Tempat (KM 50) Boleh Ditutup, Bangunan Bisa Digusur, Tapi Ingatan Akan Kezaliman Akan Abadi Bersemayam Di Hati
Ahad, 21 Februari 2021
Faktakini.info
*TEMPAT BOLEH DITUTUP, BANGUNAN BISA DIGUSUR, TAPI INGATAN AKAN KEZALIMAN AKAN ABADI BERSEMAYAM DI HATI*
Oleh : *Ahmad Khozinudin*
Sastrawan Politik
Jejak akan kebrutalan pembantaian Kasus 6 anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) tak akan mungkin bisa dihapus dari benak publik. Eks Kapolri Idham Azis tak bisa merasa nyaman, menikmati suasana santai sambil mancing ikan di Kota Kendari. Semua kezaliman ini akan abadi, terpatri di dada umat Islam.
Peristiwa ini, akan abadi dikenang sebagai 'Pembantaian Terhadap Anak Bangsa Dalam Kendali Negara'. Ya, kenapa demikian ? Karena, Kematian 6 anggota FPI diakui ditembak Anggota Polda Metro Jaya dalam kapasitasnya melaksanakan tugas Negara.
Nama-nama seperti Idham Azis, Listyo Sigit, Fadil Imran hingga Joko Widodo, adalah nama yang akan melekat diingat, selekat ingatan pada peristiwa sadis, pembantaian terhadap 6 anggota FPI. Entah dalam ingatan kemarahan, sumpah serapah, atau doa keburukan, akan menyertai nama-nama tersebut, seiring tragedi yang tak mungkin bisa dilupakan siapapun. Bukan hanya tidak mungkin dilupakan oleh keluarga korban, yang kehilangan orang yang mereka kasihi. Tetapi juga, tak akan hilang dari memori ingatan umat Islam.
Siapapun yang terlibat, baik yang melakukan, menyuruh melakukan, turut serta melakukan, ridlo dengan tindakan, apalagi turut bersorak sorai akan mendapatkan balasan. Kehidupan yang sengsara di dunia, dan siksa yang pedih di akhirat.
Rest area Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50, boleh ditutup, bangunan boleh digusur, bukti bisa dihilangkan. Tetapi semua kezaliman yang terjadi, akan dikenang abadi. Tak ada kejahatan yang membuat pelakunya nyaman, semua akan dimintai pertanggungjawaban.
Siapapun bisa lari dari hukum dan peradilan manusia. Tapi tak satupun, yang bisa luput dari peradilan Allah SWT. Baik peradilan kehidupan, berupa vonis balasan kesengsaraan hidup bagi pelaku kezaliman di dunia. Hingga peradilan di Yaumul Mizan, dimana lisan dikunci, berkatalah tangan dan kaki para penzalim. Semua bukti dihadirkan, bahkan rest area KM 50 akan dihamparkan ulang, semua peristiwa detail akan ditayangkan ulang. Tak ada yang luput, meski satu detik peristiwa.
Bergembiralah, tertawalah, bahkan berlaku sombong lah. Banggalah, bisa berbuat zalim dan tak ada yang bisa menuntut atas perilaku kezaliman. Nikmati, waktu tangguh sebelum saat pembalasan tiba, saat dimana semua yang berbuat, akan memetik buah dari hasil perbuatannya.
6 anggota laskar FPI, akan terus menuntut balas, dunia akhirat. Umat Islam, tidak akan diam, meski pintu keadilan ditutup rapat, digembok dengan palang bersilang.
Umat Islam akan terus bergerak, mencari celah, diantara rapuhnya bangunan rezim yang zalim, membuka atau membuat lubang yang besar, agar tuntutan keadilan bisa masuk kedalamnya. Mengoyak, merobohkan keangkuhan, mengubur tirani, mengakhiri penindasan, dan menyeret pelaku kezaliman, dihadapan Mahkamah Rakyat.
Menelanjanginya, mengarak dihadapan publik, membongkar aibnya, dan memberikan hukuman setimpal di dunia, sebelum hukuman akhirat akan ditetapkan sesuai kehendak-Nya. Doa-doa kaum tertindas, orang orang yang dizalimi, terus bersusun berlapis hingga ke langit, dan mengunduh bala dan petaka, agar diturunkan kepada semua yang terlibat berbuat zalim.
Silahkan saja, saling melindungi, saling menjaga, tapi perlindungan kalian tak lebih dari sarang laba-laba. Kezaliman itulah, bahaya yang mengancam, bukan dari buruknya doa orang yang terzalimi. Benteng paling kokoh pelindung kekuasaan adalah keadilan, benteng itu kalian robohkan sendiri. Jadi, jangan salahkan umat yang merengsek masuk, menuntut hak yang telah kalian abaikan.
Wahai kalian para penguasa zalim, saksikanlah ! Sesungguhnya, kami menunggu-nunggu, sebagaimana kalian juga menunggunya. Kami menunggu, azab yang pedih menimpa kalian, dan seluruh anak cucu keturunan kalian. Kami, menunggu kebenaran firman Allah SWT, akan kesudahan bagi kaum yang zalim, sebagaimana kesudahan rezim Fira'un yang tenggelam oleh kedzalimannya. [].