Gus Najih Dan Hb Abubakar Kirim Surat Terbuka Untuk Jokowi: Kecam Yaqut Dan Tolak Larangan Mudik
Sabtu, 17 April 2021
Faktakini.info
Kepada YTH;
Bapak Ir. H. Joko Widodo (Presiden RI)
Di
JAKARTA
Assalamu'alaikum War. Wab.
Salam hormat,
Bahwa mudik merupakan ajang silaturrahim untuk mewujudkan hubungan yang baik antara saudara, sesama musim dan semua kompornen bangsa. Menjadi pondasi untuk membangun persaudaraan, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta memperkuat perekonomian masyarakat.
Dalam Islam, bagi orang yang menjalin dan menjaga tali silaturrahim akan dicintai Allah SWT, yang tentunya akan dijamin dengan kehidupan yang baik, dhohir bathin dunia dan akhirat.
Pemerintah sering mengeluarkan kebijakan-kebijakan dan statement yang membingungkan dan memantik kegaduhan. Pemerintah seharusnya menciptakan keamanan dan rasa aman di tengah-tengah masyarakat, terlebih pada saat pandemi saat ini. Semua bentuk kebijakan bisa terlebih dahulu dimusyawarahkan dan dikaji melalui dialog 1 yang melibatkan para kyai, habaib, tokoh bangsa dan semua komponen.
Menyikapi hal-hal di atas, maka kami
1. Menolak larangan mudik dari pemerintah serta mendesak kepada pemerintah untuk mencabut larangan tersebut. Menurut kami, larangan tersebut bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah yang mengizinkan shalat Tarawih dan sholat Idul Fitri di laksanakan di Masjid-masjid.
Disamping itu juga tidak sesuai dengan kebijakan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah membuka kembali tempat-tempat pariwisata pada bulan April tahun 2021. Disamping tu larangan tersebut akan berpengaruh rapuhnya rasa
persaudaraan dan kebersamaan antara saudara dan masyarakat yang akan berdampak pada lemahnya persatuan dan kesatuan serta merosotnya perekonomian rakyat. Larangan mudik jelas akan menambah beban pikiran masyarakat.
Bukan hanya masalah sulitnya ekonomi akibat pandemi, Namun juga momen merayakan hari kemenangan ldul Fitri bertemu dan bersilaturrahim dengan orang tua, saudara, keluarga, kerabat dan orang orang yang mereka cintai gagal.
Agenda Halal Bi Halal, reuni dan acara keluarga juga akan batal. Tempat-tempat wIsata, perbelanjaan, warung-warung makan, kue yang diharapkan dengan adanya mudik secara otomatis akan terjadi pemerataan pada sisi ekonomi Kerakyatan Juga akan gagal.
2. Meminta kepada pemerintah untuk menegur dan memperingatkan Menteri Agama untuk tidak mudah dan sering berstatemen yang membingungkan dan bahkan sering menabrak tatanan syari'at. Permintaan supaya dibacakan do'a dari semua agama dalam setiap acara dan kegiatan di lingkungan Kemenag serta larangan mengklaim bahwa Islam merupakan
agama yang paling benar, merupakan statement yang melukai umat islam karena tidak sesuai dengan tatanan syari'at dan nash-nash al Quran dan al Hadits serta pendapat para ulama salafus sholih yang berhaluan ahlussunnah wal jama'ah.
Demikianlah surat kami kepada bapak Presiden sebagai masukan untuk dijadikan pertimbangan.
Sekian harap maklum.
Wassalamu'alaikum War. Wab.
Rembang, Jum'at 09 April 2021 M.
KH. Múh. Najih Maimoen (Rembang)
Habib Abu Bakar Assegaf (Pasuruan)