Habib Rizieq Dzurriyah Rasulullah SAW, Yang Mendzaliminya Akan Diazab Dan Dilaknat Allah SWT

 


Jum'at, 19 Maret 2021

Faktakini.info, Jakarta - Rasulullah SAW diperintahkan oleh Allah SWT didalam Surat As Syura : 23

ﻗُﻞ ﻟَّﺎٓ ﺃَﺳَۡٔﻠُﻜُﻢۡ ﻋَﻠَﻴۡﻪِ ﺃَﺟۡﺮًﺍ ﺇِﻟَّﺎ ﭐﻟۡﻤَﻮَﺩَّﺓَ ﻓِﻲ ﭐﻟۡﻘُﺮۡﺑَﻰٰۗ ٢٣

“.... Katakanlah (Muhammad):

"Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun (harta benda) atas seruanku (menyampaikan risalah) kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan (Keturunan Muhammad SAW)". As Syura : 23”

Rasulullah SAW telah berjasa sangat besar menyampaikah risalah Agama Islam, sehingga hingga hari ini ada miliaran orang diseluruh dunia menganut ajaran Agama Islam.

Atas jasa yang besar itu, beliau tidak meminta apapun.

Tetapi Allah SWT memerintahkan, agar Rasulullah SAW meminta upah kepada ummatnya.

Bukan harta benda yang diminta, bukan pula jabatan dan kekuasaan.

Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk meminta upah, yakni kecintaan umat Islam kepada anak keturunan Rasulullah SAW. Hanya itu saja yang beliau pinta atas perintah Allah SWT.

Silakan baca Kitab Tafsir Ibnu Katsir untuk bisa tahu asbabun nuzul dan tujuan dari ayat ini.

Sehingga ini menjadi pegangan betul bagi kaum Ahlussunnah Wal Jama'ah agar mencintai Ahlul Bait, yakni keturunan dari Nabi Muhammad SAW.

Kalau hatimu dengki dengan mengatakan bahwa keturunan Rasulullah SAW itu sudah terputus karena Rasulullah tidak memiliki anak laki-laki yang bisa meneruskan keturunan dan Rasulullah SAW hanya memiliki anak keturunan melalui putrinya Fatimah Azzahra, Maka perbuatanmu mengatakan Rasulullah SAW tidak memiliki keturunan, sama persis seperti orang-orang kafir dahulu yang menghina Rasulullah SAW dengan sebutan "Si Abtar" alias si mandul, atau orang yang keturunannya terputus.

Karena ejekan itulah Rasulullah SAW sangat sedih, sehingga turunlah Surat Al Kautsar, yang memberitahukan bahwa Rasulullah SAW mendapatkan nikmat yang sangat besar, diantaranya adalah nikmat mendapat keturunan.

Dan Allah SWT sendiri yang mengatakan, bahwa orang yang menyebut Rasulullah SAW Abtar, merekalah yang akhirnya terputus (Abtar). Silakan baca asbabun nuzul Surat Al Kautsar. 

Kalau kau mau mengatakan, mana mungkin punya anak keturunan dari seorang perempuan? Bagi Allah SWT hal itu terlalu mudah!

Bahkan Nabi Isa AS saja bisa lahir tanpa memiliki Ayah. Siti Hawa bisa lahir tanpa Ibu, dan Nabi Adam AS bisa ada tanpa Ayah dan Ibu. Kenapa Allah SWT tidak sanggup membuat keturunan Rasulullah SAW melalui Fatimah Azzahra???

Rasulullah SAW tidak meminta upah kepadamu, kecuali hanya kecintaanmu pada anak keturunannya. Dan kenapa hari ini engkau yang mengaku muslim, begitu bersemangat mencaci maki salah satu anak cucunya yaitu Habib Rizieq Shihab. 

Bukan hanya engkau menyakiti hati Rasulullah SAW karena cucunya dihina dan dicaci maki, tetapi engkaupun telah keluar dari Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah yang menjunjung tinggi kecintaan kepada Ahlul Bait.

Apakah engkau merasa akhlakmu lebih baik dari Habib Rizieq?

