Puji Anies Soal Tangani Covid-19, Tokoh Papua: Pemimpin Yang Dengarkan Rekomendasi Ahli




Sabtu, 19 September 2020

Faktakini.net

Soal Tangani Covid-19 di Jakarta, Tokoh Papua Puji Anies: Pemimpin yang Mendengarkan Rekomendasi Para Ahli

Dalam akun twitter @ChristWamea ia mengunggah video Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang menjelaskan tentang angka kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Jakarta.

Dalam keterangan video tersebut ia mengatakan Anies adalah gubernur yang bekerja sesuai basis pada rekomendasi para ahli. Sehingga langkah dan kerjanya terukur dan warga DKI Jakarta dapat merasakan hasil dari penanganan Covid-19.

"Pak Gubernur DKI @aniesbaswedan adlh pemimpin yg bekerja berbasis pd rekomendasi para ahli. Jd semua langkah dan kerjanya sangat terukur dalam menanggulangi Covod-19 di wilayah DKI dan hasilnya sangat dirasakan oleh warganya," terangnya pada Rabu, (16/09).

Dalam video tersebut Anies menegaskan jangan hanya melihat tingkat kematian akibat Covid-19 tapi lihatlah angka kematiannya. Kemudian, juga jangan menganggap kematian sebagai statistik, karena yang dikuburkan dalam kasus Covid-19 bukan persentase atau hitungan statistik melainkan yaitu jenazah manusianya.

"Sejak bulan Maret Bang Karni saya mengatakan jangan pernah anggap kematian sebagai statistik, karena ini adalah manusia ini adalah suami, ini adalah istri, ayah, kakak, adek, jadi begitu banyak orang," tegas Anies.

Anies juga melanjutkan tingkat kematian di DKI Jakarta kasus Covid-19 sebenarnya menurun jika dibandingkan dengan daerah lain. Tingkat kematian di Jakarta sebesar 2,7 sampai dengan 3 persen. Sedangkan di daerah lain ada yang di atas 7 persen tingkat kematian kasus Covid-19.

"Kalau bicara tingkat kematiannya turun, Jakarta itu tingkat kematiannya termasuk yang rendah. Di beberapa tempat lain di atas 7 persen. Jakarta ini tingkat kematiannya 2,7 sampai 3 persen bergerak disitu, tingkat kematian karena pembaginya banyak," tutur Anies.

Kemudian, ia mengingatkan dalam pengetatan PSBB akibat Covid-19, apabila di Jakarta tidak berhenti sejenak dan menahan ruang interaksi serta tetap menunggu sebentar di rumah maka tingkat keterpaparan akibat Covid-19 akan semakin bertambah dan risikonya juga semakin besar.

"Bila kita tidak berhenti sejenak, menahan ruang interaksi, menunggu sebentar di rumah agar mengurangi keterpaparan maka risikonya akan besar," tutupnya.

Oleh: Bestari Gumay, Warganet