Sudahlah Pak Komnas HAM, Warisan Buruk Kematian 6 Laskar FPI Akan Jadi Legacy Abadi, Jangan Tebar Janji Dan Basa-Basi Lagi
Kamis, 11 Februari 2021
Faktakini.info
*SUDAHLAH PAK KOMNASHAM, WARISAN BURUK KEMATIAN 6 LASKAR FPI AKAN MENJADI LEGACY ABADI. TAK USAH LAGI MENEBAR JANJI DAN BASA BASI DIDEPAN UMAT*
Oleh : *Ahmad Khozinudin*
Sastrawan Politik
_"Saya akan angkat isu bahwa kepolisian kita ini perlu betul-betul memperhatikan proses penanganan tahanan, supaya kasus-kasus kekerasan, penyiksaan betul-betul bisa mencapai zero tolerance,"_
*[Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik 10 Februari 2021]*
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan diundang dalam rapat pimpinan (rapim) TNI-Polri pada 16 Februari 2021. Komnas HAM menyebut akan memanfaatkan momen itu untuk menyampaikan isu kekerasan oleh aparat kepolisian terhadap masyarakat, terutama tahanan.
Komnas HAM mengklaim banyak menerima pengaduan terkait tindak kekerasan oleh aparat di kepolisian resor (polres) seluruh Indonesia. Polri juga mengakui adanya praktik kekerasan itu.
Komnas HAM malah juga mengklaim menerima keluhan Korps Bhayangkara kesulitan memikirkan cara mengatasi persoalan-persoalan kekerasan yang dilakukan jajaran.
_"Meski sudah ada SOP (standar operasional prosedur), pelatihan, buku saku tentang HAM masih ada yang melakukan pelanggaran menggunakan cara-cara yang sebetulnya itu sudah ditinggalkan lama oleh kepolisian,"_ Ujar Damanik.
Saya memahami beban moral dan psikologi Komnas HAM atas kasus matinya 6 Laskar FPI begitu besar. Peristiwa itu meruntuhkan kepercayaan publik kepada Komnas HAM, yang sudah susah payah dibangun sejak didirikan tahun 1993 lalu.
Hanya saja, ibarat menegakkan benang basah, ikhtiar yang dilakukan Komnas HAM untuk mengembalikan kredibilitas dan reputasi yang sudah jatuh, hampir mustahil dilakukan apalagi jika hanya ditempuh dengan mengunggah pernyataan dalam suatu forum Rapat Pimpinan Nasional. Publik khususnya umat Islam hanya akan menilai upaya yang dilakukan Komnas HAM sekedar laghun (senda gurau) semata.
Mari kita perhatikan, apa yang akan terjadi. Benarkah komitmen yang akan dilakukan Komnas HAM akan mampu merubah keadaan.
*Pertama,* apakah Taufan Damanik selaku Ketua Komnas HAM akan mengkritik sambil gebrak-gebrak meja didepan Pimpinan TNI-Polri saat rapat nanti, sebagaimana Prabowo pernah menggebrak podiumnya saat kampanye Pilpres. Dan kalaupun iya, apakah pimpinan TNI-Polri akan menjawab kritikan Komnas HAM dengan jawaban "Siap Komandan ?".
Paling Banter, kritikan itu akan dicatat dan dijawab normatif akan ditindaklanjuti. Kesimpulan seperti ini sudah lazim didengar rakyat, karena hal yang demikian bukalah sesuatu yang menjadi rahasia, bahkan umum diketahui khalayak.
*Kedua,* terlepas kritik tersebut dibuat secara sistematis dan rinci, tetap saja sifatnya hanya masukan dan tak mengikat. Jangankan hanya masukan yang bersifat lisan atau tulisan salam satu forum rapimnas, rekomendasi hasil penyelidikan Komnas HAM saja tetap tidak mengikat. Paling banter, menambah arsip laporan pekerjaan Komnas HAM.
Hal demikian juga dialami banyak lembaga komisi yang lain, baik komisi kejaksaan, komisi kepolisian, komisi yudisial, atau ombudsman. Semua lembaga ini tak bertaji, karena sifatnya hanyalah memberi rekomendasi.
*Ketiga,* katakanlah Ketua Komnas HAM gebrak meja, marah pada Kapolri dan panglima TNI, kemudian walk out dari ruang rapat. Apakah itu merubah keadaan ? Apakah, itu akan merubah kinerja aparat yang dikatakan Komnas HAM banyak melakukan kekerasan ? Jawabnya, tidak.
Lalu apakah dengan aksi itu umat akan percaya kepada Komnas HAM ? Akan mengembalikan reputasi dan kredibilitas Komnas HAM ? Tidak juga.
Karena rakyat khususnya Umat Islam telah bosan dengan gimmick politik. Umat membutuhkan aksi nyata. Dan dalam konteks aksi nyata, Komnas HAM telah melakukan kesalahan fatal dan tak akan dimaafkan, pada kasus penyelidikan kematian 6 anggota laskar FPI yang tewas oleh tembakan polisi.
Kalau masih punya harga diri, ingin menyelamatkan reputasi diri setelah reputasi lembaga hancur lebur, sebaiknya seluruh pimpinan dan komisioner Komnas HAM mengundurkan diri. Itu lebih baik dan sedikit mengobati luka umat Islam, ketimbang banyak menyebar janji-janji palsu, ikut kelakuan para politisi. [].