Engkau lebih bertaqwa dari Habib Rizieq, sementara hatimu dipenuhi dengan kebencian kepada cucu keturunan Rasulullah SAW?

Kau mungkin beralasan (menuding), "Habib Rizieq itu akhlaqnya buruk!"

Perintah Allah SWT dalam QS As Syura: 23, tidak ada kaitan, apakah yang harus kau cintai semata-mata hanya keturunan Rasulullah SAW yang akhlaqnya baik saja, dan kau harus membenci yang akhlaqnya tidak baik?

Keturunan Rasulullah SAW bukanlah malaikat yang bebas dari cela dan dosa. Bebas dari berbuat maksiat dan kesalahan. Tetapi, sekalipun demikian, engkau tidak ada hak untuk membenci mereka.

Kau hanya wajib mencintai mereka!

Jika mereka akhlaqnya baik, maka kau ikuti mereka sebagai bentuk rasa cintamu dan bukti ketaatanmu pada Allah SWT.

Jika mereka akhlaqnya tidak baik, maka kau luruskan mereka dengan ikhsan, sebagai bukti cintamu dan taatmu kepada Allah SWT.

Seandainya ada ahlul bait Rasulullah SAW berakhlaq buruk, jangan kau caci, jangan kau maki, tapi peringatkan, luruskan, jangan malah kau tinggalkan, sebagaimana cintamu pada anakmu yang tidak berkurang, sekalipun anakmu berbuat salah dan kemaksiatan.

Kau akan dengan sabar mengajak anakmu pada kebaikan, memperingatkan jika bermaksiat, dan kau pun tetap menyayangi anak-anakmu. Demikianlah seharusnya kau memperlakukan Ahlul Bait.

Dari Zaid Ibn Arqam RA: Suatu hari Rasulullas SAW bangkit melakukan khotbah disebuah mata air yang dikenal dengan nama Khum, terletak diantara Makah dan Madinah.

Pertama beliau mengucapkan Hamdalah dan sanjungan kepada Allah SWT, lalu memberi peringatan dan nasihat.

Setelah itu beliau bersabda:

"Amma ba'du. Hai manusia, sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia yang hampir kedatangan utusan Tuhanku, lalu aku menyambutnya.

Dan sesungguhnya aku titipkan kepada kalian dua perkara yang berat, yang pertama ialah Kitabullah yang didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, maka ambillah Kitabullah dan berpegang teguhlah kepadanya.

Dan (yang kedua ialah) Ahlul Baitku, aku ingatkan kalian kalian kepada Allah tentang Ahlul Baitku, aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul Baitku."

Husain RA bertanya kepada Zaid Bin Arqam RA: Siapakah yang dimaksud dengan Ahlul Baitnya? Dan dijawab oleh Zaid, yang termasuk Ahlul Bait adalah mereka yang haram menerima zakat, yakni mereka dari keluarga Ali, Keluarga Aqil, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al Imam Muslim dan Al Imam Nasai.

Terlalu banyak kalau kita ceritakan Hadits tentang Ahlul Bait / Keturunan dari Rasulullah SAW, yang Rasul sampaikan bahwa mereka tidak akan berpisah dengan Al Qur'an, hingga hari kiamat.

Silakan tanyakan saja kepada Ustadz atau Kyaimu. Hadits-hadits tentang Ahlul Bait.

Habib Muhammad Rizieq Shihab, engkau suka atau tidak, engkau tidak bisa merubah kenyataan bahwa beliau adalah salah satu Ahlul Bait Rasulullah SAW, yang haram bagimu untuk membenci mereka.

Namun tak hanya di era saat Nabi Muhammad SAW masih hidup, kalangan pembenci Rasulullah SAW dan anak cucunya juga masih ada hingga kini. 

Ketua Lembaga Pencatatan Nasab Makhtab Addaimi, Rabithah Alawiyah Habib Ahmad Alatas membenarkan bahwa Habib Rizieq adalah keturunan Nabi Muhammad SAW. 

Ia berujar, Berdasarkan garis keturunan Habib Rizieq memang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW.

Menurutnya, hanya orang-orang yang tidak mengetahui riwayat itulah yang meragukan garis keturunan Habib Rizieq.

