Keren! Cara Cerdas Anies Bangun Peradaban Jakarta Melalui Jalan Raya
Jum'at, 22 Januari 2021
Faktakini.info
𝐊𝐞𝐫𝐞𝐧! 𝐂𝐚𝐫𝐚 𝐂𝐞𝐫𝐝𝐚𝐬 𝐀𝐧𝐢𝐞𝐬 𝐁𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚𝐛𝐚𝐧 𝐉𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮𝐢 𝐉𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐑𝐚𝐲𝐚
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan membagi ruang kota menjadi tiga. Menurutnya, ruang pertama adalah rumah, ruang kedua ada di kantor atau tempat beraktivitas sehari-hari, dan ruang ketiga adalah tempat bertemunya masyarakat.
Anies menekankan bahwa ruang ketiga perlu dibangun atas dasar kesetaraan. Ruang ketiga Ibu Kota harus menjadi tempat di mana status sosial bukan masalah, seluruh warga bisa leluasa menikmatinya.
Cara Anies dalam membangun Jakarta mendapatkan respon dan dukungan Anggota Gowes Jakarta Tourism Forum, dari Abdul Malik Raharusun. Menurut Malik, tidak ada satupun catatan sejarah peradaban dunia tanpa menceritakan tentang jalan sebagai fasilitas umum. Menurutnya, jalan adalah wajah umum peradaban.
“Jalanan yang baik, rapi, aman, nyaman dan estetika menunjukan tingkat peradaban suatu bangsa. Termasuk juga di dalamnya interaksi saling menghargai beragam masyarakat di jalan raya dengan adab yang baik juga menunjukan tingkat keadaban masyarakat setempat,” tulis Malik seperti dilansir dari Barisan.co, (3/1/2021).
Selama menjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Malik menambahkan, salah satu segmen penting yang dibangun Anies adalah jalanan. Jalanan yang rapi, bersih, estetika dan aman bagi seluruh pengguna transportasi. Menariknya, kata Malik, Anies menempatkan jalan raya sebagai “ruang ketiga” bagi warga.
“Ruang publik kita itu masih minim interaksi. Orang berangkat kerja, ada yang naik motor, ada yang naik mobil. Mereka di jalan fokus berkendara, kemudian hanya berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan kantornya. Saya bertanggung jawab atas keadaan ini. Jadi, kita harus merancang kota ini dengan ruang ketiga yang memungkinkan interaksi lintas sosial-ekonomi, terutama ruang-ruang yang terkait dengan transportasi massal, di mana di sana, semua orang setara,” kata Anies seperti dikatakan Malik.
Malik menyebut, dalam perspektif Anies, jalan raya adalah ruang ketiga. Jalan raya meliputi seluruh sistem pendukung di antaranya trotoar, saluran air, taman, lampu jalan, halte, stasiun, jembatan penyeberangan orang, marka jalan, pelican crossing, fasilitas kursi di jalan, CCTV jalan, alat transportasi, dan pembenahan utilitas.
Lebih lanjut Malik mengatakan bahwa hal yang berbeda dari cara pandang Anies juga yakni menempatkan urutan alat transportasi yang digunakan di jalan raya.
“Jika pemimpin sebelumnya menempatkan kendaraan pribadi sebagai prioritas pembangunan jalan raya, Anies justru menempatkan kendaraan pribadi sebagai prioritas paling akhir dari paradigma pembangunan jalan raya,” tegasnya.
Urutan alat transportasi sebagaimana prioritas pembangunan jalan raya menurut Anies dimulai dari kaki sebagai alat transportasi yang dimiliki seluruh umat manusia, kemudian disabilitas, kendaraan ramah lingkungan sepeda, kendaraan umum masal, pengguna motor dan kendaraan pribadi.
Jakarta saat ini, lanjut Malik, dapat dilihat dan dirasakan trotoar pejalan kaki yang luas, nyaman, dan penuh estetika tinggi. Pada trotoar bagi pejalan kaki juga disediakan kursi-kursi untuk sekedar rehat sejenak juga terdapat taman-taman pada beberapa sudut jalan dan taman bunga sepanjang trotoar.
Halte-halte pemberhentian baik TransJakarta dan JakLingko, kata Malik dibangun dengan desain yang elegan, nyaman dan aman. Pada halte-halte yang dibangun dengan desain kekinian dan instagramable juga tersedia marka jalan dan peta jalur transportasi yang lengkap bahkan pada beberapa halte tersedia WiFi gratis/JakWifi.
