Telah Wafat Hb M bin Umar Shahab, Syekh Ali Ash-Shabuni, Hb Hussein bin Ahmad Habsyi, Hb Daud bin Hussein Vad'aq
Selasa, 23 Maret 2021
Faktakini.info
```BERITA DUKA```
```DPC RABITHAH ALAWIYAH KOTA MALANG```
```إِنَّا للهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ```
====================
•Nama : Habib Muhammad bin Umar bin Syahab
•Alamat : Jagalan Malang
•Meninggal Dunia di Kota Malang pada Hari : Selasa
•Tanggal : 23 Maret 2021 M / 9 Sya'ban 1442 H
====================
====================
*INFO SHOLAT JENAZAH & PEMAKAMAN :*
*Sholat Jenazah Masjid Al Huda (Embong Arab) Jam 15:00 Wib (Ba'dal Ashar)*
====================
```ﺃﻋﻈﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺟﺮﻛﻢ ﻭ ﺃﺣﺴﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰﺍﻛﻢ```
...
Innalillahi wa innal ilaihi rojiun
Telah berpulang ke rohmatulloh
Sayyidil walid assholeh alhabib husein bin ahmad bin zein alhabsyi (ayahanda alhabib basim bin husien alhabsyi)
Pukul 16:00 wib
22 maret 2021
Semoga almarhum di terima iman islam nya oleh alloh swt
Serta di kumpulkan bersama jaddi sayyidina muhammad saw
Rumah duka kp cileutuh cipayung girang megamendung bogor
Dafan menyusul
Alfatihah
Sumber IG : @HabibBasimAlHabsyi
https://www.instagram.com/p/CMt7b1kBrhL/?igshid=18sk1mbkj16hu
...
*أعظم الله أجركم وأحسن عزاءكم وغفر لميتكم*
*إنا لله وإنا إليه راجعون*
*HABIB DAUD BIN HUSIN VAD'AQ (OMBEN)*
*ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻏﻔﺮ له ﻭﺍﺭﺣمه ﻭعافه وﺍعف عنه ﺍﻟﻠﻬﻢ أﻛﺮﻡ ﻧﺰوله ﻭﻭﺳﻊ ﻣﺪﺧله ﻭﺑﺪّله ﺩﺍﺭﺍً ﺧﻴﺮﺍً ﻣﻦ ﺩﺍﺭه ﻭﺃﻫﻼً ﺧﻴﺮﺍً ﻣﻦ أهله*
*ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻏسله ﺑﺎﻟﻤﺎﺀ ﻭﺍﻟﺜﻠﺞ ﻭﺍﻟﺒﺮﺩ ﻭنقه ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﻭﺍﻟﺨﻄﺎﻳﺎ ﻛﻤﺎ ﻳﻨﻘﻰ ﺍﻟﺜﻮﺏ ﺍلأﺑﻴﺾ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﺲ ﺍﻟﻠﻬﻢ ثبته ﺑﺎﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﺜﺎﺑﺖ*
*ﺍﻟﻠﻬﻢ قه ﻋﺬﺍﺏ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﻭﻋﺬﺍﺏ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺩﺧله ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻣﻊ ﺍلأﺑﺮﺍﺭ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻟﻬﻢ أﻫله ﻭﺫﻭيه ﺍﻟﺼﺒﺮ ﻭﺍﻟﺴﻠﻮﺍﻥ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻻ ﺗﺤﺮﻣﻬﻢ أﺟﺮه ﻭﻻ ﺗﻔﺘﻨﻬﻢ ﺑﻌﺪه ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻭﺍﺭﺣﻢ أﻣﻮﺍﺕ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﺍﺭﺣﻤﻨﺎ إﺫﺍ ﻣﺎ ﺻﺮﻧﺎ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﺻﺎﺭﻭﺍ إﻟﻴﻪ*
*اللهم اكتبه ِفي المحسنين, واجعل ِكتابَه في ِعليين, واخلفه في أهله في الغابرين*
*ولا تحرمنا أجره ولا تفتنا بعده*
*اللهم أبدله دارا خيرا من داره وأهلا خيرا من أهله وأدخله الجنة وأعذه من عذاب القبر ومن عذاب النار ...*
*اللـهـم عامله بما أنت أهله ولا تعامله بما هو أهله ...*
*اللـهـم أجزه عن الإحسان إحسانا وعن الأساءة عفواً وغفراناً...*
*اللـهـم إن كان محسنا فزد من حسناته, وإن كان مسيئا فتجاوز عن سيئآته... أمين أمين*
...
Innalillahi wa innailaihi rajiun. Dunia Islam internasional, khususnya kalangan Ahlussunnah wal jamaah, berduka. Salah satu ulama sekaligus mufasir besar abad ini, Prof. Dr. Muhammad Ali Ash-Shabuni, dikabarkan wafat.
