KH Luthfi Basori: Selamatkan NU dari Liberalisme

 




Rabu, 3 Februari 2021

Faktakini.info, Jakarta - Baru kali ini nahdliyin berhadapan dengan fenomena baru yang, menyodok wilayah aqidah. Di berbagai grup WA, misalnya, beredar meme Aswarabi (Aswaja Rasa Wahabi) dan Aswarani (Aswaja Rasa Nasrani). Selain itu, yang lebih miris yaitu meme NU Cabang Kristen dan NU Cabang Protestan.

“Bermula dari semangat ukhuwah wathaniyah (kebangsaan) yang keliru, kemudian mengultuskan nusantara, membuat Islam Nusantara. Lantas anti Arab, phobia terhadap Islam dengan bangga menstigma radikal. Yang tidak sejalan disebut radikal. Pengikut wahabi,” demikian disampaikan KH Luthfi Bashori yang dicap sebagai Asrabi.

Selanjutnya, tegas Gus Luthfi, panggilan akrabnya, mereka mencari dalil toleransi (berlebihan) terhadap orang kafir. Bergaul akrab dengan mereka, lahirlah komunitas lintas agama.  Berikutnya mencari dalil yang paling ringan, terkait ucapan Selamat (kekafiran) Natal.

“Sekarang santri-santri sudah diajak ikut hadir merayakan Natal. Hingga (mereka) bangga selfie saat memeriahkan ritual gereja. Kalau sudah begini, kita tinggal menunggu waktu saja, generasi kita akan mudah pindah Agama. Ini warning Alquran, jangan dilawan,” jelasnya sambil mengutip surat Al-Baqarah: 120,  “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tak akan ridha kepadamu hingga kamu mengikuti millah (agama) mereka”.

Ya! Barangkali, tahun ini (2019), pertama kali kita saksikan, ada ratusan santriwati (Pasuruan) dengan kompaknya mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru 2020. Ada kesan, NKRI akan bubar kalau mereka tidak mengucapkan Selamat Natal. Padahal, selama ini, harmoni antaragama berjalan baik-baik saja.

“…Salam sejahtera bagi kita semua. Kami, keluarga besar Pondok Pesantren Ngalah dan Yayasan Daruttaqwa mengucapakan ‘Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2020’ mari kita rajutpersaudaraan demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” demikian video ratusan santri perempuan yang beredar di WA grup ini.

Menghancurkan Aqidah Warga NU?

Di Kediri, lain lagi. Ibu-ibu berjilbab disebutnya Muslimat NU ikut merayakan Natal di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Ini kemudian diviralkan melalui media sosial. Sampai-sampai Bu Nyai Hj Lilik Muhibbah (Ketua PC Muslimat) dan Bu Nyai Atika Anwar (Sekretaris) serta Ketua PC Fatayat, Mariam, merasa perlu melakukan klarifikasi.

Menariknya, dalam klarifisikasi itu, pimpinan Muslimat NU dan Fatayat NU mengajak langsung Ibu Puspo Indah, sang pengapload video. Kepada duta.co dijelaskan, bahwa, itu semua dilakukan oleh kelompoknya atau anggota Sanggar Candra Kirana. Bukan ibu-ibu Muslimat NU. Astaghfirullah!

Menurut Gus Luthfi, ini adalah sebuah proses bagaimana mereka menghancurkan-leburkan pondasi dasar akidah umat Islam. Kalau sekarang mereka masih ditunggui ulama-ulama sejati, yang sangat hati-hati menjaga akidah dan tidak silau dengan harta, lalu, bagaimana kalau mereka ini sudah ditinggal para ulama sepuh.

“Karena itu, kita tidak boleh lelah, tidak boleh mundur untuk melawan semua penyesatan ini. Meski harus dituduh sebagai pengikut Wahabi. Karena itulah senjata kaum liberal, kaum Yahudi untuk menghancurkan warga NU, sedikit-sedikit wahabi,” tegasnya.

Foto: KH Luthfi Basori

Sumber: duta.co