Komnas HAM Akan Selidiki Kematian Ustadz Maaher? Gak Usah Cari Panggung!

 




Rabu, 10 Februari 2021

Faktakini.info

*KOMNAS HAM AKAN SELIDIKI KEMATIAN USTADZ MAHEER ? GA USAH CARI PANGGUNG !*

Oleh : *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dikabarkan akan meminta keterangan pihak kepolisian terkait kematian Ustadz Maaher At-Thuwalibi di dalam rumah tahanan (rutan) Bareskrim Polri. Komnas HAM akan mendalami penyebab kematian Ustadz Maaher yang sebenarnya.

Kematian seorang tahanan di dalam tahanan disebut menjadi salah satu perhatian Komnas HAM. Lalu, Komnas HAM menyebut akan meminta keterangan dari kepolisian lebih lanjut. (9/2).

Menanggapi pernyataan Komnas HAM ini, sepertinya publik wajib mengingat dan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

*Pertama,* penyelidikan Komnas HAM atas kematian 6 anggota laskar FPI yang mati ditembak polisi, hasilnya mengecewakan. Untuk enam nyawa saja yang jelas mati karena tembakan polisi Komnas HAM tidak bertaji, apalagi hanya satu nyawa yang juga diketahui meninggal karena sakit ?

Patut diduga, penyelidikan yang demikian hanyalah penyelidikan laghun (Senda Gurau) dan tak akan ada faedahnya. Terlebih lagi, kepolisian terbiasa 'Konsisten' membela diri dalam berbagai kasus kezaliman yang menimpa umat Islam.

*Kedua,* penyelidikan Komnas HAM bukan menjadi obat bagi sakitnya hati umat Islam. Namun, dapat diduga akan menjadikan luka semakin perih.

Penyelidikan yang dilakukan, akan melegitimasi narasi yang sudah beredar. Dengan demikian, penyelidikan yang semacam ini hanya akan melegitimasi kezaliman dan menambah perih luka umat Islam.

Persis, dengan apa yang pernah dialami Umat Islam seperti yang terjadi dalam kasus kematian 6 anggota laskar FPI. Posisi Komnas HAM tak bermanfaat, malah menambah sakit hati umat Islam.

*Ketiga,* boleh jadi dari penyelidikan ini Komnas HAM mau memperbaiki reputasi karena kasus 6 laskar FPI. Tapi apapun yang dilakukan Komnas HAM, hanya bisa memberikan rekomendasi. Tak ada bedanya, dengan rekomendasi dari dukun atau paranormal, tak memiliki kekuatan mengikat apalagi memiliki daya paksa.

Lantas, reputasi apa yang mau diperbaiki ? Dengan cara apa ? Apalagi, Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya.

Maka dari itu, sebaiknya Komnas HAM tak usah mengumbar aksara berlebihan. Nikmati saja tunjangan Komnas HAM yang dinaikkan Jokowi, walaupun semua itu berasal dari keringat dan penderitaan umat Islam. Dari pajak yang diambil dari umat Islam. [].