"Iya benar, yang ragu yang tidak tahu," kata Habib Ahmad.

Ia menegaskan kembali, Habib Rizieq merupakan keturunan dari generasi ke-39 Nabi Muhammad SAW.

Namun, jika diurut sampai ke Fatimah Az Zahra AS, maka Habib Rizieq merupakan keturunan ke-38.

"Kalau sampai ke Siti Fatimah dia ke-38. Kalau sampai ke Nabi Muhammad SAW dia ke-39," kata Habib Ahmad.

Adapun kata Habib Ahmad melalui dokumen yang ia berikan, silsilah nasab Habib Rizieq diambil dari "Syajarah Assabah Al Asyraf Alalawiyyin" Juz 2, Halaman 236.

Silsilah ini diperoleh melalui Ketua Lembaga Pencatatan Nasab Makhtab Addaimi, Rabithah Alawiyah, Habib Ahmad Alatas dan tercatat dalam detail personel Makhtab Addaimi yang diterbitkan 8 September 2003 dengan nomor ID nasab 19176.

Berikut silsilah Habib Rizieq yang diperoleh dari Ketua Lembaga Pencatatan Nasab Makhtab Addaimi, Rabithah Alawiyah, Ustaz Ahmad Alatas:

Fatimah Az Zahra AS binti Muhammad SAW;

Al Husein AS bin Fatimah;

Ali Zainal Abidin AS bin Al Husein AS;

Muhammad al-Baqir AS bin Ali Zainal Abidin AS;

Jafar Ash Shadiq AS bin Muhammad Al Baqir;

Ali Uraidhy bin Jafar;

 Muhammad an Nagieb;

Isa Arrumi;

Ahmad Almuhajir;

Ubaidillah;

Alwi Alawiyyin;

Muhammad bin Alwi;

 Alwi bin Muhammad;

Ali (khali' qasam);

Muhammad (Shohib Marbath);

Ali bin Muhammad;

Muhammad (Al Faqih Al Muqoddam);

Alwi (Al Ghayyur);

Ali bin Alwi;

Muhammad (Al Mauladawilah);

Abdurrahman (Assegaf);

Syaikh Abubakar (Assakran);

Ali (Shohib Al Wirid Al Al Sakran);

Abdurrahman bin Ali;

Syahabudin (Al Akbar);

Abdurrahman (Al Qhodi) (2/190);

Syahabudin (Al Asghor) (2/212);

Muhammad (2/212) bin Syahabudin;

Ali bin Muhammad;

Muhammad bin Ali (2/221);

Syaich bin Muhammad;

Muhammad bin Syaich;

Husein bin Muhammad;

Abdullah bin Muhammad;

Husein bin Abdullah;

Muhammad bin Abdullah;

Husein bin Muhammad;

Habib Muhammad Rizieq Shihab. 

Habib Ali Zaenal Abidin Al Kaff dalam sebuah kajian menyampaikan, keberadaan keturunan Rasulullah SAW sebenarnya telah disampaikan dalam berbagai hadis, bahkan Al-Quran. 

Dalam hadis sahih, Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa pada akhir zaman nanti, Allah SWT akan mengutus seorang Imam Mahdi untuk mengajak umat muslim melakukan kebaikan.

Rasulullah SAW pun berkata, “Dan dia adalah keturunanku.”

Bermula dari hadis tersebut, maka secara akal sehat manusia dapat disebut bahwa keturunan Rasulullah SAW pasti ada saat ini. Pasalnya, Rasulullah SAW sudah menegaskan bahwa keturunannya akan menjadi Imam Mahdi saat akhir zaman.

“Secara akal, maka apakah mungkin keturunan Rasulullah SAW itu tiba-tiba muncul di akhir zaman?” kata Habib Ali Al-Kaff.

Bukan hanya itu. Keberadaan keturunan Rasulullah SAW juga ada di dalam Al-Quran. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya dia yang mengatakan engkau tidak memiliki keturunan wahai Muhammad, dialah yang tidak memiliki keturunan.”

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah SAW mengatakan, anak dari Fatimah merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW pun berkata, “Setiap anak yang dilahirkan ibunya bernasab kepada ayahnya, kecuali anak-anak dari Fatimah. Akulah wali mereka, akulah nasab mereka dan akulah ayah mereka.”

