Sudah Lakukan Pengukuran, HILMI FPI Segera Serahkan Kaki Palsu Untuk Penerima Di Cirebon Dan Lainnya
Kamis, 8 Oktober 2020
Faktakini.net, Jakarta - Alkisah tersebut Pak Ian Kapal, lelaki berusia 38 tahun seorang pembuat kaki palsu. Pak Ian Kapal tinggal di jalan Salak 2 No. 33 Perumnas 1 Kota Tanggerang, provinsi Banten. Kata “Kapal“ dibelakang namanya merupakan singkatan dari kata “Kaki Palsu“.
Ya memang benar Pak Ian pun menggunakan Kaki Palsu, yakni kaki sebelah kirinya. Sebelum tahun 2000 Pak Ian mengalami kecelakaan yang menyebabkan kaki sebelah kirinya terpaksa harus diamputasi. Sejak itu Ia menggunakan Kaki Palsu, tepatnya sejak tahun 2001.
Pak Ian Kapal memulai produksi kaki palsu sejak tahun 2007. Latar belakang yang menyebabkan Pak Ian membuat Kaki dan Tangan Palsu serta membantu sesama penyandang disabilitas adalah karena Ia merasa senasib sama-sama sebagai penyandang disabilitas. Karenanya Pak Ian bertekat untuk membantu sesama penyandang disabilitas. Sejak tahun 2007, Ia telah banyak memproduksi kaki dan tangan Palsu. Jika dirata-rata setiap bulannya Ia membuat antara 8 hingga 10 kaki palsu.
Tersebutlah Ibu Eriyah. 7 bulan yang lalu ia mengalami kecelakaan saat dibonceng oleh putranya. Hingga kemudian kaki Ibu Eriyah terpaksa harus diamputasi. Setelah membaca apa yang dilakukan oleh HILMI FPI Ibu Eriyah mengajukan permohonan untuk pembuatan kaki palsu.
Singkat cerita permohonan itu sampai ke DPP HILMI di Jakarta. Saat mempelajari dan membandingkan produsen pembuat kaki palsu. Masuklah data Pak Ian Kapal. Hingga suatu saat Bib Ali Al Hamid berkenalan dengan Pak Ian Kapal lewat no kontak yang diberikan oleh seorang Laskar.
Akhirnya mereka pun berangkat menuju Cirebon. Ke tempat kediaman Ibu Eriyah. Untuk melakukan pengukuran pembatan kaki palsu.
Setelah pertemuan di Cirebon dengan Ibu Eriyah. Selanjutnya disepakati kerjasama antara Pak Ian Kapal dengan DPP HILMI FPI terkait pembuatan kaki palsu di beberapa tempat. Pembuatan Kaki Palsu tersebut antara lain adalah di Jakarta 3 orang, di Jawa Barat 1 orang dan di Sumatera Barat 1 orang.
Berikut Ini data-data singkat penerima bantuan Kaki Palsu.
1. Ibu Murni, tinggal di Duri Kepa, Kebon Jeruk Jakarta Barat. Pekerjaan Cuci Gosok dan aktif di Pengajian. Tinggal di 1 rumah bersama 11 saudara kandungnya. Kedua orang tuanya sudah meninggal.
2. Bapak Jeni, tinggal di Duri Kepa, Kebon Jeruk Jakarta Barat. Adalah mantan Qoid Laskar FPI Kebon Jeruk pada awal berdirinya FPI. Tinggal dirumah sederhana bersama Istri dan 2 anaknya yang sudah bekerja.
3. Uda Nata, tinggal di Semanan, Kalideres Jakarta Barat. Setelah diberhentikan dari kerjaannya sebagai pengantar air galon dan tabung gas. Kini bekerja serabutan menjajakan roti di Rumah Susun Pesakih Kalideres. Terlilit hutang hingga lebih dari Rp 3 juta di bank keliling dan koperasi. Tinggal di kontrakan bersama Istri dan 2 anak yang belum sekolah.
4. Nama Rudi. Pekerjaan pengemudi atau driver Go-Jek. Bergabung dengan Jamaah Tablig. Menderita diabetes sehingga waktu luka tidak sembuh-sembuh akhirnya terpaksa diamputasi.
5. 10 bulan yang lalu Ibu Wiwin penderita diabetes basah serta ada virus yang menyebar. Dokter menyarankan untuk diamputasi agar virus tidak menyebar. Sang Suami meninggal tahun 2017. Ibu Wiwin dirawat oleh anak perempuannya. Alhamdulillah untuk biaya kuliah sang anak mendapatkan beasiswa dari Kampus.
Foto: Pak Rudi penerima bantuan kaki palsu
Sumber: Habib Ali Al Hamid, Bapak Ian Kapal, HILMI FPI