Eksepsi PH IB HRS: Larangan Dan Ancaman Allah Terhadap Penguasa Dzalim, Dungu Dan Pandir



Ahad, 21 Maret 2021

Faktakini.info, Jakarta - Tim Advokasi Habib Rizieq Shihab telah mengajukan Eksepsi (Nota Keberatan) atas surat dakwaan Saudara Penuntut umum Reg. Perkara No. PDM- 011/JKT.TIM/Eku/02/2021.

Dalam eksepsinya yang berjudul "MENGETUK PINTU LANGIT MENOLAK KEZALIMAN MENEGAKKAN KEADILAN", Tim Advokasi menyampaikan larangan dan ancaman Allah SWT terhadap penguasa dzalim, dungu dan pandir, serta kepada para pengikutnya. 

Sebagai berikut. 

A. LARANGAN DAN ANCAMAN ALLAH TERHADAP PENGUASA DZALIM, DUNGU DAN PANDIR, SERTA KEPADA PARA PENGIKUTNYA

Majelis Hakim yang mulia,

Penuntut Umum Yang terhormat,

Hadirin pengunjung sidang yang kami hormati,

Dalam banyak firman Allah Azza wa Jalla dan hadits Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam telah mengingatkan kita semua agar selalu menegakkan keadilan, dan tidak menjadi pengikut kedzaliman.

Demikian juga dengan persidangan a quo, hendaknya dijadikan sarana pengadilan untuk mencapai keadilan, bukan malah dijadikan sebagai sarana penghakiman dan penghukuman.

Kami sampaikan nasehat ini kepada penguasa dan para pengikutnya agar tidak berbuat zalim dan kemungkaran. Orang yang mengikuti pemimpin zalim, dungu dan pandir akan menderita di akhirat, apalagi yang membantu kezaliman.

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

Ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti:

“Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allâh memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (Q.S Al-Baqarah:166-167)

Dan janganlah kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka hingga hari yang ketika itu mata mereka terbelalak. (Q.S Ibrahim: 42)

Dan Kami telah membinasakan penduduk negeri itu tatkala mereka berbuat dzalim, dan Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka. – (Q.S Al-Kahfi: 59)

Rasulullah shallahu „alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga.” (HR.Bukhari dan Muslim)

Dalam lafadh yang lain disebutkan, ”Ialu ia mati dimana ketika matinya itu dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah haramkan surga baginya.”

Tentunya masih banyak riwayat lain yang menyebutkan tentang ancaman Allah ta‟ala terhadap para pemimpin yang menzalimi rakyatnya.

Bentuk ancamannya pun tidak ada yang ringan, hampir seluruhnya mengingatkan akan besarnya dosa seorang pemimpin ketika dia berbuat zalim kepada rakyatnya. Apalagi ketika ia rela berbohong di hadapan rakyat demi mempertahankan jabatannya.

Majelis Hakim yang mulia,

Penuntut Umum Yang terhormat,

Hadirin pengunjung sidang yang kami hormati,

Keberadaan klien kami sebagai terdakwa dalam perkara a quo dan terjadinya persidangan ini, hakekatnya adalah akibat dari nasehat yang dilakukan klien kami terhadap ketidakadilan dan kezaliman yang merajalela. Klien kami hanya menjalankan amalan yang diperintahkan oleh Datuknya, yaitu Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam yang telah bersabda:

“Agama itu adalah nasihat.” Kami berkata, “Untuk siapa?” Beliau bersabda,

“Untuk Allah, kitab-NYA, Rasul-NYA, Imam kaum muslimin, dan orang-orang kebanyakan.” (HR. Muslim)

Memang, nasihat secara diam-diam merupakan pilihan awal dalam melawan kemungkaran. Namun ia bukanlah satu-satunya cara untuk meluruskan kesalahan penguasa. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam bersabda:

“Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang adil di depan penguasa atau pemimpin yang zhalim.” (HR. Abu Daud, Tirmi)

Majelis Hakim yang mulia,

Penuntut Umum Yang terhormat,

Hadirin pengunjung sidang yang kami hormati,

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam telah mengingatkan kita semua, bahwa salah satu fenomena akhir zaman adalah bermunculannya para pemimpin yang zalim, dungu dan pandir.

Akan tiba pada manusia tahun-tahun penuh kebohongan. Saat itu, orang bohong dianggap jujur. Orang jujur dianggap bohong. Pengkhianat dianggap amanah. Orang amanah dianggap pengkhianat. Ketika itu, orang “Ruwaibidhah” berbicara.

Ada yang bertanya, “Siapa Ruwaibidhah itu?” Nabi menjawab, “Orang bodoh yang mengurusi urusan orang umum.” (HR. Hakim)

Dari Jabir bin Abdillah RA bahawa Rasulullah SAW berkata kepada Ka‟ab bin Ajzah:

“Aku memohon perlindungan untukmu kepada Allah dari kepemimpinan orang-orang bodoh.” (HR. Ahmad).

Para pemimpin yang zalim dungu dan pandir inilah yang menguasai umat akhir zaman ini. Untuk itulah klien kami selalu berusaha dan terus menerus berupaya mengingatkan umat agar selalu menjauhi pemimpin zalim dungu dan pandir.

Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam mengingatkan umatnya untuk menjauhi pemimpin tersebut serta jangan sampai mendekatinya, apalagi membenarkan tindakan zalim yang mereka lakukan. Sebab, ketika seseorang tetap mendekati pemimpin zalim tersebut dan membenarkan apa yang dilakukannya maka ia akan terancam keluar dari lingkaran golongan umat Nabi SAW dan ia tidak akan mendatangi telaganya nanti di hari kiamat.

Dari Ka‟ab bin Ujroh radhiyallahu„anhu ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu„alaihi wasallam keluar mendekati kami, lalu bersabda:

“Akan ada setelahku nanti para pemimpin yang berdusta. Barangsiapa masuk pada mereka lalu membenarkan (menyetujui) kebohongan mereka dan mendukung kedhaliman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak bisa mendatangi telagaku (di hari kiamat). Dan barangsiapa yang tidak masuk pada mereka (penguasa dusta) itu, dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan (juga) tidak mendukung kedhalimannmereka, maka dia adalah bagian dari golonganku, dan aku dari golongannya, dan ia akan mendatangi telagaku (di hari kiamat).” (HR. Ahmad dan An-Nasa‟i)

Demikian juga, kita telah diberi peringatan dari Rasulullah SAW tentang penerapan hukum yang dilakukan pada masa masa rezim zalim dungu dan pandir tersebut.

Dari Ubadah bin Shamit RA berkata bahawa Rasulullah SAW bersabda:

“Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang memerintah kalian dengan hukum yang tidak kalian ketahui (imani). Sebaliknya, mereka melakukan apa yang kalian ingkari. Sehingga terhadap mereka ini tidak ada kewajiban bagi kalian untuk mentaatinya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah).

Kondisi hubungan antara rezim zalim dungu dan pandir dengan rakyatnya padanmasa akhir zaman telah digambarkan oleh Rasulullah SAW.

Dari Abu Hisyam as-Silmi RA berkata bahawa Rasulullah SAW bersabda:

“Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang mengancam kehidupan kalian. Mereka berbicara (berjanji) kepada kalian, kemudian mereka mengingkari (janjinya). Mereka melakukan pekerjaan, lalu pekerjaan mereka itu sangat buruk. Mereka tidak suka dengan kalian hingga kalian menilai baik (memuji mereka)ndengan keburukan mereka, dan kalian membenarkan kebohongan mereka, serta kalian memberi kepada mereka hak yang mereka senangi.” (HR. Thabrani).

Bukankah kondisi diatas seperti yang digambarkan oleh Rasulullah SAW telah terjadi pada masa kini ? lihatlah betapa banyaknya manusia manusia yang memuji muji bahkan menjadi bagian dari berbagai keburukan yang dilakukan oleh rezim zalim dungu dan pandir.

Kita saat ini telah pula sampai pada masa yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW.

Dari Abu Hurairah RA yang berkata bahawa Rasulullah SAW bersabda:

“Akan datang di akhir zaman nanti para penguasa yang memerintah dengan sewenang-wenang, para pembantunya (menteri-menterinya) fasik, para hakimnya menjadi pengkhianat hukum, dan para ahli hukum Islam (fuqaha‟nya) menjadi pendusta. Sehingga, siapa saja di antara kalian yang mendapati zaman itu, maka sungguh kalian jangan menjadi pemungut cukai (kerana khawatir akan bersubahat dengan mereka).” (HR. Thabrani).

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya seburuk buruknya para penguasa adalah penguasa al-huthamah (diktator).” (HR. Al-Bazzar).

Dari Abu Layla al-Asy‟ari bahwa Rasulullah Saw bersabda:

“Dan akan datang para pemimpin, jika mereka diminta untuk mengasihani (rakyat), mereka tidak mengasihani; jika mereka diminta untuk menunaikan hak (rakyat), mereka tidak menunaikannya; dan jika mereka disuruh berlaku adil mereka menolak keadilan . Mereka akan membuat hidup kalian dalam ketakutan; dan memecah-belah tokoh-tokoh kalian. Sehingga mereka tidak membebani kalian dengan suatu beban, kecuali mereka membebani kalian dengan paksa, baik kalian suka atau tidak. Serendah-rendahnya hak kalian, adalah kalian tidak mengambil pemberian mereka, dan tidak kalian menghadiri pertemuan mereka.” (HR. Thabrani).

Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda :

“Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Jika umurmu panjang, maka kamu akan mendapati suatu kaum yang di tangan mereka alat seperti ekor sapi, mereka di pagi hari berangkat dengan murka dari Allah dan pulang di mala hari membawa kemarahan dari Allah.” (HR Muslim)

Kemudian Nabi -Shallallahu Alaihi Wasallam telah pula kabar berita kepada kita semua yang berisi ancaman kepada polisi di akhir zaman. Di antaranya hadits-hadits tersebut adalah :

“Akan ada di akhir zaman nanti para polisi yang berangkat di pagi hari membawa murka Allah dan pulang di sore hari membawa kemarahan dari Allah.” (HR Thobroni)

Firman Allah Azza wa Jalla dan hadits Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam sebagaimana yang kami sampaikan di atas, kiranya dapat menjadi pengingat bahwa Allah SWT sangat murka dengan penguasa dan para pengikutnya yang berbuat dzalim kepada rakyatnya.

Bila senjata dipegang oleh orang jahat, 

Bila hukum dipegang oleh orang shubhat,

Dan bila kekuasaan dipegang oleh pengkhianar,

Maka bangsa ini akan menjadi terlaknat.