Mengenang Penjelajahan Voyager Di Alam Semesta

 



Kamis, 10 Juni 2021

Faktakini.info

MENGENANG PENJELAJAHAN VOYAGER DI ALAM SEMESTA

Halo sobat EB! Masih pada tinggal di bumi, kan? Ok, kita membahas sejarah eksplorasi antariksa!

Apa yang terpikirkan saat mendengar 'alam semesta'? Kita akan membayangkan betapa luasnya alam semesta dan betapa kecilnya bumi! Namun pernahkah tahu kalau manusia sudah menorehkan prestasi gemilang dalam eksplorasi antariksa terjauh dan terlama dalam sejarah umat manusia? Menembus miliaran kilometer? Ya, itulah misi 'Voyager' oleh badan antariksa NASA (Amerika Serikat) pada tahun 1977 lalu. Terdengar mimpi? Oh, tidak sesederhana yang dipikirkan! Ilmuwan punya cara tersendiri untuk mengatasinya!

Let's check!

1. Rencana Dadakan

Pada tahun 1960-an, ada rencana untuk mempelajari planet-planet luar yang direncanakan akan meluncur pada tahun 1970-an. Sebenarnya, program Voyager adalah bagian dari "Mariner 11" dari program Mariner. Namun karena pemotongan anggaran, misi akhirnya direncanakan untuk terbang lintas planet Jupiter dan Saturnus. Selang beberapa waktu, akhirnya misi ini berubah nama menjadi "Voyager" karena memiliki desain yang berbeda dengan Program Mariner lainnya.

Misi ini dibilang NASA sebagai misi era "Post-Apollo" yang memang direncanakan lebih awal. Di kalangan internal sempat merevisi program ini lantaran pemotongan anggaran di tahun 1971 karena beban misi Apollo. Dari rencana empat peluncuran wahana antariksa dipangkas menjadi dua saja. Rencana awal sebenarnya Pluto dimasukkan sebagai destinasi meskipun akhirnya batal. (Note: Pluto sudah dikunjungi oleh wahana New Horizons di tahun 2015)

Dalam analisis ilmuwan, misi "Grand Tour" ini melihat bahwa posisi planet luar akan memungkinkan melakukan misi antarplanet dengan memanfaatkan bantuan gravitasi planet besar (Jupiter dan Saturnus) di sekitar tahun 1976-1980. (Untuk trayektori, silakan lihat gambar atau bisa lakukan simulasi di aplikasi tertentu)

Misi utama Voyager 1 adalah untuk mengeksplorasi Jupiter, Saturnus, dan bulan Saturnus, Titan. Sementara itu, Voyager 2 juga mengeksplorasi Jupiter dan Saturnus, tetapi ada opsi untuk dilanjutkan ke Uranus and Neptunus, atau difokuskan ke Titan sebagai back-up untuk Voyager 1. Kesuksesan Voyager 1 membuat Voyager 2 mendapat perpanjangan misi ke Uranus and Neptunus.

Voyager memiliki instrumen kamera multispektrum, antena parabola, thruster hidrazin, magnetometer, Digital Tape Recorder, power RTG plutonium yang memberi daya 470 Watt, Radio Science System, spektrometer, alat pengukuran partikel bermuatan dan sinar kosmis, gelombang plasma, planetary radio system, dan fotopolarimeter. (Untuk memahami instrumen ini, silakan bisa baca referensi di jurnal-jurnal)

Dari berbagai masalah yang mendera rencana empat misi di awal hingga terpotong menjadi dua misi wahana antariksa, hanya butuh tidak sampai satu dekade pengembangan wahana ini selesai dibuat.

2. Akhirnya Pergi dari Bumi!

Setelah mengalami drama fiskal yang sedikit menjengkelkan, pada akhirnya wahana antariksa ini meluncur.

Voyager 2 diluncurkan pada 20 Agustus 1997 dan Voyager 2 diluncurkan 16 hari setelahnya di tanggal 5 September 1977. Perbedaannya adalah Voyager 2 memiliki kecepatan yang lebih lambat dibanding Voyager 1 karena hanya ditujukan untuk mempelajari planet-planet di tata surya secara lintas terbang (fly-by). Sementara itu, Voyager 1 di-set memiliki kecepatan yang lebih cepat dibandingkan saudaranya untuk mencapai antarbintang.

Keduanya meluncur dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat menggunakan roket Titan Centaur. Selang beberapa saat meninggalkan bumi, Voyager 1 mengambil foto bumi dan bulan dalam fase sabit.

Voyager 2 yang meluncur lebih dulu memiliki rencana lintasan (trajectory) bumi-Jupiter-Saturnus-Uranus-Neptunus-sabuk kuiper-ruang antarbintang. Sementara itu, Voyager 1 yang meluncur dua minggu kemudian memiliki lintasan yang sama, namun tanpa melintasi Uranus dan Neptunus sehingga lebih cepat mendahului saudaranya.

