Bom Yang Tak Dianggap

 

Senin, 29 Maret 2021

Faktakini.info

Setelah sidang eksepsi HRS, Menkopolhukam jadi bulan-bulanan di medsos soal perannya dalam kejadian kerumunan bandara.

Pernyataan polisi soal 1 pelaku penembakan 6 Mujahid LPI yg mati kecelakaan, menuai kecaman dan bullyan yg bertubi2.

Utang yg meroket dan rencana impor beras yg membabi buta, membuat jagad medsos bersatu dan berteriak.

Bahkan kebijakan sosial soal pelarangan mudik yg tak masuk akal, kontan berhasil dipatahkan oleh rakyat.

Kemarin seluruh provinsi mencatat penambahan kasus baru Covid. Bahkan KIPI merajalela dimana-mana dan rakyat diliputi ketakutan.

Yang paling mengerikan bagi rezim, suara Takbir sudah berkumandang di banyak pelosok negeri. Bahkan tak terkecuali para santri tradisional NU di kampung2 mengaji sambil berurai air mata menyaksikan ulama dibui, dikerdilkan dan dicaci-maki. Di kampung Muhammadiyah apalagi.

Rasa persatuan rakyat yg rasional, mereka yg tak ikut makan dana haram, dan masyarakat yg muak tingkat dewa kepada ocehan gerombolan buzzeRp, sudah kian keras mengkristal. Rasa jijik kepada rezim Jokowi yang korup sudah memenuhi ubun-ubun dan rawan pecah.

Rezim pun ketakutan. Saling lempar tanggung jawab antara Polri dan PPATK dalam kasus pembekuan 92 rekening FPI. Terjadi perang terbuka antara Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Bulog, dalam kasus beras impor. Sampai-sampai presiden dipaksa tampil untuk menenangkan, meski kelihatan tak percaya diri. Tampak jelas bahwa ia pun tak percaya kepada ucapannya sendiri.

Eskalasi puncak pun terjadi. Kebocoran informasi tak terelakkan. Indonesia leaks. Data-data pribadi para polisi-penjahat membanjiri jagad medsos. Posisi dan pengungkapan identitas para dalang yg menjadi otak Unlawful Killing kian rawan. 

Sontak Komandan eksekutor lapangan pun disembunyikan. Lalu fakta palsu dirancang dengan tergesa-gesa. Berkejaran dengan mastermind pembocor data kepolisian. Ternyata sandiwara kematian satu pelaku kemarin tak mempan. Perancang berotak abal-abal yg di dalam darahnya mengalir duit haram, kalah pintar dengan rakyat yg pintar dan super kritis.

Martabat polisi malah kian hancur. Kepercayaan kepada Jokowi drastis melorot. Apapun pendapat para menteri dicibir dan dimentahkan. Baru terjadi sekali ini di dalam sejarah Pemerintahan Indonesia seluruh anggota Kabinet tak dianggap. Dari sosok presiden, menteri, hingga partai pengusungnya, dianggap bromocorah negara. Perusak dan penghancur tatanan demokrasi yang dibangun rakyat dengan penuh kesabaran, darah, keringat dan air mata.

Situasi ekonomi dan sosial negara sudah genting. Perut lapar berpasangan dengan kepala panas. Kepercayaan telah musnah. Kemarahan membludak. Revolusi rawan meledak.

Upaya apapun yang dilakukan sudah tak dipercaya oleh rakyat.

Kalian ledakkan puluhan bom sekaligus pun, tidak akan meredam suara Takbir. Perhatian rakyat tak akan teralihkan.

Perlawanan sedang dalam perjalanan menuju puncaknya..!

Sumber: FNN.co.id