Militer AS Ditarik Pulang Dari Afganistan, Taliban: Kami Menang, Amerika Kalah

 

Kamis, 15 April 2021

Faktanini.info, Jakarta - Sama seperti saat perang Vietnam yang berakhir dengan bersatunya Vietnam Utara dan Selatan menjadi negara Komunis yang berarti kekalahan bagi pasukan Amerika, perang gerilya di Afganistan juga berlangsung dalam jangka waktu lama dan menguras tenaga Amerika Serikat sehingga akhirnya memutuskan mundur dan keluar.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden secara resmi akhirnya mengumumkan rencana pemulangan sisa pasukan AS di Afghanistan. Perang terpanjang itu telah merenggut nyawa 2.400 anggota tentara Amerika dan menghabiskan sekitar USD2 triliun.

“Ini adalah waktu untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika. Sudah waktunya pasukan Amerika pulang,” ungkap Biden.

Merespon pernyataan resmi Biden, Taliban meyakini bahwa kemenangan adalah milik mereka.

“Kami telah menang perang dan Amerika telah kalah,” ungkap Haji Hekmat, anggota kelompok Taliban sekaligus Wali Kota bayangan Taliban di distrik Balkh, seperti dilansir BBC News Indonesia.

Keputusan Presiden AS Joe Biden untuk menunda penarikan sisa tentara AS sampai September, yang berarti mereka akan tetap berada di negara itu setelah tenggat 1 Mei yang disepakati tahun lalu, telah memantik reaksi keras dari kepemimpinan politik Taliban. Meskipun demikian, momentum tampaknya ada di tangan para militan.

“Kami siap untuk apapun,” kata Haji Hekmat. “Kami sepenuhnya siap untuk damai, dan kami sepenuhnya siap untuk jihad.” Seorang komandan militer yang duduk di sampingnya menambahkan: “Jihad adalah ibadah. Ibadah adalah sesuatu yang, seberapa banyakpun Anda melakukannya, Anda tidak merasa lelah.”

Haji Hikmat mencemooh pemerintah Afghanistan, atau “pemerintahan Kabul” – demikian sebutan Taliban, korup dan tidak Islami.

“Ini jihad,” ujarnya, “Ini ibadah. Kami melakukannya bukan untuk kekuasaan melainkan untuk Allah dan hukum-Nya. Untuk membawa Syariah ke negeri ini. Siapapun yang menghalangi kami akan kami lawan.”

Foto: Haji Hekmat, Wali Kota bayangan Taliban di distrik Balkh. [foto: BBC]

Sumber: suaraislam.id