Program Bantuan Kaki Palsu Untuk 6 Orang Difabel Oleh Bidang Kemanusiaan FPI Sukses

 



Sabtu, 22 Mei 2021

Faktakini.info, Jakarta - Buatlah Mereka Tersenyum bahagia, begitulah semboyan Tim Relawan Kemanusiaan DPP Bidang Kemanusiaan Front Persaudaraan Islam (BK FPI) saat memulai program “Tebar Kaki Palsu”. 

Tujuan dari Program ini adalah untuk membantu para Difabel (penyandang cacat) dengan memberikan kaki palsu kepada mereka. Program Bantuan Kaki Palsu ini merupakan program yang digagas oleh DPP BK FPI bekerjasama dengan Bapak Ian Kapal seorang pembuat kaki palsu yang juga Difabel karena mengalami kecelakaan.

Sebelumnya Tim Relawan Kemanusiaan di tahun ke-1 Program Kaki Palsu sudah membuatkan untuk 6 orang difabel di berbagai wilayah antar lain di DKI Jakarta, Tangerang Selatan, Cirebon, Kabupaten Bandung Barat, dan Sumatera Barat. Di tahun ke-2 ini Relawan Kemanusiaan kembali membagikan kepada 6 orang Difabel. Namun Daftar nama yang membutuhkan kaki palsu terus bertambah.

Program Berbagi Kaki Palsu kali ini ditujukan bagi beberapa orang difabel yang di tersebar di beberapa wilayah antara lain di Pulau Bawean Kabupaten Gresik, Palu, Bogor, Cirebon, Sukabumi, kemudian di Jambi, Pekalongan,  Jombang dan Depok.

Di dalam proses pembuatan secara teknis sebelum pembuatan langkah yang dilakukan adalah melakukan pengukuran. Pengukuran menjadi fase awal yang penting. Selain merujuk kepada Pak Ian Kapal, Redaksi juga mencoba menggali informasi dari pihak lain untuk melengkapi informasi.

Dalam proses pengukuran kaki palsu pengukuran yang dilakukan memiliki beberapa tahap antara lain:

Pengukuran pada ekstremitas sisa (stump) meliputi: Panjang; Diameter;Bentuk; Jarak antara ujung stump (bagian yang tersisa) dengan lantai.
Pengukuran juga dilakukan pada  kaki normal untuk dijadikan pertimbangan agar didapatkan keseimbangan kaki palsu dengan kaki asli
Pengukuran pada telapak kaki

Proses kerjasama antara DPP BK FPI dengan Bapak Ian Kapal (kaki palsu), jika ada permintaan untuk pembuatan sejumlah orang, maka Pak Ian baru mulai bekerja atau sebaliknya. Biasanya jika sudah terdapat sekitar 5-8 orang. Karena jika proses pembuatan dilakukan satu persatu akan berdampak pada tingginya harga pembuatan. Apalagi disebabkan naiknya harga bahan dasar.

Adapun nama-nama penerima bantuan kaki Palsu kali ini adalah:

1. Ibu Darojah berasal dari Kota Cirebon. Ia seorang Janda dengan beberapa orang anaknya. Ia tidak bekerja selama ini kehidupannya selalu ditopang oleh sang anak. Namun saat kondisi Pandemi saat ini, sang anak tidak mampu untuk membiayai pembuatan kaki palsu untuk sang Ibu. Ibu Darojah ingin memiliki kaki palsu agar Ia bisa berjalan ke kembali ke Masjid dan mengikuti pengajian. Jika dengan Tongkat terlalu melelahkan tutur sang Ibu.

2. Ryan berusia 22 tahun berasal dari Kota Depok. Sehari-harinya berprofesi sebagai pengamen Ondel-ondel. Ia sangat berharap memiliki kaki palsu agar dapat bekerja kembali. Ryan bercerita bahwa orangtuanya bercerai karena sang ayah tidak dapat menerima kenyataan memiliki anak cacat. Sekolahnya hanya sampai Sekolah Dasar (SD) dan sekarang kerjanya ngamen ngarak ondel-ondel keliling kampung. Dahulu tahun 2013 saat Ryan masih di SD pernah memilki kaki palsu, saat ini sudah rusak parah dan jika dipakai bekerja susah jalannya. Sejak Orangtuanya berpisah Ryan tinggal di sebuah Sanggar di Depok. Ia ingin sekali memiliki kaki palsu agar kembali mampu menafkahi dirinya kembali.

