Muhammadiyah Desak Jokowi Bentuk Tim Independen Usut Pembunuhan 6 Laskar FPI

 




Selasa, 8 Desember 2020

Faktakini.net, Jakarta - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim independen untuk mengusut kasus penembakan terhadap 6 anggota laskar Front Pembela Islam (FPI). Tim independen ini diharapkan dapat mengusut kasus yang menewaskan pengawal Habib Rizieq Shihab ini secara tuntas.

"Kepada Presiden selaku panglima tertinggi TNI dan Polri juga kami mendesak terhadap peristiwa ini bukan saja diambil sikap yang minimalis atau formalistik, tetapi dibentuk satu tim yaitu tim independen yang terdiri dari sejumlah pihak," kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas melalui siaran YouTube Muhammadiyah Channel, Selasa (8/12/2020).

Busyro mengatakan tim ini diharapkan akan melibatkan berbagai lembaga negara. Jadi tim gabungan ini dapat menginvestigasi secara objektif.

"Ada lembaga negara misalnya Komnas HAM, ada lembaga negara yang lain yang terkait dengan persoalan yang sudah terjadi ini dan unsur-unsur masyarakat yang memiliki kompetensi dan track record untuk menelaah, mengkaji objektif, benar berdasarkan fakta yang tidak ada yang tersembunyi dan disembunyikan termasuk di sini unsur masyarakat itu adalah IDI, Ikatan Dokter Indonesia," katanya.

Busyro menilai pembentukan tim independen ini perlu dilakukan di negara demokrasi. Dia berharap pada kasus ini tidak ada keberpihakan dan dijalankan secara terbuka.

"Tim independen ini penting karena kita hidup sudah tahu dari sejak lama dalam negara yang menganut sistem demokrasi, demokrasi yang mengandung moralitas, demokrasi yang dijiwai oleh Pancasila, UUD 1945, dan komitmen rakyat yang begitu kuat moralitasnya itu menuntut agar ada proses yang balance, tidak sepihak, proses yang menunjukkan keterbukaan, kejujuran dan akuntabilitas, oleh karena itu PP Muhammadiyah memandang sangat mendesak dibentuknya tim independen tersebut," katanya.

Busyro meminta agar peristiwa penembakan ini menjadi pelajaran. Kepada kepolisian, Muhammadiyah meminta agar bersifat jujur dan profesional.

"Oleh karena itu, diminta dengan sangat peristiwa ini menjadi pelajaran untuk kesekian kalinya jangan sampai kemudian terulang atau diulang lagi. Tentu kepada aparat kepolisian kita meminta dan kita tuntut untuk menunjukkan kejujuran dan profesionalitasnya," sebutnya.

Sumber: detik.com