Kenangan Bersama UMAT (Ustadz Maaher At-Thuwailibi)
Rabu, 10 Maret 2021
Faktakini.info
Kenangan Bersama UMAT (Ustadz Maaher At-Thuwailibi)
(Oleh: Abu Jibal Jundullah)
Saya dengan beliau memiliki hubungan yang cukup dekat. Sejak kami di pesantren tidak sedikit yang mengira bahwa kami adik kakak, karena hampir setiap kemana-mana kita selalu bersama. Usia kami hanya terpaut satu tahun lebih tua saya. Sejak awal tes masuk pesantren beliau adalah orang yang paling menonjol diantara kami. Bicara lantang, ga suka basa basi, sudah ciri khas beliau sejak dulu. Kami saat itu mengenalnya sebagai seorang "salafiy" tulen, yang sangat anti dengan kaum harokiyyin.
Sedangkan saat itu beliau mendaftar ke pesantren milik Hasmi. Singkat cerita, ba'da isya di hari tes masuk pesantren beliau rahimahullah mengumpulkan teman-teman sekamar para peserta tes lalu mengatakan di hadapan mereka "Hasmi itu hizbiy, haroki, bukan salafiy". Mendengar hal itu saya cuma bisa senyum, karena sebelum masuk pesantren saya sudah lebih dulu aktif dalam kajian Hasmi.
Beberapa bulan di pesantren beliau mulai berubah fikrahnya ketika sering diskusi dengan para asatidz. Sampai suatu hari beliau menemui saya "Akhi... Sekarang ana sudah menjadi haroki sejati". Berbalik 180 derajat mengcounter orang-orang yang menuduh haroki hizby, sesat, ahlul bid'ah, dsb. Disitulah titik mula beliau sering konflik dengan para "salafiy klaimer" pemegang kunci surga 😊. Teman-teman "salafiy klaimer" yang dulu mencintainya berbalik memusuhinya.
Lalu dalam sebuah diskusi beliau pernah mengatakan pada saya "Akhi... ana mau berdakwah lebih luas lagi, Antum lihat nanti dalam 5-10 tahun kedepan siapa yang namanya berkibar, dikenal banyak orang dalam dakwahnya". Sejak saat itu beliau aktif mengcounter pemikiran kelompok-kelompok yang menyimpang, kaum liberal, sekuler, kaum syiah, kaum murjiah, kaum takfiriyyun, ISIS juga habis dibantah olehnya , dan para penista agama. Apa yang beliau katakan menjadi kenyataan, kurang dari 10 tahun beliau sudah dikenal oleh banyak orang se-Indonesia. Banyak yang mencintainya dan tidak sedikit pula yang membencinya, itu hal biasa.
Dibalik sifatnya yang keras seperti itu ia memiliki hati yang lembut. Beliau termasuk orang yang mudah menangis tatkala ustadz di kelas menerangkan suatu ilmu ataupun shirah Nabawiyah. Insyaalloh Beliau juga termasuk orang yang jujur dalam dakwahnya. Pernah suatu ketika saat bulan Ramadhan ba'da ashar saya melihat beliau memarkirkan motornya di depan sekumpulan anak muda yang sedang nongkrong dipinggir jalan, gitaran, tidak puasa.
Saya sengaja tidak menyapa beliau terlebih dahulu, mengamati dari kejauhan ingin tau apa yang beliau lakukan. Terlihat beliau dengan kejujuran dakwahnya berani menegur sekumpulan anak muda tadi seorang diri. Setelah selesai saya baru menyapanya dan menghampirinya.
Pernah juga suatu ketika beliau datang berkunjung ke rumah saya dengan anak istrinya. Datang waktu Maghrib kami pun pergi menuju masjid. Dalam perjalanan kami melihat para pemuda kampung sedang nongkrong, gitaran, nyanyi-nyanyi saat adzan berkumandang.
Melihat hal itu spontan saja beliau menghampiri mereka dengan santun, menyalami mereka, lalu menasehatinya dan mengajaknya sholat berjamaah. Subhanallah... hal seperti itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kejujuran dalam dakwahnya.
Saya tau memang beliau sejak di pesantren sudah punya penyakit di perutnya. Pernah tengah malam sakitnya kambuh dan kami langsung membawanya ke RS Salak Bogor. Dalam kondisi sakit pun beliau tidak bosan memberikan nasihat bagi teman-teman yang menjenguknya. Mendengar kabar seperti ini saya tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan beliau ketika kambuh sakitnya di rutan, tanpa didampingi oleh keluarganya. Ya Rabb 😭.
Sekitar seminggu sebelum ditangkap kami masih telpon-telponan lama, saling menasehati, bercerita banyak hal. Saya pun menasehati agar berhati-hati dalam pemilihan kata dalam dakwahnya ataupun statement yang dikeluarkannya dalam media, karena orang-orang yang benci akan mencari celah untuk mencelakakan beliau. Saya berkata padanya "Sekelas antum sudah bukan levelnya untuk menanggapi lon*e, itu hanya akan menurunkan muruah antum". Beliaupun tertawa dan mengiyakan "hehe iya bener juga ya 😁".
Satu hari sebelum ditangkap beliau masih menghubungi saya mengabarkan "akhi... ini nomor baru ana. Nomor ana yang lama sudah tidak aktif lagi karena sudah disadap". Keesokan harinya beliau ditangkap oleh pihak berwajib.
Kini beliau telah berpulang menemui Rabbnya di usia yang belum sampai 30 tahun. Saya akan sangat merindukan percakapan dengannya, perjumpaan dengannya, dan nasihat-nasihat yang sering beliau sampaikan tatkala kami bertemu. Semoga Alloh mengampuni dosa-dosanya, menerima segala amal ibadahnya, menerima segala usaha dakwahnya, dan menempatkannya di Jannah firdausil a'la, amin Ya Robbal Alamin.
***
Ustadz Maaher yang terbaring di RS saat dijenguk menyampaikan pesan yang sangat menyentuh dan mengharukan.
Ustadz Maaher berpesan tentang dunia yang fana, yang sementara.
Ustadz Maaher berpesan agar jangan melupakan akhirat.
"Betapa banyak manusia yang mencari dunia, dia tidak mencari akhiratnya. Dunia sementara, akhirat selamanya. Dunia ini (dibanding akhirat) hanya seperti setetes air di tengah samudera..."
Semoga Allah SWT mengampuni Ustadz Maaher, mencurahkan rahmatNya kepada beliau, dan menempatkan beliau di surga yang abadi.
(FB, PORTAL ISLAM)