Puisi Untukmu Ya Habibana

 



Jum'at, 6 November 2020

Faktakini.net

*PUISI UNTUKMU YA HABIBANA*

Oleh : *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

_Ah, rasanya tak sabar memandang matahari menyembul di Senin pagi, tanda dua sinar akan kembali berpijar, sinar matahari dan sinar keteguhanmu mengarungi samudera dakwah,_

_Engkau tak kepincut pada dunia, ketika mayoritas mereka memperebutkannya. Engkau tak silau pada dunia, disaat mereka menggelarnya untukmu, Engkau tak ingin segera menepi dan rehat dari dakwah, sampai kemenangan itu tiba, hingga Nasrullah turun atau Allah SWT takdir kan suratan yang lebih baik dari itu,_

_Kami telah berpijar dan membara tanpa mu, tapi geliat dakwah akan semakin membahana bersamamu,_

_Kami rindu agitasi khas mu, orasi Khas, takbir khas,_

_Siap bela ulama ? Siap bela Rasulullah Saw ? Siap bela Islam ? Takbir ! Shollu 'alan Nabi !_

_Kami telah menggelar, sejumlah etalase dakwah untuk memulai perjuangan baru, di era pasca kedatangan mu,_

_Percayalah, kami rindu bersamamu, bersama ulama lainnya, bersama para Habaib, bersama kaum muslimin, bersatu membela agama Islam,_

_Apa yang pernah berlaku baik untuk agama dan Umat ini di masa yang lalu, atas kehendak-Nya akan kembali bermula. Sesungguhnya mereka para pembenci Islam, hanya mampu membuat tabir, tapi tak mampu menghalangi matahari terbit._

_Kupersiapkan sejuta prosa dalam sepenggal bait puisi, untuk kutamsilkan betapa merindunya hati, akan sebuah perjumpaan yang telah lama dinantikan. ini bukan hanya soal diriku dan dirimu, ini adalah perasaan yang menggelayuti benak Umat. Kerinduan akan kebangkitan Islam, saat hukum Allah SWT tegak di muka bumi, sebagaimana kita, antara aku dan dirimu, juga antara kita dan umat ini, yang sangat rindu tegaknya syariat Islam._

_Rasanya, panen seperti lebih cepat tiba,  masa untuk menggunakan galah lebih cepat dari yang dipikirkan. Itulah janji, dimana harapan tak boleh putus, sebab kenyataan tak selalu menunggu harapan, bahkan datang lebih baik cepat dari yang diinginkan._

_Marhaban ya Habibana, Selamat datang di negeri tercinta, sudah waktunya mengunduh rindu untuk melepas segenap dahaga akan perjuangan Islam bersama-sama umat di negeri ini, dan kelak akan menyapu seluruh negeri, hingga tak ada penyembahan selain hanya kepada Allah SWT semata._ [].