Pada tanggal 10 Desember 1977, Voyager 2 berhasil memasuki sabuk asteroid disusul Voyager 1 pada hari yang sama. Pada 19 Desember 1977, Voyager 1 menyalip Voyager 2 dan meninggalkannya.

3. Sambutan Raksasa Jupiter

Voyager 1 yang lebih dulu sampai Jupiter pada bulan Januari 1979 langsung melakukan observasi pada sistem Jupiter. Voyager 1 memotret Jupiter, badai merah besar seukuran dua kali bumi, dan bulan-bulannya. Foto-foto ciamik berhasil diambil dan menemukan cincin Jupiter serta menemukan lusinan anak-anak Jupiter (satelit) selain empat satelit besar Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Voyager 1 melihat jejak vulkanisme pada Io yang sedang erupsi hingga melontarkan material setinggi ratusan kilometer dan menghujani atmosfer Jupiter. Selain itu, bulan-bulan es Jupiter diperkirakan memiliki samudera dibawah lapisan es-nya seperti Europa.

Selama empat bulan Voyager 1 mengobservasi Jupiter sebelum akhirnya mengucap selamat tinggal pada keluarga Jupiter untuk selamanya.

Sementara itu, Jupiter kembali kedatangan tamu Voyager 2 pada April 1979 dan melakukan hal yang sama seperti saudaranya. Selama empat bulan bersua dengan keluarga Jupiter sebelum akhirnya terpaksa meninggalkannya di bulan Agustus 1979.

4. Melintasi si Cantik Saturnus

Voyager 1 bersua dengan sebuah keluarga baru, Saturnus yang terkenal dengan cincin besarnya pada November 1980. Voyager 1 menemukan cincin-cincin Saturnus baru yang kompleks serta mengobservasi Titan beserta atmosfer yang kaya dengan senyawa organik. Selain itu, penemuan dunia es seperti Enceladus, Rhea, Dione, Tethys, dan lusinan satelit kecil lainnya menambah kekayaan dan perspektif baru bahwa kebanyakan benda langit berupa es seperti satelit Jupiter dan Saturnus. 

5. Maaf, Kita Beda Tujuan

Sementara itu, Voyager 2 baru mencapai orbit Saturnus pada Agustus 1981, atau lebih telat setengah tahun lebih dibanding Voyager 1. Wahana antariksa ini kembali melakukan hal yang sama seperti saudaranya, mengambil foto-foto dan mengobservasi sistem Saturnus dengan instrumen ilmiahnya.

Pada akhirnya, Voyager 2 memutuskan mengambil jalan yang berbeda dengan kakaknya yang sudah jauh di depan sana. Masih ada tugas darinya, yaitu pergi menemui Uranus dan Neptunus yang tampak hampir sejajar posisinya. Bye-bye Saturnus!

6.  Bersua dengan Dua Kembar Uranus-Neptunus

Meski beda tujuan, Voyager 2 melintasi selama bertahun-tahun demi menemui dua keluarga di tata surya ini.

Setelah sendirian melintasi sejauh dua kali jarak bumi-saturnus, akhirnya pada bulan Januari 1985 sampai di orbit Uranus yang berwarna seperti telur bebek. Observasi dilakukan dan pemotretan sana-sini membuat sejarah baru karena belum ada wahana antariksa lain yang mengunjungi sistem Uranus hingga saat ini. Satelit-satelit besar seperti Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon tampaknya juga sama seperti bulan-bulan Satunus-Jupiter. Sementara itu, sebanyak 11 satelit kecil ditemukan. Penemuan lainnya adalah Uranus juga memiliki cincin tipis yang cukup susah diamati dari bumi sekalipun menggunakan teleskop.

Dua bulan berikutnya, Voyager 2 kembali meneruskan perjalanannya menuju titik kecil biru di kejauhan sana. Dari jarak ribuan juta kilometer, Voyager masih sehat dan sanggup meneruskan misi "Grand Tour" ini.

Setelah puas melintasi orbit Uranus, tiga tahun lamanya Voyager berharap bertemu dengan planet biru besar Neptunus.

Pada Agustus 1989, Voyager 2 tiba di sistem Neptunus, planet terakhir dalam tata surya setelah IAU tidak menyertakan Pluto sebagai planet (besar) di tahun 2006.

Observasi Neptunus menghasilkan penemuan bahwa terdapat badai hitam gelap di planet itu. Selama dalam lintas terbangnya, Voyager 2 menemukan 6 satelit kecil baru dan sebuah sistem cincin tipis yang mengelilinginya.