Kabar wafatnya Guru Besar Ilmu Tafsir di Umm Al-Qura University, Makkah, Saudi Arabia ini disampaikan melalui akun resmi Facebooknya, pada Jumat, 19 Maret 2021. Syekh Ali Ash-Shabuni wafat dalam usia 91 tahun.
“Beberapa saat yang lalu, pelayan Kitab dan Sunnah, Al ‘Alamah Muhammad Ali Ash-Shabuni telah berpulang dari kesusahan dunia dan cobaannya kepada rahmat dan karunia Allah. Mudah-mudahan Allah memperbesar pahala kalian dan membaguskan kesabaran kalian.”
Syekh Ali Ash-Shabuni lahir di kota Aleppo, Suriah, pada 1 Juli 1930. Bersama Syekh Yusuf Al-Qaradlawi, Syekh Ash-Shabuni pernah ditetapkan sebagai Tokoh Muslim Dunia 2007 oleh DIQA. Namanya juga tertulis sebagai satu dari 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia (The Muslim 500, The World 500 Most Influentual Muslims).
Mengenal Syekh Ali Ash-Shabuni
Nama lengkapnya adalah Muhammad Ali Ibn Ali Ibn Jamil Ash-Shabuni. Syekh Ash-Shabuni dibesarkan di tengah-tengah keluarga terpelajar. Ayahnya, Syekh Jamil, merupakan salah seorang ulama senior di Aleppo.
Sejak usia kanak-kanak, ia sudah memperlihatkan bakat dan kecerdasan dalam menyerap berbagai ilmu agama. Di usianya yang masih belia, Ash-Shabuni sudah hafal Al-Qur’an. Tak heran bila kemampuannya ini membuat banyak ulama di tempatnya belajar sangat menyukai kepribadian Syekh Ash-Shabuni.
Riwayat Pendidikan
Salah satu guru beliau adalah sang ayah, Jamil ash-Shabuni. Ia memperoleh pendidikan dasar dan formal mengenai bahasa Arab, ilmu waris, dan ilmu-ilmu agama di bawah bimbingan langsung sang ayah. Ia juga berguru pada ulama terkemuka di Aleppo, seperti Syekh Muhammad Najib Sirajuddin, Syekh Ahmad ash-Shama, Syekh Muhammad Said al-Idlibi, Syekh Muhammad Raghib al-Tabbakh, dan Syekh Muhammad Najib Khayatah.
Untuk menambah pengetahuannya, Syekh ash-Shabuni juga kerap mengikuti kajian-kajian para ulama lainnya yang biasa diselenggarakan di berbagai masjid.
Setelah menamatkan pendidikan dasar, Syekh Ash-Shabuni melanjutkan pendidikan formalnya di sekolah milik pemerintah, Madrasah al-Tijariyyah. Kemudian, ia meneruskan pendidikan di sekolah khusus syariah, Khasrawiyya, yang berada di Aleppo. Saat bersekolah di Khasrawiyya, ia tidak hanya mempelajari bidang ilmu-ilmu Islam, tetapi juga mata pelajaran umum. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan di Khasrawiyya dan lulus pada 1949
Atas beasiswa dari Departemen Wakaf Suriah, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Mesir, hingga selesai strata satu dari Fakultas Syariah pada tahun 1952. Dua tahun berikutnya, di universitas yang sama, ia memperoleh gelar master pada konsentrasi peradilan Syariah (Qudha asy-Syariyyah). Studinya di Mesir merupakan beasiswa dari Departemen Wakaf Suria.
Selepas dari Mesir, Syekh Ash-Shabuni kembali ke kota kelahirannya. Ia mengajar di berbagai sekolah menengah atas yang ada di Aleppo. Pekerjaan sebagai guru sekolah menengah atas ini ia lakoni selama delapan tahun, dari tahun 1955 hingga 1962.
Setelah itu, ia mendapatkan tawaran untuk mengajar di Fakultas Syariah Universitas Umm al-Qura dan Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King Abdul Aziz. Kedua universitas ini berada di Kota Makkah. Ia menghabiskan waktu dengan kesibukannya mengajar di dua perguruan tinggi ini selama 28 tahun.
Karena prestasi akademik dan kemampuannya dalam menulis, saat menjadi dosen di Universitas Umm al-Qura, Syekh Ash-Shabuni pernah menyandang jabatan Ketua Fakultas Syariah. Ia juga dipercaya untuk mengepalai Pusat Kajian Akademik dan Pelestarian Warisan Islam. Hingga kini, ia tercatat sebagai guru besar (Professor) Ilmu Tafsir pada Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King Abdul Aziz.
Di samping mengajar di kedua universitas itu, Syekh Ash-Shabuni juga kerap memberikan kuliah terbuka bagi masyarakat umum yang bertempat di Masjidil Haram. Kuliah umum serupa mengenai tafsir juga digelar di salah satu masjid di Kota Jeddah. Kegiatan ini berlangsung selama sekitar delapan tahun.
