Layani Pembunuh Ayahnya di Karbala, Imam Ali ZA Putra Imam Hussein: Itu Adalah Akhlakmu, Dan Inilah Akhlak Kami
Selasa, 1 September 2020
Faktakini.net
*ITU ADALAH AKHLAKMU, DAN INILAH AKHLAK KAMI*
Tatkala 71 orang terjatuh satu persatu. Tinggalah 1 orang di buat bulan - bulanan. Namun hatinya tetap saja beristighfar, memintakan ampun penyiksanya, tiap kali 1 panah menembusnya dan 1 sabetan pedang mengenainya, beliau hanya berucap :
*"Ampuni orang ini ya Allah ... ampunilah orang ini ....."*
Dan riwayat menyebutkan tidak lebih dari 31 anak panah dan 34 sabetan pedang mengenainya, disitulah dia jatuh berlutut, semakin khusyuk beristighfar, hingga seorang bernama *Syimr bin Dzil Jaushan* mengayunkan pedang nya dari belakang ke lehernya. Berakhirlah istighfarnya, dan beliau meninggalkan dunia ini, bersih, tak pernah membawa kebencian, dan mencaci maki para penyiksanya.
Mereka para pelaku pembunuhan keji itu adalah Yazid bin Muawiyah, Ubaidillah bin Ziyad, Syimir bin Dzil Jaushan dan para pendukung bani Ummayyah di padang Karbala. Imam Hussein dibunuh secara berkeroyok, lalu kepalanya dipancung bahkan dikisahkan kepala yang selalu diciumi oleh Baginda Nabi Muhammad itu dijadikan bola tendang dan ditusukkan ke tombak.
Di antara yang gugur di Karbala selain *Imam Husain AS* adalah Abu Bakr ibn Ali, Umar ibn Ali dan Utsman ibn Ali. Putra - putra dari *Ali ibn Abi Thalib*
Beberapa waktu setelah tragedi Karbala, *Yazid bin Muawiyah* memerintahkan eksekusi terhadap beberapa orang jenderal sebab suatu masalah. Salah satunya adalah lelaki yang juga terlibat dalam pembantaian di Karbala.
Karena merasa terancam, lelaki itu melarikan diri ke Madinah. Di sana, ia menyembunyikan identitasnya dan tinggal di kediaman *Imam Ali Zainal Abidin bin Husein*, cicit Rasulullah yang selamat dari pembantaian Karbala. Di rumah sosok yang dikenal sebagai *'as-Sajjad' (orang yang banyak bersujud)* ini, lelaki itu betul-betul dijamu dengan baik.
Ia disambut dengan sangat ramah dan disuguhi jamuan yang layak dalam tiga hari. Setelah tiga hari, lelaki pembantai dalam tragedi Karbala itu pamit pergi. *As-Sajjad* memenuhi kantong kuda lelaki itu dengan berbagai macam bekal, air, dan makanan.
Lelaki itu sudah duduk di atas pelana kudanya, namun ia tak kuasa beranjak. Ia termenung atas kebaikan sikap *As-Sajjad*. Ia merasa trenyuh karena sang tuan rumah tak mengenali siapa dia sebenarnya.
*"Kenapa engkau tak beranjak?" tegur As-Sajjad*. Lelaki itu diam sejenak, lalu ia menyahut,
*"Apakah engkau tidak mengenaliku, Tuan?"*
Giliran As-Sajjad yang diam sejenak, kemudian ia berkata, *"Aku mengenalimu sejak kejadian di Karbala."*
Lelaki itu tercengang. Ia tergugu dan memberanikan diri bertanya, *"Kalau memang engkau sudah mengenaliku, mengapa kau masih mau menjamuku sedemikian ramah?"*
As-Sajjad menjawab, *"Itu (pembantaian di Karbala) adalah akhlakmu. Sedangkan ini (keramahan) adalah akhlak kami. Itulah kalian, dan inilah kami."*
Semoga Allah SWT mudahkan hajat hajat kita, diberikan keturunan yang dapat mencontoh teladan Ahlil Bayt Nabi Muhammad SAW.. Aamiin