Tegas! FPI Minta Nuzul Rachdy Si Penuding 'Pesantren Bawa Limbah' Mundur 19 Oktober
Jum'at, 16 Oktober 2020
Faktakini.net, Jakarta - Ormas Islam Front Pembela Islam (FPI), mengingatkan Badan Kehormatan (BK) DPRD Kuningan, untuk tidak main mata dengan DPC PDIP Kuningan untuk menetralisir kasus diksi “limbah” Nuzul Rachdi agar tidak mundur dari jabatannya sebagai ketua DPRD.
“Ingat, puluhan ribu pasang mata saat ini menyoroti kerja BK DPRD,” ucap Ketua FPI Kuningan, Kyai Edin Kholidin, Jum’at (16/10/2020), kepada InilahKuningan
Permohonan maaf Nuzul, menurut Kyai Edin, hanya bisa menyelesaikan masalah normatif dengan Husnul Khotimah, tapi tidak dengan umat. Maka untuk kemaslahatan umat, jalan satu-satunya Nuzul Rachdi harus mengundurkan diri dari Ketua DPRD Kuningan.
“BK DPRD harus professional dalam merealisasi aspirasi umat Islam. Kami beri batasan waktu sampai 19 Oktober,” tegas dia
Manakala BK DPRD tidak mampu memberikan keputusan sesuai tanggal deadline FPI, maka Ia mengancam akan mengadakan aksi besar-besaran, pada 22 Oktober, di halaman gedung DPRD.
Selanjutnya, FPI mendesak PDIP sebagai asal partai Nuzul Rachdi untuk mengeluarkan rekomendasi bahwa, Nuzul Rachdi harus diturunkan dari jabatan ketua DPRD Kuningan.
“Alasannya sudah jelas dan nyata. Masyarakat Kuningan menolak Nuzul Rachdi sebagai ketua DPRD atas ucapannya telah menghina pesantren dan santri,” tandas Kyai Edin.
Sebagaimana diketahui, tudingan Nuzul yang juga merupakan Sekretaris DPC PDIP Kuningan dalam menyikapi penyebaran wabah Covid-19 yang terjadi di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, di Media Sosial/ Youtube saat diwawancara oleh awak media, akhirnya menuai protes warga masyarakat bahkan mereka mendesak Nuzul untuk mundur dari jabatannya.
"Jangan sampai Husnul ini hanya membawa limbah, limbah wabah dan limbah segalanya......" , ujar Nuzul.
Sementara itu Kang Jabrig Siap Pimpin Aksi, Jika Keputusan BK Tidak Sejalan Dengan Kaum Sarungan
Diksi "limbah" yang dilontarkan Ketua DPRD Kabupaten Kuningan, Nuzul Rachdy, masih menjadi buah bibir dikalangan masyarakat. Salah satunya Pimpinan Laskar Pembela Islam Kabupaten Kuningan, M. Hasan Amirudin.
Melihat semakin banyaknya para tokoh ulama, ormas di Kabupaten Kuningan yang ikut menyikapi tentang diksi "limbah" tersebut, menurut Hasan, itu cukup menjadi bukti bahwa permasalahan ini bukan permasalahan yang bisa dianggap sepele.
M.Hasan, yang juga merupakan salah satu Dewan Kyai Ponpes Hidayatul Ikhwan Tegalgede Ciputat mengatakan, isu "limbah" dalam beberapa Minggu kebelakang selalu menjadi "Tranding Topik" di Kabupaten
Foto: KH Edin Kholidin
Sumber: inilahkuningan.com dan lainnya