Sering Jadi Bahan Bully Para BuzzerRP, Ternyata Hanya DKI yang Semangat Melakukan Test Covid-19
Ahad, 27 September 2020
Faktakini.net
Sering Jadi Bahan Bully Para BuzzerRP, Ternyata Hanya DKI yang Semangat Melakukan Test Covid-19
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kepada pemerintah daerah untuk terus meningkatkan tes Covid-19 dengan metode Polymerase chain reaction (PCR) untuk masyarakat. Tujuannya ialah memutus mata rantai Covid-19.
"Saya sampaikan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan sampel tes secara masif dan melakukan pelacakan yang agresif serta diikuti isolasi yang ketat," kata Jokowi dalam siaran telekonferensi di Istana Bogor seperti dilansir dari Merdeka.com, Sabtu (18/4/2020).
Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Tatak Ujiyati merasa sedih mengingat hanya DKI Jakarta yang semangat mencari kasus baru Covid-19. Padahal kata Tatak memburu kasus baru melalui tes PCR makan pemerintah dapat mengisolasi para penular.
"Sedih juga ya. Hanya Jakarta yg semangat mencari kasus baru Covid. Padahal dg berburu kasus baru melalui tes PCR, maka pemerintah bisa mengisolasi para penular," cuit Tatak melalui akun twitternya @tatakujiyati, Senin (17/8/2020).
Lebih lanjut, Tatak menyebut jumlah orang yang dites PCR di Jakarta jauh lebih tinggi dibanding rata-rata nasional dan provinsi lain.
Secara nasional, masih kata Tatak tes nasional rata-rata hanya 36 persen. Sedangkan DKI di angka 80 persen, dan Provinsi lain masih di angka 22 persen.
Untuk saat ini, Tatak menyebut penentuan Zona oleh pemerintah menjadi tidak bermakna mengingat mobilitas orang yang tak dibatasi oleh pemerintah.
"Zona-zona an sudah tak bermakna apa2 karena mobilitas orang tak dibatasi," ujar Tatak.
Setali tiga uang juga disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito. Ia mengaku jumlah tes Covid-19 belum merata. Kegiatan tes masih lebih banyak di DKI Jakarta. Padahal, kata dia peningkatan jumlah tes memiliki peran penting terhadap penanganan Corona dan pemulihan ekonomi nasional.
Wiku menyebut jumlah testing di Indonesia sudah mencapai sekitar 31.000 orang atau masih di bawah standar yang ditetapkan WHO. Sementara jumlah spesimen yang sudah dites mencapai 43.896.
"Saya perlu sampaikan per jumlah penduduk itu kalau kita rata-rata perlunya sekitar 38.500 orang diperiksa per hari sekarang sudah 31 ribu tinggal 8.000 orang lain per hari meskipun ini tidak konsisten kadang-kadang naik turun," kata Widi dalam video conference, seperti dilansir dari Detik.com, Rabu (23/9/2020).
Oleh Tono Rahadi, Warganet