Fatimah merupakan salah satu putri kesayangan Rasulullah SAW yang dikaruniai dua orang putra. Keduanya adalah Hasan dan Husein yang merupakan cucu Nabi Muhammad SAW dan bernasab kepada Nabi Muhammad SAW.

Berbeda dengan cucu Rasulullah SAW lain yang bernasabkan pada ayahnya masing-masing. 

Dalam berbagai kisah disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah  dikaruniai tujuh anak. Tiga di antaranya adalah laki-laki dan empat perempuan. Ketujuh anak Rasulullah SAW itu adalah Qasim, Abdullah, Ibrahim, Zaenab, Ruqoiyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah Azzahra

Nama marga / fam Shihab, Alatas, Assegaf, Alhabsyi, Alaydrus, Bin Syech Abubakar, Almunawar, Almusawwa, Alhaddad, Mauladdawilah, Aljufri, Alhamid, bin Yahya, Baraqba, Banahsan, Albahar, Assyatiri dan lain-lain adalah sekian dari banyak contoh nama yang kerap terdengar di telinga.

Habib Rizieq Shihab dan Dr Salim Segaf Aljufri (Dewan Syuro PKS) adalah beberapa contoh kalangan Habaib.

Contoh nama-nama itu bukan sekadar nama yang diberikan orangtua kepada anaknya ketika lahir. Karena nama-nama mereka dicatat dalam suatu dokumen yang dikerjakan oleh salah satu lembaga yang sudah eksis sejak Indonesia masih bernama Hindia-Belanda.

Rabithah Alawiyah -- seperti dilansir laman resmi Rabithah Alawiyah -- awalnya bernama Perkoempoelan Arrabitatoel-Alawijah yang mendapat persetujuan berkumpul oleh pemerintah Hindia-Belanda pada 27 Desember 1928 di Bogor. 

Tujuan awal didirikannya organisasi tersebut adalah untuk mengikat tali persaudaraan antar orang-orang rantauan dari jazirah Arab. Agar mereka yang tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga ke pulau Ende supaya tetap saling terhubung.

Selain menjaga komunikasi antar akar-rumput, lembaga ini juga merupakan pihak yang penting dalam mencatat contoh nama-nama seperti Shihab dan Alatas yang ternyata memiliki garis keturunan vertikal dari Nabi Muhammad. Menurut catatan Rabithah Alawiyah, terdapat 68 marga Arab yang tersisa dan tersebar di penjuru Indonesia.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Rabithah Alawiyah, Habib Zein bin Umar bin Smith mengatakan bahwa keturunan Alawiyin di Jabodetabek yang paling banyak jumlahnya adalah marga Alatas atau al-Attas. Jumlah orang yang berasal dari keluarga al-Attas sebanyak 2.471 orang, al-Haddad tercatat sebanyak 1.583 orang, disusul Assegaf, Alaydrus, hingga Al Habsyi. Ada pula marga Al Baidi yang tercatat hanya berjumlah satu orang.

Berbagai catatan sejarah menceritakan bagaimana keturunan Arab turut memperjuangakan kemerdekaan Indonesia. Masuknya pengaruh Arab pun sudah ada sejak abad ke-13. Menurut Buya Hamka dalam Panji Masyarakat, 1975, para keturunan Arab yang bergelar habaib memasuki wilayah Nusantara melalui Aceh.

Melalui Aceh itulah, para habaib dipercaya menyebar dan menetap membentuk kampung Arab. Bahkan menyeberang ke pulau lain seperti Jawa, Kalimantan wilayah Pontianak dan Serawak, hingga ke Mindanao, Filipina.

Dalam pernyataannya, Hamka menyebutkan bahwa keturunan Arab tersebut menjadi pemimin di wilayah masing-masing. Seperti Sayid dari keluarga Jamalullail yang menjadi raja Aceh, Pontianak yang dipimpin Sayid al-Qadri yang kemudian dari seluruh tokoh itu berkembanglah menjadi sekitar 199 keluarga besar dengan nama-nama yang sering terdengar hingga saat ini.