Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Pakai Jaket Ojol, Gojek: Kami Mengutuk Dan Tidak Terkait

 




Selasa, 30 Maret 2021

Faktakini.info, Jakarta - Saat ini sedang gencar opini di media sosial bahwa Front Pembela Islam (FPI) organisasi yang sudah dibubarkan itu adalah "Ormas Teroris" dengan dalih ada orang atau individu mantan anggota FPI yang terlibat dengan barang bukti adanya kartu anggota dan kaos FPI saat rumahnya geledah. 

Hal ini mengingatkan masyarakat pada peristiwa bom di Medan tahun 2019 lalu, karena pelakunya dalam melakukan aksinya memakai jaket perusahaan ojek online. Sama seperti FPI, jaket dan atribut ojek online memang dijual bebas dan siapapun mudah untuk membelinya. 

Namun saat itu dengan tegas pihak perusahaan menyatakan tidak terkait dengan aksi terorisme itu, karena pihak perusahaan tidak mendukung aksi terorisme dan tindakan anarkis. 

Manajemen Gojek buka suara terkait dugaan bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu   (13/11/2019) pagi. 

Sebelumnya, pelaku memakai atribut jaket online Gojek saat melakukan bom bunuh diri.

Vice President Corporate Communications Gojek Kristy Nelwan mengatakan pihaknya telah menghubungi pihak berwajib untuk menelaah bukti penggunaan atribut tersebut. 

“Kami sudah berkoordinasi dan siap memberikan seluruh bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk proses investigasi,” tutur Kristy dalam pesan pendek kepada Tempo, Rabu pagi, 13 November 2019.

Meski demikian, Kristy menyatakan pihaknya masih enggak berkomentar lebih jauh, utamanya ihwal dugaan keterlibatan mitranya. Ia hanya menjelaskan bahwa entitasnya mengutuk aksi teror dan berduka cita atas jatuhnya korban yang jatuh dalam peristiwa tersebut.

"Gojek menentang keras segala tindakan anarkis dan akan memberikan dukungan penuh upaya pihak berwajib dalam menjaga keamanan masyarakat,” ujar Kristy.

Sebelumnya, sebuah bom meledak di Markas Polrestabes Medan, Jalan HM Said, Kota Medan, Sumatera Utara, pada pukul 08.45 WIB. Markas Besar Kepolisian RI memperkirakan ledakan berasal dari bom bunuh diri dilakukan dua orang mengenakan atribut ojek online.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan Densus 88 sedang menyelidiki kejadian dugaan bom bunuh diri ini. "Densus 88 dan Polda Sumatera Utara sedang memeriksa tempat terjadinya ledakan,” katanya.

Pihak Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi pun tidak menyangkal bila pelaku pernah bekerja sebagai driver ojek online. 

Namun ia mengatakan jika pelaku pengeboman bekerja sebagai pengemudi (driver) ojek online sekitar dua tahun yang lalu dan setelah itu tidak bekerja di Gojek lagi. 

Pelaku bom diketahui memakai atribut ojek online demi memuluskan aksi anarkisnya mengembom di Kapolresta Medan, pada Rabu (13/11/2019).

Sumber: tempo.co, liputan6.com