Tabur Bunga Purnawirawan Di TMP Kalibata Diganggu Pendemo
Kamis, 1 Oktober 2020
Faktakini.net
TABUR BUNGA PURNAWIRAWAN
by M Rizal Fadillah
Kasus kericuhan Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 30 September 2020 sore saat acara ziarah dan tabur bunga Purnawirawan TNI ini tidak mungkin tanpa disain. Aksi demo yang "menolak" sudah dapat diduga sebagai buatan, bayaran, dan teror. Pantas jika aksi pelecehan seperti ini mendapat perlawanan.
Baik peserta aksi demo maupun pembuat aksi semestinya ditindak oleh aparat Kepolisian tetapi selalu saja terkesan dibiarkan. Sehingga kening berkerut dengan seratus pertanyaan. Pemerintah sedang bermainkah ? Betapa kasar permainannya. Jika model seperti ini masuk kategori operasi intelijen, maka betapa tidak cerdiknya operasi itu.
Para purnawirawan TNI turun gunung melakukan aksi moral. Purnawirawan adalah hati dan cermin dari TNI aktif yang masih terikat oleh disiplin komando. Fenomena kegelisahan ini semestinya ditangkap dengan sepenuh jiwa karena kondisi ini tidak biasa.
Selain ulama, santri, dan aktivis Islam, maka TNI adalah sasaran PKI. Kepekaan elemen ini cukup tinggi terhadap ancaman dan bahaya PKI dan Komunisme. Oleh karenanya agenda ziarah dan tabur bunga pada tanggal 30 September ini menjadi sinyal dari kepekaan tersebut. Pemerintahan Jokowi semestinya memahami perasaan "old soldiers" yang sedang mengunggah memori.
Ketika kasus laporan LBP atas M Said Didu, maka dukungan Purnawirawan TNI kepada MSD mengalir deras. Demikian juga saat Ruslan Buton ditangkap dan terlebih lebih peradilan Kivlan Zen luar biasa ribuan Purnawirawan diantaranya ratusan Pati memberi dukungan tertulis. Fenomena turun gunung para Purnawirawan TNI ini menjadi peristiwa politik yang menarik.
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang bersedia menjadi salah satu Presidium KAMI adalah sebuah kejutan. KAMI sebuah gerakan sangat kritis terhadap penyelenggaraan negara pimpinan Presiden Jokowi. Gatot tentu tidak sendirian ada banyak barisan Purnawirawan di belakangnya.
Aksi Purnawirawan di berbagai even tidak bisa dianggap lalu. Di samping wujud kekecewaan atas peran terlalu besar "angkatan" Kepolisian dan pengecilan TNI pasca pemisahan, juga hal ini menjadi suara keras gerakan moral dan patriotisme. Arah pengelolaan negara dinilai telah jauh melenceng. Melenceng jauh.
Purnawirawan adalah hati dan cermin dari TNI aktif yang masih terikat oleh disiplin komando.
Komando yang kadang dibelenggu oleh permainan politik.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 1 Oktober 2020