Pasca Banjir, BK FPI Kalsel Dan Relawan Gabungan Bangun Rumah Di Tanah Mualaf Pegunungan Meratus
Kamis, 11 Maret 2021
Faktakini.info, Jakarta - Paska banjir yang melanda wilayah Kalimantan Selatan, Tim Gabungan Relawan Kemanusiaan Kalsel termasuk Bidang Kemanusiaan Front Persaudaraan Islam (BK FPI) terus bergerak dengan ghiroh yang tetap terjaga untuk membantu sesama sekuat tenaga.
Titik perhatian pada tahap paska banjir dari BK FPI Kalsel adalah rehabilitasi hunian warga yang hancur baik dengan merenovasi atau pun membangun ulang hunian sementara atau Huntara di sejumlah titik wilayah.
Lainnya adalah pembagian Al Quran dan Lekar (tempat membaca Al-Quran Quran) di Ponpes serta bantuan logistik tetap dilakukan.
Huntara dimaksudkan sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi korban banjir sebelum akhirnya di bangun kembali Hunian tetap untuk mereka oleh Pemerintah Daerah Kalsel atau pun pihak lainnya.
Salah satu titik lokasi adalah Hunian Sementara yang dibangun oleh BK FPI Kalsel dan Tim Gabungan Relawan Kemanusiaan Kalsel di wilayah Pegunungan Meratus. Meratus merupakan kawasan pegunungan yang berada di Tenggara Pulau Kalimantan serta membelah Provinsi Kalimantan Selatan menjadi dua.
Pegunungan Meratus membentang sepanjang ± 600 km² dari arah Baratdaya-Timulaut dan membelok ke arah Utara hingga perbatasan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Titik tertinggi di rangkaian Pegunungan Meratus adalah Gunung Halau-halau yang memiliki ketinggian 1.901 Mdpl (meter diatas permukaan laut).
Pegunungan ini menjadi bagian dari 8 Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tapin.
Pembangunan hunian sementara (huntara) ini melibatkan warga lokal, warga lokal tersebut adalah seorang Mualaf. Di wilayah Pegunungan Meratus adalah wilayah Hunian Suku Dayak Meratus. Mayoritas Suku Dayak memiliki keyakinan atau agama Kaharingan. Namun telah ada pula yang hijrah menjadi Muslim sebagai Mualaf.
Lokasi tepatnya berada di Kampung Papagaran Desa Patikalain Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah sedangkan Muallaf bernama Bapak Agus. Bapak Agus meminjamkan tanahnya untuk dibangun menjadi Huntara.
Suku Dayak Meratus adalah nama kolektif untuk sekumpulan sub-suku Dayak yang mendiami sepanjang kawasan pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Orang Banjar Kuala menyebut suku Dayak Meratus sebagai Urang Biaju (Dayak Biaju) karena dianggap sama dengan Dayak Ngaju (Biaju), sedangkan orang Banjar Hulu Sungai menyebut suku Dayak Meratus dengan sebutan Urang Bukit (Dayak Bukit/Buguet).
Kaharingan adalah kepercayaan atau agama asli suku Dayak di Kalimantan, ketika agama-agama besar belum memasuki Kalimantan. Kaharingan artinya tumbuh atau hidup, seperti dalam istilah Danum Kaharingan (air kehidupan). Kaharingan percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Ranying Hatalla Langit), dianut secara turun temurun dan dihayati oleh masyarakat Dayak di Kalimantan.
Kondisi saat ini banyak dari para Etnik Dayak penganut Kaharingan yang hijrah menjadi Muslim sebagai Mualaf. Mualaf di pegunungan Meratus meminjamkan tanahnya untuk digunakan sebagai Huntara (hunian sementara) dalam tempo yang cukup lama.
Huntara yang dibangun ada 2 unit dengan ukuran 4 x 12 meter. Untuk 1 unit akan disekat 4 sehingga untuk 2 unit terdapat 8 sekatan (seperti kamar kos-kosan). Unit ke- 1 Huntara telah mencapai 80% proses pengerjaan. Sementara untuk Unit ke-2 Huntara sudah mencapai 50% proses Pengerjaan. Adapun Kondisi di lapangan terkendala oleh paktor cuaca dan jumlah tenaga.
Sementara Tim Gabungan yang turun terlibat adalah Relawan Kemanusiaan BK FPI Kalsel; Majelis Baratib Ba’amal Tanah Laut; BPK Rangas Alai; Balakar Murakata; Kalimantan Peduli, serta warga setempat. Sementara pendanaan diperoleh dari Para Simpatisan dan Donatur.
Untuk papan kaso dari warga yang membantu pohon yang tumbang dimanfaatkan untuk dibuat papan. Jadi untuk saat ini bahan baku sudah cukup. Semoga jumlah Mualaf di wilayah ini semakin terus bertambah.
Sumber: Ilham Bati-bati Relawan Bidang Kemanusiaan FPI Kalimantan Selatan