Penataan integrasi transportasi di stasiun-stasiun kereta sangat baik, aman, dan nyaman di antaranya St. Tanah Abang, St. Senen, St. Manggarai, St. Soedirman, St. BNI City, St. Jatinegara, St. Bundaran HI, St. Blok M, St. Fatmawati, dan sebagainya.
“Anies juga menata Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) tidak hanya dengan desain yang kekinian, milenial, tetapi juga tetap menjaga khazanah budaya Betawi yang modern. Jembatan Penyebrangan Orang yang dibangun Anies secara sempurna juga menjamin keselamatan penyeberang dilengkapi dengan sistem CCTV juga lift bangi penyandang disabilitas dan lansia,” terangnya.
Beberapa JPO yang telah rampung dibangun, di antaranya, JPO Pasar Minggu, JPO Daan Mogot, JPO Rawamangun, JPO Senayan, JPO Soedirman, JPO Senen dan beberapa JPO penyebrangan sungai. Anies telah meletakan role model pembangunan Jembatan Penyebrangan Orang di Ibu Kota Negara.
Untuk menggerakan menggunakan alat transportasi yang ramah lingkungan, Malik mengimbuhkan, Anies tidak hanya mengkampanyekan semangat Jalan Kaki dan menyediakan sarana bagi pejalan kaki, Anies juga menggerakan Sepeda di Ibu Kota.
“Bagi pesepeda, Jakarta kini surga bersepeda, kian hari grafik pesepeda di Ibu Kota meningkat seiring makin memadai jalur sepeda, halte sepeda, sepeda sewa, dan spot-spot foto bagi pesepeda. Anies bahkan pergi dan pulang kantor juga mengajak duta-duta besar Negara lain untuk bersepeda di Jakarta,” terangnya.
Dalam dua tahun, Malik mengatakan Anies membangun “Tapal Kuda Lenteng Agung-Tanjung Barat” di Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan Senen Extension di Senen, Jakarta Pusat. Kedua jalan ini kini menjadi ikonik Jakarta karena pembangunan dengan desain yang artistik.
Untuk memantapkan Jakarta sebagai kota yang punya peradaban tinggi, Malik mengimbuhkan, Anies membangun jaringan utilitas bawah tanah.
Proyek yang diberi nama Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) ini tidak hanya menjadikan jalanan dan trotoar yang indah dipandang mata tetapi juga menghilangkan kesan semrawut langit Jakarta akibat kabel listrik yang melingkar juga tiang-tiang listrik pada trotoar atau badan jalan.
“Sekarang kita dapat melihat wajah jalanan Jakarta tanpa kesamrawutan kabel dan tiang listrik. Proyek SJUT ini ditargetkan sampai akhir tahun 2021 sudah mencapai panjang 213,702 Km dikerjakaan oleh Perusahaan Daerah Sarana Jaya dan Jakarta Propertindo. Beberapa wilayah yang telah rampung SJUT di antaranya Jl. Cikini Raya, Jl. Kemang Raya, Jl. Keramat Raya, Jl. Salemba Raya, Jl. Lenteng Agung,” paparnya.
Malik menilai, dari sekian karya Anies, karya besar Anies yang bahkan mendapat pengakuan dunia adalah JakLingko. Gagasan untuk mengintegrasikan seluruh moda transportasi di Ibu Kota dan kawasan Jabodetabek. Dengan JakLingko, Anies mengintegrasikan dari pejalan kaki, pesepeda, disabilitas, TransJakarta, Angkot JakLinko, MRT dan LRT. Dengan JakLingko hanya dengan satu kartu transportasi kini warga Jakarta dapat berpindah dari beragam moda transportasi dalam satu rute perjalanan.
“Untuk menggenapkan jalanan sebagai “ruang ketiga” juga menggenapkan Jakarta sebagai kota peradaban, lewat JakLingko, Anies juga mengampanyekan dan mendorong kesadaran berkendaraan di Jakarta,” imbuhnya.
“Pejalan kaki, disabilitas, dan pesepeda kini mendapat ruang yang terbuka di Ibu Kota. Kesadaran kian muncul untuk melihat bahwa transportasi itu bukan hanya kendaraan pribadi tetapi kaki adalah alat transportasi yang asasi diberikan Tuhan Yang Maha Esa,” tandasnya.
Oleh: Anggina, Warganet