Panglima TNI Muncul Dan Menuding, Dewan Pakar ICMI: Siapa Pengganggu Persatuan Bangsa Itu?

 


Senin, 16 November 2020

Faktakini.net, Jakarta - Beredar viral video pendek. Intinya panglima TNI dan 3 Kastaf berteriak siapa yang ganggu persatuan bangsa akan berhadapan dengan TNI. 

Pernyataan itu membuat publik bingung siapa dimana bagaimana apa maksudnya te tiba bilang begitu ? Redaksi minta tanggapan Dewan Pakar ICMI Pusat Anton Tabah via telpon Ahad malam 15/11/2020 sbb;  

Kalau umumkan sesuatu harus jelas tegas terhadap apa yang diumumkan jangan membuat publik bingung. Bagaimana dan siapa pengganggu persatuan tsb? Apakah ustad atau ulama? Ustad yang mana siapa kenapa

Segalanya harus terukur. 

Lebih lanjut Anton yang juga Dewan Penasehat HMI ini menegaskan bangsa ini sudah sepakat sejak awal berdiri NKRI bahwa perusak persatuan paling nyata adalah yang mau ubah Pancasila, UUD 1945 dan Dasar negara KeTuhanan Yang Maha Esa. Dari sini tampak jelas perusak persatuan itu yang pro komunis yang bangun hubungan mesra luas dengan negara komunis. Ini jelas melanggar KUHP pasal 107e. (Baca KUHP pasal 107a s/d 107f)

Bangsa Indonesia sangat sadar ilmu dan pengalaman. stiap berhubungan mesra dg RRC slalu gaduh kenapa kini  diulangi? Apalagi UU melarangnya.

Kata Anton. Hal ini sudah diingatkan oleh Ketua Umum ICMI mantan Ketua MK Prof Jimly Assidiqie bahwa menjalin hubungan luas dengan negara komunis itu melnggar UU. Dari Tap MPRS XXV/1966 UU 27/1999 KUHP dll. (RMOL.ID 16/6/20)

Kalo konsekwen pelanggar UU inilah pengganggu persatuan bangsa Indonesia. Mereka yang harus ditindak oleh TNI.

Sekali lagi Anton Tabah Ingatkan Panglima TNI kalo mau menindak perusak persatuan tindaklah yang jelas mau ubah pancasila dan yang melanggar UU tsb.

Bukan ulama atau ustadz yang selalu taati Pancasila dan UUD 1945 antara lain melaksanakan perintah agamanya amar ma'ruf nahi munkar sesuai amanah UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2. Tegasnya. (R)

Posting Komentar untuk "Panglima TNI Muncul Dan Menuding, Dewan Pakar ICMI: Siapa Pengganggu Persatuan Bangsa Itu? "