Tokoh Tionghoa: Jokowi Harus Sambut Kepulangan Habib Rizieq Dengan Karpet Merah!




Jum'at, 6 November 2020

Faktakini.net, Jakarta -  Rencana kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab pada hari Selasa 10 Nopember 2020 mendatang mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan.

Tak hanya kalangan umat Islam, sambutan juga datang dari tokoh Komunitas Masyarakat Tionghoa (KOMIT), Lieus Sungkharisma.

“Ini merupakan langkah yang positif bagi Indonesia dalam upaya membangun kehidupan kenegaraan yang kondusif,” kata Lieus dalam keterangan tertulis yang diterima netralnews.com, Kamis (5/11/2020).

Menurut Lieus, pulangnya Habib Rizieq setelah 3,5 tahun lebih berada di pengungsian, adalah langkah besar bagi pembangunan politik Indonesia di masa datang.

“Oleh karena itu, saya menyarankan agar Presiden Jokowi menyambut kepulangan Habib Rizieq dengan membentangkan karpet merah dan memberinya ruang yang luas untuk memimpin revolusi akhlak di negeri ini,” ujarnya.

Lieus menambahkan, terlepas dari apapun masalah yang selama ini menimpa Habib Rizieq hingga ia mengasingkan diri ke Arab Saudi, kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia adalah berkah yang harus disyukuri oleh pemerintah Indonesia.

“Sebab, apapun cerita buruk yang dihubung-hubungkan dengan Habib Rizieq selama ini, faktanya Habib Rizieq adalah salah satu putra terbaik Indonesia yang sudah seharusnya dihargai sebagai asset bangsa,” tegasnya.

Lieus menjelaskan, pada mulanya Habib Rizieq dan keluarganya berangkat ke luar negeri pada April 2017 untuk melaksanakan ibadah umroh, namun rupanya ada rentetan peristiwa lain yang terjadi sebelumnya, yakni berupa teror yang mengancam jiwanya dan keluarganya.

“Seperti kata Ketua Presidium 212, Ustadz Ansufri Sambo, di antaranya adalah peristiwa penembakan oleh sniper yang menyasar ke rumah Habib. Akibat teror itu, Ustadz Ansufri ID Sambo bahkan sempat mengadu ke Komnas HAM,” ungkap Koordinator Forum Rakyat itu.

Pada perkembangannya, lanjut Lieus, kepergian Habib Rizieq ke luar negeri itu kemudian dikait-kaitkan dengan macam-macam cerita buruk. Habib Rizieq sendiri kemudian sempat diperiksa oleh polisi sebagai saksi kasus chat fitnah yang katanya melibatkan Firza Husein. Yang akhirnya kasus chat fiktif tersebut telah di SP3 oleh polisi. 

“Namun, apapun cerita buruk yang menimpa Habib Rizieq itu, adalah tidak pantas Ulama dan Imam Besar FPI tersebut diperlakukan seperti itu. Bahkan sudah berkali-kali Habib Rizieq menyatakan ingin pulang. Tapi selalu saja beredar pernyataan dari para pejabat negara yang justru menyudutkannya,” jelasnya.

“Ada saja isu yang dihembuskan. Dari masalah deportasi, izin tinggal, over stay sampai pencekalan. Di satu sisi mereka selalu bilang silahkan Habib Rizieq pulang, tapi di sisi lain selalu muncul pernyataan yang memojokkannya. Termasuk yang belakangan ini pernyataan dari Menkopolhukam Mahfud MD yang menyebut Habib Rizieq dicekal karena menerima amplop pengumpulan dana untuk tujuan politik. Padahal tuduhan itu tidak terbukti,” sambung Lieus.

Karena itulah, terkait kepulangan Habib Rizieq kali ini, Lieus meminta Presiden Jokowi untuk mengingatkan para pembantunya agar tidak lagi mengeluarkan pernyataan yang justru semakin memperkeruh suasana.

“Negara ini tidak bisa dibiarkan kisruh terus oleh statemen-statemen pejabatnya yang asal bicara. Negeri ini butuh membangun. Tapi pembangunan hanya bisa dijalankan dengan baik kalau situasi sosial politik negara berjalan kondusif,” papar Lieus.

Ditegaskan Lieus, ia sendiri akan memberi dukungan penuh pada langkah-langkah positif Presiden Jokowi dalam menyambut kepulangan Habib Rizieq tersebut.

“Presiden Jokowi harus menjadikan kepulangan Imam Besar FPI dengan jutaan pengikut ini sebagai langkah awal rekonsiliasi untuk kebaikan bangsa,” kata Lieus yang berjanji akan datang untuk ikut menyambut kepulangan Habib Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta.

Foto: Lieus Sungkharisma

Sumber: netralnews.com