3. Dila berusia 10 tahun berasal dari Propinsi Riau. Saat ini Dila kelas 4 Sekolah Dasar. Dila merupakan anak ke-2. Dila dari lahir sudah tidak memiliki kaki, tinggal di Riau Pelalawan. Sang Ayah wafat bulan Desember kemarin, Sang Ibu jualan warung kopi pinggir jalan. Orangtuanya berasal dari Jawa merantau kesana.  Pertama kali bikin 2015 dan 2018.  Karena pertumbuhan tubuh Dila makin tinggi makin besar  harus ada penggantian kaki palsu. Namun karena Sang Ayah telah wafat dan saat Pandemi warung usaha Orangtuanya sepi Sang Ibu tak mampu membelikan kaki palsu untuk Dila.

4. Revi berusia 13 tahun dan berasal dari Kota Bogor, saat ini Revi masih sekolah kelas 1 SMP. Sang Ibunda hanya Ibu rumah tangga biasa, sementara Ayahnya kerja serabutan. Kadang di ladang dan di kebun jika sedang ada panen. Kadang ikut kerja kuli bangunan. Revi terlahir tidak memiliki kaki, selama ini ke mana-mana tanpa kaki palsu. Selama ini sudah mencari bantuan Donasi ke mana-mana tapi belum berhasil. Alhamdulillah kali ini Revi mendapatkan bantuan kaki palsu. Meski untuk 2-3 tahun ke depan karena pertumbuhan tubuhnya makin tinggi dan besar Revi harus  menggantikan kaki palsunya kembali.

5. Ahmad Maradona usia 26 tahun berasal dari Kisaran Asahan Sumatera Utara. Kakinya harus diamputasi karena kecelakaan kerja. Saat Ia tengah memotong rumput kakinya terkena mesin pemotong tepat diatas mata kaki. Kini Ahmad hanya tonggal dirumah saja. Ia ingin kembali bekerja mencari nafkah namun Orangtuanya tidak mampu untuk membelikan kaki palsu. sudah dicetak menungu dikirim polanya . beliau lulusan s1 teknik robotic kota kisaran ayah seorang supir angkotan pasir dan ibu rumah tangga mengalami kecelakaan dari 2016 dan baru sekarang mau memakai kaki palsu karena ketiadaan ketersedian dana.

6. Tedi usia 22 tahun tinggal di Desa Cangkingan Rt 018 Rw 008 Kecamatan Kedokan Bunder Kabupaten Indramayu. Pekerjaan sebelumnya buruh Nelayan. Tedi mengalami kecelakaan kerja saat ia melaut bersama Sang Kaka 8 tahun yang lalu saat berlayar dari Muara Baru. Kaki nya terlilit tambang Jangkar yang meremukkan tulang dan putus otot kakinya. Tedi kini tinggal bersama Sang Bibi di kampung.

Menurut Pak Ian Kapal proses pengukuran tidak ada kendala, kendala yang ada hanya jarak saja. Jika berada di wilayah Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), Pak Ian akan datang langsung ke lokasi, namun jika wilayah yang lebih jauh hanya dengan cara vidio call, dan jika hujan cuaca dingin cetakan menjadi lama keringnya. Sementara untuk proses pengiriman ada ekspedisi yang beroperasi 24 jam. Sementara untuk proses kerja berkisar 5 – 7 hari, namun jika hujan dapat memakan waktu 10 hari.

Untuk biaya pembuatan kaki palsu harga pasaran bawah lutut lokal harga 4 juta rupiah sementara untuk produk yang impor harga 6 juta rupiah. Harga tersebut juga bergantung kepada naik turunnya harga bahan dasar. Untuk proyek kerjasama ini Pak Ian hanya memasang harga produksi setengah nya karena sama-sama sosial.

Kepada Para Dermawan yang dimuliakan Allah, yang ingin ikut berpartisipasi dalam program “Bantuan Kaki Palsu” tersebut dapat menghubungi Call Center DPP Hilmi 0812 1999 4070.

Sumber: Habib Ali Alhamid Ketua DPP Bidang Kemanusiaan Front Persaudaraan Islam, BK FPI.