Aloysius Hartono: Kriminalisasi Terhadap HRS Adalah Aib Bangsa Ini Dan Mencoreng Generasi Saat Ini

 





Ahad, 31 Januari 2021

Faktakini.info, Jakarta - Hari Sabtu (30/1/2021) di group-group whatsapp beredar tulisan terbaru Aloysius Hartono, umat Katolik yang selama ini dikenal bersimpati pada FPI dan Habib Rizieq, dan tulisannya juga sudah sering dimuat di berbagai media online. 

Kali ini Aloysius menyoroti penahanan terhadap Habib Rizieq yang ia sebut sebagai kriminalisasi dan ketidakadilan yang mencoreng pemerintahan Jokowi dan juga generasi saat ini. 

Sebagai berikut tulisan beliau selengkapnya. 

Kriminalisasi Terhadap HRS Berlebihan! Ini Aib Buruk Bangsa Yang Juga Mencoreng Generasi Kita 

Salam sejahtera untuk kita semua

Kembali saya, Aloysius Hartono ingin menyapa anda semua. Semoga Anda semua sehat dan diberkati Tuhan. 

Saya kembali ingin menyampaikan keluh kesah saya terkait kondisi perpolitikan terkini di Indonesia. Langsung saja saya kutip pemberitaan dari Web Online Pikiran Rakyat, 23 Januari 2021, 06:59 WIB. 

- Penceramah Rizieq Shihab kembali gegerkan Tanah Air, usai dilaporkan salah satu BUMN PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII ke Bareskrim Polri.PTPN VIII melaporkan Habib Rizieq Shihab ke Bareskrim Polri terkait dugaan penggunaan lahan tanpa izin Pondok Pesantren Alam Agrokultural Markaz Syariah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hal tersebut disampaikan langsung oleh kuasa hukum PTPN VIII Ikbar Firdaus Nurahman di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat, 22 Januari 2021. Cut - 

Saat ini HRS sudah ditahan di Rutan Bareskrim (Sebelumnya di Rutan Polda Metro; AH). Tapi sudah pun beliau ditahan dan kasus nya tersebut belum disidangkan, beliau sudah dihujani dengan kasus demi kasus, yang tentu sangat memprihatinkan karena aroma ketidakadilan dan kriminalisasi nya teramat jelas. 

Bahkan pesantren HRS yang sudah dibeli secara sah pun mau direbut juga, padahal  kita tahu selama ini kroni penguasa dan para pengusaha banyak yang menguasai lahan negara secara tak prosedural, tapi hanya HRS yang diganggu. 

Padahal HRS bukan mencuri, tapi membeli lahan tersebut, dan beliau sudah menyatakan ikhlas apabila lahan itu mau diambil lagi oleh negara asalkan dana pembelian diganti, supaya bisa membangun pesantren di tempat yang lain. Tapi penguasa kenapa bertindak seperti perampok terhadap HRS? 

Saya jadi sungguh sedih dan bertanya-tanya... 

Sampai kapan kebencian dan dendam kesumat penguasa negeri ini terhadap HRS bisa hilang? 

Satu lagi, apakah kriminalisasi ini perbuatan pak Jokowi, atau perbuatan pejabat di lingkaran pak Jokowi yang dibiarkan oleh beliau? 

Maafkan saya bertanya begini, karena saya pun tidak tahu siapa otak sesungguhnya dari berbagai kriminalisasi dan ketidakadilan ini. 

Namun siapapun biang keladinya, tapi generasi mendatang tetap akan mencatat ini sebagai rekam jejak sangat buruk dari pak Jokowi, karena berbagai kriminalisasi dan ketidakadilan ini terjadi di masa pemerintahan beliau. 

Kriminalisasi dan ketidakadilan ini adalah aib bangsa kita, yang nantinya juga akan tercatat sebagai rekam jejak buruk generasi saat ini di masa depan. 

Kalau karena Basuki (Ahok) yang masuk penjara dan kalah di Pilgub DKI yang dijadikan alasan kemarahan dan pembalasan dendam terhadap HRS, tokh yang memutuskan Ahok bersalah menistakan agama adalah Majelis Hakim di Pengadilan, bukan HRS, dan itu adalah Hakim di era kekuasaan Jokowi, jadi kenapa HRS yang dimusuhi? 

Kalau karena Ahok kalah di Pilgub DKI 2017 dari Anies-Sandi, itu adalah hasil Pilkada yang harus dihormati, itu lah suara warga DKI, sebagaimana Jokowi - Ahok menang di Pilgub DKI sebelumnya dari Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli juga harus diterima. Jadi kenapa pula HRS yang dimusuhi? 

Saya bukan Muslim, saya umat Katolik, tapi saya cinta negeri ini dan seluruh rakyatnya, saya juga cinta umat Islam dan saya sangat sadar negeri ini mayoritas nya adalah umat Muslim. 

Yesus sendiri mengajarkan untuk mengasihi sesamamu sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri. 

Yesus mengajarkan kita bahwa orang-orang di sekitar kita adalah sesama kita, bukan musuh. Maka itu Yesus mengajarkan untuk berbuat baik kepada siapapun yang memerlukan pertolongan.

Bila pemerintah terus memusuhi dan berbuat jahat kepada tokoh agama dari umat mayoritas (Muslim), khususnya yang berseberangan pilihan politik dengan pemerintah, dalam hal ini HRS, saya berani mengatakan itu berarti pemerintah sedang menggali kuburnya sendiri. 

Karena bagaimana mungkin kedamaian dan kerukunan akan datang di negeri ini bila Tokoh Ulama besar dari umat agama mayoritas terus diganggu, dikriminalisasi dan dipenjarakan?

Kami pun umat minoritas sangat khawatir melihat hal ini... 

Kami sangat khawatir bagaimana yang terjadi nanti bila hal ini terus berlanjut. Karena akibat ketidakadilan penguasa, negeri ini telah beberapa kali terpecah belah dan porak poranda. 

Maka itu jangan lagi pemerintah mengulangi kesalahan yang sama, yang dulu telah dilakukan oleh Soekarno dan Soeharto. Mereka tidak adil, akhirnya mereka pun dijatuhkan oleh rakyat. 

Karena itu saya sangat khawatir, sekali lagi sangat sangat khawatir.... kriminalisasi yang terus menerus terhadap HRS ini suatu saat akan membuat  umat Islam "meledak".

Umat Islam yang selama ini marah namun masih diam dan bersabar, jangan pernah dianggap berarti mereka menyetujui HRS dikriminalisasi, jangan salah. 

Mereka masih diam, itu betul, tapi mereka jelas marah dan tak terima melihat Ulamanya dikriminalisasi, dan kemarahan itu suatu saat bisa meledak, apalagi bila ternyata ada hal-hal buruk yang menimpa HRS di tahanan. 

Penutup dari saya, izinkan saya mengutip ayat Alkitab, semoga bisa menjadi inspirasi kita semua untuk berbuat baik kepada sesama, bahkan terhadap orang yang membenci dan memusuhi kita. 

Semoga pihak yang terus mengkriminalisasi HRS bisa membaca ajaran Yesus ini. 

Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.

(Lukas 6:27-29)

Aloysius Hartono

Jumat, 29 Januari 2021