Karya Tulis
Syekh Ash-Shabuni adalah sosok ulama mufassir yang kreatif dan produktif menulis. Beliau telah menulis beberapa kitab tafsir sebagai bentuk khidmah beliau pada Al-Qur’an dan Al-Hadits, di antaranya:
Rawa’i al-Bayan fi Tasair Ayat al-Ahkam min Al-Qur’an
Kitab ini mengandung keajaiban tentang ayat-ayat hukum di dalam Al-Qur’an. Kitab ini dalam dua jilid besar. Ia adalah kitab terbaik yang pernah dikarang perihal soal ini, sebab dua jilid ini telah dapat menghimpun pemikiran klasik dengan isi yang melimpah-ruah serta ide dan pikiran yang subur, di samping pemikiran modern dengan gaya yang khas dalam segi penampilan, penyusunan, dan kemudian uslub di pihak lain.
Selain itu, Syekh Ali Ash-Shabuni telah nampak keistimewaannya dalam tulisan ini tentang keterusterangannya dan penjelasannya dalam menetapkan keobjektifan agama Islam mengenai pengertian ayat-ayat hukum, dan tentang sanggahannya terhadap dalil-dalil beberapa orang musuh Islam yang menyalahgunakan penanya dengan mempergunakan dirinya dengan menyerang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, dalam hal pernikahan beliau dengan beberapa orang istri (poligami).
Al-Tibyan fi ‘Ulum Al-Qur’an (Pengantar Studi Al-Qur’an)
Awal mulanya, buku ini adalah diktat kuliah dalam Ilmu Al-Qur’an untuk para mahasiswa fakultas Syari’ah dan Dirasah Islamiyah di Makkah al-Mukarramah, dengan maksud untuk melengkapi bahan kurikulum Fakultas serta keperluan para mahasiswa yang cinta kepada ilmu pengetahuan dan mendambakan diri dengan penuh perhatian kepadanya.
Al-Nubuwah wa al-Anbiya (Para Nabi dalam Al-Qur’an)
Buku yang mengupas tentang Para Nabi dalam Al-Qur’an. Buku ini dikemas secara ringkas, lantaran karya ini merupakan sebuah karya saduran dari sebuah kitab berbahasa Arab yang ditulis oleh Syekh Ali Ash-Shabuni.
Qabasun min Nur Al-Qur’an (Cahaya al-Qur’an)
Kitab tafsir ini, di antaranya disajikan ayat-ayat Al-Qur’an dari awal hingga akhir secara berurutan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Sehingga pola ini memberikan kemaslahatan tersendiri yang tidak didapatkan di kitab-kitab tafsir lain. Adapun bentuk penyajiannya ialah ayat-demi-ayat atau beberapa ayat yang terangkum dalam satu kelompok maknanya dan tema, yang karena itulah kitab ini disebut tafsir tematik.
Shafwah al-Tafasir
Salah satu tafsir Syekh Ali Ash-Shabuni yang paling popular. Kitab ini terdiri dari tiga jilid, di dalamnya menggunakan metode-metode yang sederhana, mudah dipahami, dan tidak bertele-tele (tidak menyulitkan para pembaca).
Syekh Ali Ash-Shabuni telah merampungkan tafsir ini (Shafwah al-Tafasir) secara terus menerus dikerjakannya non-stop siang malam selama lebih kurang menghabiskan waktu lima tahun. Beliau tidak menulis sesuatu tentang tafsir sehingga dia membaca dulu apa-apa yang telah ditulis oleh para mufasir, terutama dalam masalah pokok-pokok kitab tafsir, sambil memilih mana yag lebih relevan (yang lebih cocok dan lebih unggul).
Shafwah al-Tafsir merupakan tafsir ringkas, meliputi semua ayat Al-Qur’an sebagaimana yang terdapat dalam judul kitab: Jami’ baina al-Ma’tsur wa al-Ma’qul. Shafwah al-Tafasir ini berdasarkan kepada kitab-kitab tafsir terbesar seperti al-Thabari, al-Kasysyaf, al-Alusi, Ibn Katsir, Bahr al-Muhith, dan lain-lain dengan uslub yang mudah, hadits yang tersusun ditunjang dengan aspek bayan dan kebahasaan. Shafwah al-Tafasir merupakan kumpulan materi-materi pokok yang ada dalam tafsir-tafsir besar yang terpisah, disertai ikhtisar, tertib, penjelasan, dan bayan.
Adapun karya yang lainnya adalah: Mukhtasar Tafsir Ibn Katsir, Mukhtashar Tafsir al-Thabari, Jammi al-Bayan, al-Mawarits fi al-Syari’ah al-Islamiyah ‘ala Dhau al-Kitab, dan Tanwir al-Adham min Tafsir Ruh al-bayan.
Beberapa kitab beliau di atas telah tersebar dan diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa dan dipakai sebagai rujukan dalam kajian Islam, khususnya tafsir, di dunia Islam.
Sumber: suaraislam.id