Tetap Pertahankan Cinta Aceh Untuk Rohingya



Kamis, 10 September 2020

Faktakini.net

TETAPLAH PERTAHANKAN CINTA ACEH UNTUK ROHINGYA

Oleh: Dr. Tgk Teuku Zulkhairi - Guru Besar UIN Ar Raniry Aceh

Beberapa orang mungkin mulai berubah pikiran kepada Rohingya yang terdampar di Aceh.

Mungkin ada yang merasa lelah mengapa masalah Rohingya belum selesai sehingga mereka terdampar lagi di Aceh.

Tapi saya bersyukur bahwa para Aktivis Kemanusiaan tidak pernah mengeluh. Mereka yang selalu di baris depan membantu Rohingya dan membantu siapa saja yang lemah tidak mengeluh mengapa Rohingya datang lagi.

Kemanusiaan memang betul-betul melampaui batasan waktu dan teritorial. Sebab seperti itulah Islam mengajarkan.

Untuk yang tidak senang dengan kehadiran Rohingya di Aceh dan sudah pasti bukan Relawan Kemanusiaan, saya mengusulkan sebaiknya perbanyak diam dan biarlah Orang-orang yang memiliki Jiwa Kemanusiaan terjun membantu Rohingya.

Biarlah Aktivis Kemanusiaan bekerja membantu Rohingya tanpa perlu kita mengeluh mengapa Rohingya datang lagi atau alasan lain misalnya kecurigaan bahwa mereka datang karena ada yang mengkoordinir.

Mengapa kita yang mengeluh? Padahal kita tidak membantu apapun dan kedatangan Rohingya juga tidak mengurangi harta kita.

Patut kita renungkan bagaimana jika seandainya Rohingya itu adalah kita.

Apakah kita akan senang hati memasuki perahu yang sesak dengan jumlah ratusan manusia dan lalu berangkat tanpa arah dan tujuan serta meninggalkan Tanah Air dan Keluarga?

Jika Rohingya itu adalah kita, apakah kita akan memilih naik ke Perahu malang itu dan berbulan-bulan ditengah gelap gulitanya malam di lautan?

Maka sebaiknya diam saja. Biarlah mereka dibantu oleh orang-orang yang gemar menolong. Biarlah Rohingya ini datang dan dibantu oleh sesama Muslim ketimbang mereka diurus oleh orang-orang yang kemudian akan membuat mereka berganti agama.

Lihatlah foto seorang Muslimah yang telah dikuburkan ini.

Saya dengar, Almarhumah Rohingya yang meninggal ini telah terkatung-katung selama 7 bulan di laut. Bukan saja LAPAR, tapi SAKIT. Bayangkan, berbulan-bulan mereka di lautan.

Bayangkanlah jika Almarhumah itu adalah Adik kita. Atau Kakak kita. Atau Ibu kita. Tidak kah kita akan SAKIT dan MENANGIS?

Mereka tidak akan datang kalau bukan karena mereka terusir dari tanah air mereka. Terusir oleh Kaum Kafir yang menindas dan zalim.

Apa yang akan kita jawab kelak di hadapan Allah subhanahu wa taala jika kita ditanyai kontribusi apa yang telah kita berikan selama di dunia untuk meringankan derita saudara Muslim Rohingya kita?