Mengharukan! Ternyata HRS Menangis Karena Teringat 6 Syuhada FPI Yang Tewas Dibunuh

 


Jumat, 21 Mei 2021 

Faktakini.info, Jakarta - Habib Rizieq Shihab sempat menangis ketika membacakan pleidoi di ruang sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Ternyata tangisan itu karena dzurriyah atau keturunan Nabi Muhammad SAW ini teringat 6 Laskar FPI yang tewas dibunuh di KM 50 tol Jakarta - Cikampek Senin (7/12/2020) lalu. 

Kuasa hukum, Aziz Yanuar mengungkap Habib Rizieq menangis bukan saat membacakan pleidoi soal dirinya di Arab Saudi, melainkan saat bercerita tentang kematian 6 mantan laskar FPI dan pengawalnya yang gugur.

"Momennya tadi ketika beliau lagi baca pas terkait 6 pengawal beliau yang gugur," kata Aziz saat dihubungi, Kamis (20/5/2021).

"Tidak (menangis), itu hanya mengusap wajah karena panas ruangannya memang," saat dikonfirmasi mengenai tangis Habib Rizieq ketika berbicara soal dirinya di Arab Saudi.

Aziz mengatakan Habib Rizieq sempat mengusap air matanya ketika membacakan pleidoi yang telah disiapkan. Menurutnya saat itu, Habib Rizieq teringat dengan para pengawalnya yang meninggal.

"Saat membaca dan teringat 6 syuhada," ucapnya.

Kemudian Aziz menjelaskan terkait pleidoi yang dibacakan Habib Rizieq. Dia menyebut Habib Rizieq berharap agar majelis hakim memutuskan perkara yang menimpanya secara objektif usai mendengarkan pleidoi tersebut.

"Harapannya Allah menggerakkan hati majelis hakim supaya dapat objektif dan adil dalam memutus vonis nanti, mempertimbangkan keadilan dimana banyak perkara prokes tidak ada yang dipidana sebagaimana saat ini HRS dkk dikenakan pidana sebegitu rupa," ujarnya.

Seperti diketahui, Habib Rizieq Shihab tampak menangis saat membacakan pleidoi atau nota keberatan atas tuntutan jaksa penuntut umum dalam kasus kerumunan Petamburan dan Megamendung.Habib Rizieq menangis saat menceritakan dirinya mendapatkan pencekalan dan tidak bisa pulang ke Indonesia. Ternyata tangis itu karena Habib Rizieq teringat kepada 6 syuhada FPI. 

"Akhirnya kami paham bahwa kami sebenarnya bukan sedang dicekal, tapi hakikatnya kami sedang diasingkan agar tidak bisa pulang ke Tanah Air dan tidak bisa lagi kumpul dengan umat di Indonesia. Saya dan keluarga pun terus melakukan upaya perlawanan," kata Habib Rizieq dalam persidangan di PN Jaktim, Kamis (20/5).

"Hukum terhadap pengasingan dengan dalih pencekalan tersebut, walaupun berkali-kali gagal. Para oligarki menggerakkan gerombolan piarannya dari semua kalangan untuk membuat pernyataan, baik secara eksplisit maupun implisit, untuk tebar ancaman menakut-nakuti bahwa kalau saya pulang akan ditangkap dan ditahan, dan berbagai pernyataan tersebut diviralkan oleh para BuzzeRp bayaran," sambungnya.

Meski mendapat pencekalan, Habib Rizieq mengaku tetap berusaha pulang. Habib  Rizieq mengatakan Indonesia merupakan Tanah Airnya sehingga perlu untuk pulang dan membela agama dan bangsa.

"Namun saya tetap bertekad harus pulang, karena Indonesia adalah tanah air saya dan negeri saya tercinta, serta medan juang saya untuk membela agama, bangsa dan negara, apa pun risikonya," kata Habib Rizieq.

Habib Rizieq lantas terlihat menangis. Dia berhenti berbicara dan mengeluarkan saputangan dari kantongnya. Dia juga terlihat membuka kacamata dan mengelap matanya.

Dalam sidang pembacaan pleidoi, Habib Rizieq memang sempat menyinggung peristiwa penembakan 6 laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek (Japek).

"Secara mengejutkan di tengah Tol Karawang kami dikejar dan dipepet hingga keluar Tol Karawang Timur, namun berhasil dihalau dan dihalangi oleh para pengawal kami dari laskar FPI, sehingga saya dan keluarga selamat dari kejaran mereka. Sampai pagi dini hari jam 00.30 Senin, 7 Desember 2020, laskar pengawal kami terus dikejar dan diserang serta ditembaki secara brutal oleh gerombolan orang tak dikenal tersebut. Saya dan keluarga selamat, tapi enam anggota laskar FPI diculik, dan akhirnya mereka dibawa masuk kembali ke dalam Tol Karawang, lalu dibawa ke Km 50, selanjutnya digiring ke suatu tempat untuk disiksa dengan sadis dan dibunuh secara kejam dan biadab," ucap Habib Rizieq.

"Masih di hari yang sama Senin, 7 Desember 2020, sekitar jam 12.00 WIB Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman secara mengejutkan menggelar siaran pers yang mengakui bahwa yang mengintai dan menguntit saya dari Sentul hingga Tol Karawang adalah anggota Polda Metro Jaya dan mengakui juga bahwa mereka yang membunuh enam laskar FPI yang mengawal saya dan keluarga," imbuhnya. 

Nama ke-enam Syuhada FPI ini adalah:

1. Andi Oktaviawan, Laki laki, 33 Tahun

2. Faiz Ahmad Syukur, Laki Laki, 22 Tahun.

3. M. Reza, Laki Laki, 20 Tahun.

4. Muhammad Suci Khadavi Poetra, Laki Laki, 21 Tahun.

5. Akhmad Sofiyan, Laki Laki, 26 Tahun

Mereka berlima dimakamkan di Markaz Syariah Megamendung, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. 

6. Lutfi Hakim, Laki Laki, 24 Tahun

Sementara Lutfi Hakim dimakamkan di Duri Kosambi Jakarta Barat.

Sumber: detik.com