Massa Tak Dikenal Mendadak Zikir Di Tengah Jalan Depan PN Sidang HRS, Akhirnya Ditangkap



Jum'at, 26 Maret 2021

Faktakini.info, Jakarta - Keputusan Majelis Hakim PN Jaktim untuk melakukan sidang secara offline atau langsung atas kasus yang menimpa Habib Rizieq Shihab dan para Ulama, disambut dengan penuh kegembiraan oleh warga masyarakat. Persidangan secara langsung memang merupakan permohonan dari Habib Rizieq dkk. 

Namun sejumlah pihak menyuarakan kekhawatiran dan mensinyalir adanya kemungkinan kelompok yang berniat jahat terhadap Habib Rizieq dkk, dengan mengatasnamakan sebagai pecinta Habib Rizieq namun kemudian dengan secara sengaja melakukan hal-hal yang tidak perlu sehingga membuat persidangan secara offline ini akhirnya dirubah kembali menjadi secara online. Dan dikhawatirkan pula pecinta Habib Rizieq yang asli ikut terpengaruh dan masuk perangkap pihak yang tidak bertanggung jawab.

Dugaan itu kembali muncul saat ada insiden kecil di depan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur (Jaktim), beberapa menit setelah selesai shalat Jumat. 

Sekelompok orang dengan peci putih yang nyaris seragam, menggelar sholawat asyghilidz dzolimin bidzolimin, memberi dukungan kepada Habib Rizieq Shihab yang sedang berada di dalam ruang sidang. mereka menolak untuk membubarkan diri. 

Bahkan aksi mereka sampai mengambil badan jalan, dimana hal ini tidak pernah terjadi dalam persidangan Habib Rizieq sebelumnya. 

Lebih aneh lagi, bukan kalangan muslimah atau emak-emak yang membacakan sholawat bareng seperti sidang Habib Rizieq sebelumnya, tetapi justru kelompok ini. 

Akhirnya, beberapa orang ditangkap setelah aksi saling dorong dengan petugas kepolisian. 

Saat mereka menggelar aksi sholawat, melalui pengeras suara, polisi berulang kali minta agar mereka membubarkan diri. 

Alasannya, sidang sudah digelar secara offline atau tatap muka, sehingga masyarakat diminta untuk di rumah saja. Ini penting, kata polisi, untuk menghindari kemungkinan terjadinya klaster baru penularan virus Covid-19. 

Semakin dilarang, kelompok tersebut semakin kencang sholawatnya. Bahkan, seorang lelaki yang berdiri paling depan, dengan sholawat bersuara kencang, ia mengajak yang lainnya untuk terus bersholawat. Tampak tangannya diangkat ke atas dan mengajak pengikut di belakangnya.

Polisi pun tak lagi memberi kesempatan kepada mereka untuk terus melakukan sholawat. Aparat kemudian merangsek, mendorong mundur untuk menjauh dari depan gedung PN Jaktim. Massa melawan, hingga akhirnya polisi menangkap tiga orang dan mengangkutnya ke dalam mobil truk polisi. Namun satu orang berhasil melarikan diri. Mobil itu kemudian pergi melaju meninggalkan lokasi. 

Tidak diketahui dari mana asal mereka.  Ada yang muda, ada juga seorang lelaki tua. Saat ada yang tertangkap, lelaki tua mengenakan jaket loreng itu hanya diam melihat sekitar 4 meter dari kejadian. Ia tampak tenang. Namun, ketika situasi agak reda, ia malah kembali mendatangi polisi dan melakukan aksi protes. 

“Kami dalam aksi-aksi tidak anarkis, dari Sabang sampai Merauke. Kenapa dilarang?” katanya.

Polisi pun terus menerus mengimbau agar massa membubarkan diri. “Bapak ibu silahkan pulang. Jangan sampai putusan Majelis Hakim yang sudah menggelar sidang secara offline, akhirnya dibatalkan dan dikembalikan ke sidang online. Ayo, bapak-ibu kembali ke rumah,” kata polisi.

Situasi kembali tenang. Sekelompok massa yang menggelar sholawat tadi sudah tidak ada di lokasi. Saat sebelum bubaran, sempat ditanya dari mana asal mereka, namun seorang wanita yang ditanyai itu enggan menjawabnya. 

Sumber: satuindonesia.news dan lainnya