Habib Rizieq: Atheis Cuci Otak Rakyat dengan Slogan 'Konstitusi di Atas Ayat Suci'

 

Kamis, 10 Jun 2021

Faktakini.info, Jakarta - Habib Rizieq Shihab (HRS) kembali mengungkapkan berbagai fakta saat membacakan nota pembelaan atau pleidoi. Kali ini, Habib Rizieq mengungkap ada upaya cuci otak yang dilakukan gerombolan atheis dan komunis di Indonesia.

Hal itu disampaikan Rizieq dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim), Kamis (10/6/2021), atas tuntutan 6 tahun bui dari jaksa dalam perkara dugaan penyebaran hoax terhadap hasil tes swab di RS Ummi Bogor.

Awalnya Habib Rizieq menceritakan soal keterlibatannya dalam sejumlah Aksi Bela Islam yang membuat sejumlah kelompok risau. Dia menyebut kelompok itu sebagai gerombolan atheis dan komunis.

Menurut Habib Rizieq, kelompok tersebut berusaha mencuci otak rakyat Indonesia. Salah satunya dengan merusak iman rakyat kepada Tuhan.

"Prinsip juang kami tersebut telah membuat kebakaran ubun-ubun para gerombolan atheis dan komunis yang pasca-reformasi 1998 banyak yang menyamar menjadi liberalis dan sekularis sehingga mereka risau, kacau, dan galau, serta marah, murka dan kalap karena selama ini mereka selalu berkampanye secara besar-besaran dengan dana yang tak terbatas mencuci otak rakyat Indonesia dan merusak imannya kepada Tuhan yang Maha Esa dengan slogan 'Ayat Konstitusi di Atas Ayat Suci'," ucap dzurriyah atau keturunan Nabi Muhammad SAW itu. 

Habib Rizieq melanjutkan, kelompok itu semakin risau saat dia terus menerus menggelar seminar, diskusi, dan tablig akbar dengan membongkar indikasi kebangkitan neo-PKI. Indikasi itu, kata dia, di antaranya dengan adanya RUU HIP, sdanya PP No 57 Tahun 2021 menghapus mata kuliah Pancasila dan Bahasa Indonesia, serta TWK KPK.

"Adanya Test Wawasan Kebangsaan (TWK) di KPK yang pertanyaannya beraroma antiagama antara lain, 'Apakah anda bersedia melepas jilbab demi bangsa dan negara?' Jika anda diminta memilih, anda pilih Al-Qur'an atau Pancasila?' Lalu dengan entengnya di berbagai media massa, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Tjahjo Kumolo menyebut bahwa Test Wawasan Kebangsaan (TWK) sama dengan litsus di Zaman Orde Baru," kata Habib Rizieq.

"Padahal litsus di zaman Orba untuk memastikan bahwa pegawai negeri tidak terkontaminasi ideologi PKI yang anti-Tuhan dan anti-agama, sedang TWK di KPK untuk memastikan ASN siap meninggalkan ajaran agama dengan dalih demi bangsa dan negara. Apakah TWK bentuk balas dendam Neo PKI terhadap umat Islam?" sambung Habib Rizieq.

Sumber: detik.com