Banjir Besar Landa Cina: 33 Tewas, Penumpang Terjebak Di Kereta Bawah Tanah
Jum'at, 23 Juli 2021
Faktakini.info, Jakarta - Setidaknya 33 orang tewas pada Kamis (22/7/2021) di kota Zhengzhou, provinsi Henan, akibat banjir China dari hujan sangat deras yang menyebabkan banjir sampai lorong kereta bawah tanah dan mobil-mobil bertumpuk saat surut.
Petugas cuaca setempat mengatakan, curah hujan setahun mengguyur kota hanya dalam waktu tiga jam, sehingga mengakibatkan banjir di Henan.
Akibatnya saluran air tak mampu menampung dan terjadi banjir lumpur hingga ke sistem kereta bawah tanah, lahan pertanian, dan terowongan jalan.
Ratusan ribu orang di daerah sekitar Zhengzhou juga terkena dampak banjir ini, kata otoritas setempat.
Zhengzhou adalah yang paling parah terdampak banjir China. Pada Selasa (20/7/2021) air naik saat jam sibuk dari pergelangan kaki penumpang ke leher mereka.
Setidaknya 12 orang tewas akibat banjir di China sebelum tim penyelamat berhasil mengevakuasi mereka dari gerbong.
Saat air surut warga memindahkan kendaraan ke tempat yang lebih tinggi dan berencana keluar dari kota yang dilanda bencana. Akses komunikasi dan listrik saat ini masih tidak merata.
"Saya sedang menunggu listrik pulih, tetapi saya pikir mungkin perlu beberapa hari lagi," kata Chen, pemilik restoran makanan lokal dan sandwich babi kepada AFP.
"Kerugian saya? Mereka tidak apa-apanya dibandingkan dengan yang terjadi di terowongan situ," katanya sambil menunjuk ke lokasi di mana banjir menjebak banyak mobil pada Selasa. Ada potensi beberapa pengendara masih terjebak di dalam.
Sementara itu di kota Anyang, utara dekat Zhengzhou, dikeluarkan peringatan merah pada Kamis untuk hujan lebat setelah beberapa daerah diguyur hujan lebih dari 100mm.
Sekolah diperintahkan untuk tutup dan sebagian besar pegawai diharuskan tetap di rumah.
Chen Tao kepala peramal cuaca dari Pusat Meteorologi Nasional (NMC) mengatakan, kombinasi topografi Henan dan Topan In-Fa menyebabkan hujan deras.
Meskipun topan belum mendarat di China, "Sejumlah besar uap air dari atas laut berkumpul menuju Henan", kata Chen, sehingga menyediakan sumber air untuk hujan.
Perubahan iklim juga membuat cuaca ekstrem semacam ini menjadi lebih umum karena dunia terus memanas.
Provinsi Henan seperti sebagian besar wilayah China dialiri oleh sungai, bendungan, dan waduk yang dibangun beberapa dekade lalu untuk mengelola banjir dan mengairi wilayah pertanian.
Namun pembangunan kota yang tak berujung membuat drainase mendapat tekanan berlebih.
Media pemerintah menepis anggapan bahwa bendungan mungkin berperan dalam merusak aliran air normal.
Global Times mengutip para ahli yang mengatakan, "Pembangunannya tidak ada hubungan langsung dengan banjir".
Sementara itu sejumlah penumpang terjebak di dalam kereta bawah tanah di Kota Zhengzhou saat banjir di Henan, China. Dalam video yang beredar di media sosial, para penumpang ketakutan dan berpegangan kuat-kuat di langit kereta.
Menurut Xinhua, air masuk ke dalam stasiun hingga menggenangi kereta bawah tanah hingga ketinggian lebih dari sepinggang orang dewasa. Banyak yang terjebak di stasiun bawah tanah di kota Zhengzhou, China. Lebih dari 160 kereta api di stasiun kereta api kota berhenti beroperasi sehingga membuat banyak penumpang terdampar.
“Ketinggian air naik ke bahu kami,” kata seorang saksi kepada kantor berita China Global Television Network. “Dampaknya begitu luas, membuat segalanya mudah hanyut. Beberapa dari kami tergantung di langit-langit kereta termasuk seorang anak.”
Banyak penumpang yang ketakutan dan kelelahan untuk berpegangan di pagar stasiun saat air terus naik. "Jika Anda tidak memegang pagar erat-erat, maka mudah hanyut."
Dalam rekaman tersebut, seorang penumpang melompat ke dalam gerbong untuk membantu penumpang yang terjebak di dalam kereta. Penumpang tersebut membawa korban banjir ke tempat yang aman.
Para penumpang menggunakan tali untuk keluar satu per satu. Sedangkan penumpang lain berdiri di kursi dan berusaha tidak tenggelam.
Hujan deras mengguyur provinsi Henan di China tengah hingga menyebabkan air dari sungai meluap dan membanjiri jalan-jalan di belasan kota termasuk Zhengzhou. Banjir di Henan yang datang tiba-tiba menyebabkan orang-orang di pusat perbelanjaan, sekolah, dan bahkan kereta bawah tanah.
Hujan badai menyebabkan genangan air yang parah, gangguan lalu lintas, pemadaman listrik dan sejumlah korban jiwa. Sebanyak 12 orang tewas yang merupakan penumpang kereta bawah tanah.
Lebih dari 100.000 orang telah dievakuasi dari Zhengzhou, kota berpenduduk 12,6 juta di tepi Sungai Kuning. Ribuan personel darurat dikerahkan untuk membantu upaya tersebut.
Presiden China Xi Jinping seperti dikutip dari Xinhua pada Rabu, 21 Juli 2021 menggambarkan situasi banjir di Henan sangat parah. Ia memerintahkan pihak berwenang memprioritaskan keselamatan nyawa dan harta benda penduduk.
Foto: Orang-orang memandangi mobil-mobil yang terendam banjir setelah hujan lebat melanda kota Zhengzhou di provinsi Henan, China tengah, pada 21 Juli 2021. (AFP PHOTO/STR)
Sumber: kompas.com, tempo.co