warga Desa yang beragama Nasrani dan mereka menerima dengan baik.

Sumber: Bang Nasrol Ketua DPW HILMI Tanah Karo, HILMI - FPI