Pada Oktober 1989, Voyager 2 keluar dari orbit Neptunus dan menuju ruang antarbintang tanpa harapan akan kembali.

7. Bye-Bye Tata Surya!

Voyager 1 dan Voyager 2 sukses melakukan misi "Grand Tour" dan terbang keluar dari sistem tata surya dan memasuki sabuk Kuiper, sebuah wilayah di luar orbit Neptunus.

Foto terakhir dari misi lintas terbang antarplanet ini akhirnya ditutup dengan sebuah foto dari Voyager 1 dengan mengambil foto keluarga tata surya dari jarak 6 miliar kilometer (40.5 SA). Dari jarak itu, planet-planet hanya tampak seperti titik-titik kecil di tengah sorot sinar matahari. Foto itu dinamakan "Family Portrait". Ada enam planet yang tampak dari foto itu, yaitu Venus, bumi, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Merkurius tidak tampak karena posisinya terlalu dekat dengan matahari, sementara posisi planet mars tidak memungkinkan untuk dideteksi dari kamera Voyager 2.

Dari foto itu, bumi disebut oleh Carl Sagan dengan sebutan "Pale Blue Dot", sebuah titik biru pucat. Foto ini memberikan perspektif lain tentang bagaimana tempat hidup manusia di alam semesta.

Voyager 1 dan Voyager 2 melanjutkan pengembaraannya ke bintang lain yang akan memakan waktu ribuan, bahkan jutaan tahun dan entah akan berlabuh di mana.

Namun, sebuah pesan untuk alam semesta dibawa oleh misi ini.

8. Oleh-Oleh untuk Alam Semesta

Misi Voyager membawa plakat dan recorder yang berjudul "The Sounds of Earth" yang berisikan suara-suara dari alam, seperti suara hewan, petir, traktor, suara anak-anak, nyanyian, sapaan 55 bahasa, dan beberapa konten lainnya. Salah satu lagu terdapat nyanyian berbahasa Indonesia berjudul "Ketawang: Puspåwårnå" oleh K.R.T. Wasitodipuro.

Piringan berwarna emas "Voyager Golden Record" ini ditujukan sebagai pesan manusia bumi kepada alam semesta—yang mungkin suatu saat bakal ditemukan oleh peradaban lain (jika memang ada).

Sekian, Voyager masih setia dengan kita, masih terhubung dengan manusia di bumi. 

Salam untuk bumi!
😉

______
Notes:

FAQ
1. Bagaimana cara berkomunikasi dari jutaan kilometer?
A: melalui gelombang radio yang terhubung dengan Deep Space Network. Gelombang radio sediri memiliki kecepatan cahaya (300 ribu km/s), sehingga hanya Voyager 1 dan 2 hanya butuh 21 dan 17 jam dari bumi

2. Apa bahan bakar Voyager sehingga sanggup melintasi miliaran kilometer? 
A: Voyager hanya memanfaatkan dorongan roket yang melepaskannya dari pengaruh gravitasi bumi, lalu sampai di jupiter dan dilontarkan ke planet-planet lainnya dengan bantuan gravitasi (gravity assist). Selama tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka kecepatan Voyager akan tetap sama. Untuk lebih pahamnya, silakan cari software simulasi

3. Bagaimana cara mengontrol Voyager?
A: lewat perintah yang dikirimkan dari DSN dan perintah itu akan dieksekusi oleh Voyager

4. Di mana Voyager sekarang?
A: Voyager 1 dan Voyager 2 sudah berada di ruang antarbintang
-Voyager 1: 22.7 miliar kilometer, 21 jam cahaya
-Voyager 2: 18.9 miliar kilometer, 17.5 jam cahaya
(Update: 26 Maret 2021)

5. Bagaimana Voyager bisa menyala selama puluhan tahun?
A: menggunakan RTG plutonium yang sanggup bertahan selama 70 tahun

Sumber: Ensiklopedia Bebas

____
Ref:
1) https://en.m.wikipedia.org/wiki/Voyager_2
2) https://en.m.wikipedia.org/wiki/Voyager_1
3) https://history.nasa.gov/SP-4219/Chapter11.html
4) https://x2zkom3ctwgbm5pgxgdqswjlfq-mkzbd4dzakkw2-en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Voyager_program
5) https://voyager.jpl.nasa.gov/mission/
6) https://voyager.jpl.nasa.gov/mission/status/
7) https://photojournal.jpl.nasa.gov/mission/Voyager?start=200
8) https://en.m.wikipedia.org/wiki/Family_Portrait_(Voyager)#/search
9) https://en.m.wikipedia.org/wiki/Pale_blue_dot
10) https://voyager.jpl.nasa.gov/golden-record/whats-on-the-record/sounds/
11) https://voyager.jpl.nasa.gov