Ratusan Ribu Umat Islam Bangladesh Turun Ke Jalan Kecam Macron Si Penghina Islam
Rabu, 28 Oktober 2020
Faktakini.net, Jakarta - Umat Islam tidak pernah mengusik Tuhan dan sesembahan agama lain, termasuk Tuhannya si Emmanuel Macron Presiden Prancis.
Maka itu sangat wajar umat Islam di seluruh dunia marah dan mengecam Macron yang telah menghujat agama Islam, termasuk umat Islam di Bangladesh.
Ratusan ribu umat Islam Bangladesh berdemonstrasi di Dhaka Ibu Kota Bangladesh pada Selasa (27/10/2020) menyerukan boikot produk Prancis dan membakar patung Presiden Emmanuel Macron sebagai bentuk kemarahan setelah dia membela penerbitan kartun Nabi Muhammad.
Polisi mengklaim lebih dari 40.000 orang ambil bagian dalam demonstrasi yang diorganisir oleh sebuah partai Islam Bangladesh tersebut. Namun dari foto yang beredar massa diperkirakan mencapai 100 ribu lebih.
Para demonstran berhasil dihentikan aparat keamanan sebelum bisa mendekati kedutaan Prancis di Dhaka.
Ratusan petugas menggunakan barikade kawat berduri untuk menghentikan pengunjuk rasa yang bubar tanpa kekerasan.
Macron telah menjadi sasaran protes di beberapa negara atas komentarnya, yang dibuat setelah seorang guru dipenggal karena menunjukkan kartun penghinaan terhadap Nabi Muhammad tersebut kepada murid-muridnya.
Unjuk rasa itu diselenggarakan oleh Islami Andolon Bangladesh (IAB), salah satu partai Islam terbesar di negara itu, dan dimulai di masjid terbesar Bangladesh. Para pengunjuk rasa meneriakkan "Boikot produk Prancis" dan menyerukan agar Macron dihukum.
"Macron adalah salah satu dari sedikit pemimpin yang menyembah Setan," kata Ataur Rahman, seorang senior Islami Andolon di masjid nasional Baitul Mukarram sebagaimana dilansir AFP.
Rahman meminta pemerintah Bangladesh untuk "mengusir" duta besar Prancis sementara pemimpin lainnya, Hasan Jamal, mengatakan para aktivis akan "merobohkan setiap bata gedung itu" jika utusan itu tidak diperintahkan keluar.
"Prancis adalah musuh Muslim. Mereka yang mewakili mereka juga musuh kami," kata Nesar Uddin, seorang pemimpin muda kelompok itu.
Bahkan setelah unjuk rasa dihentikan, para demonstran berbaris di jalan-jalan lain meneriakkan "Boikot Prancis" dan "Macron akan membayar mahal."
Komentar presiden Prancis tentang Islam telah menyebabkan pertikaian diplomatik dengan Turki. Macron berkata bahwa guru sekolah itu "dibunuh karena para Islamis menginginkan masa depan kita.
Sumber: okezone.com dan lainnya.