Ustadz Alfian Tanjung: Tragedi KM 50
Jum'at, 1 Januari 2021
Faktakini.net
*TRAGEDI KM 50*
Oleh : UAT
Waktu penulis SMA tahun 1984, 12 September 1984 ada peristiwa Pembantaian Umat Islam di Tanjung Priok lebih dari 400 orang Syahid diberondong oleh timah panas yang ditembakkan oleh TNI atas Provokasi LB Moerdani, seorang Jenderal Kristen yang tergabung di CSIS tenabang III. Yang dengan skenario Benny membuat Pak Harto memakluminya, kemudian beliau tahu hal tersebut merupakan *Permainan* si Benny.
Peristiwa Lampung yang juga memakan korban sangat banyak, ada si AM. Hendropriyono. Sebelumnya ada peristiwa Sampit, Peristiwa Perang Ambon dan berbagai insiden sebelum tahun 1980-an dan Peristiwa setelah tahun 2000-an. Ditahun 2015 ada peristiwa Tolikara, Manokwari Irian Jaya, kaum kafir membubarkan Penyelenggaran sholat Idul fitri di Takbir ke 5 rokaat pertama oleh laskar kristus. Dan banyak catatan yang telah membuat luka, darah dan air mata umat Islam Indonesia sebagai pemegang saham terbesar di Nusantara.
Tarik menarik kaum Zionist Kristen dan Komunis Cina, telah membuat kontraksi yang sangat keras dan friktif.
Pembantaian 6 Mujahid FPI pada dinihari Senin tanggal 7 Desember 2020 oleh gerombolan bersenjata, yang ternyata mereka itu Polri (menurut pengakuan mereka sendiri).
Peristiwa Penculikan, Pembantaian dan Fitnah pada FPI alias Tragedi KM 50, merupakan peristiwa yang harus dijadikan pelajaran dan pengajaran untuk perlawanan secara Nasional. Oleh seluruh elemen dan komponen umat Islam Indonesia yang merindukan kebebasan Dakwah amar makruf nahi munkar demi izzul Islam wal Muslim dalam bingkai Islam Rahmatan lil alamin.
*Apa kerja kita selanjutnya?*
1. Jadikan Tragedi KM 50 sebagai tonggak gerakan Revolusi bangsa Indonesia. Dengan filosofi Akhlak, Revolusi terus bergerak menuju Indonesia yang berdaulat dalam Rahmat Allah SWT.
2. Konsolidasi kekuatan Nasional harus dilakukan dengan Mentalitas Jihad fisabilillah menurut yang pernah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW dan Sahabat Mulia.
3. Jaringan Cyber Jihad harus digerakkan secara sistemik dengan komando MCA, guna melawan para buzzer, influencer dan buldok pencari tulang cukong. Cyber war harus dilakoni secara serius dan stamina Mujahidin disegala medan.
4. Urusan pendanaan dan logistik dimobilisasi secara baik dan memenuhi kaedah Jihad fisabilillah.
5. Para ulama, habaib, ustadz dan Ahli Ibadah mengambil peran secara sedemikian rupa guna membersamai secara keilmuan dan spiritual Jihadis.
6. Pengadaan SDM dilakukan oleh pihak terkait dengan supply and demand bak zam-zam Mujahidin Nusantara.
7. Akses media mainstream, koneksi internasional ada yang mengurusi dalam skala diplomasi Kemerdekaan. Dan kerja-kerja bertata kelola ketatanegaraan.
Indonesia,
Kamis, 17 Desember 2020