Italia Juara Piala Eropa 2020, Kalahkan Inggris Melalui Adu Penalti
Senin, 12 Juli 2021
Faktakini.info, Jakarta - Giorgio Chiellini mengungkap kunci kebangkitan Italia untuk mengalahkan Inggris di final Euro 2020. Hasrat besar Italia untuk mendominasi laga jadi senjata utama.
Italia berhasil merengkuh gelar Piala Eropa 2020. Hal tersebut dipastikan setelah Gli Azzurri mengalahkan Inggris 3-2 lewat adu penalti dalam laga final yang digelar di Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB.
Duel ini harus ditentukan ke adu penalti setelah imbang 1-1 sepanjang 120 menit. Italia sempat harus tertinggal cepat di menit ke-2 akibat gol dari Luke Shaw. Namun, mereka kemudian mampu menyetarakan angka melalui Leonardo Bonucci di menit ke-67.
Pada babak tos-tosan, hanya dua penendang Italia yang gagal yaitu Andrea Belotti dan Jorginho. Sementara, Inggris menjadi pesakitan usai tiga penendang mereka yaitu Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka.
Kapten timnas Italia, Giorgio Chiellini menilai bahwa gelar ini sangat layak didapatkan oleh La Nazionele. Italia sudah menunjukkan punya mental yang sangat baik usai mampu bangkit meski harus tertinggal lebih dulu.
Chiellini mengungkap kunci kebangkitan Italia ini hasrat besar mereka untuk selalu mendominasi laga. Terbukti, Gli Azzurri tampil sangat dominan dalam penguasaan bola di laga ini. Mereka mencatatkan 62 persen ball possesion dibanding Inggris yang hanya 38 persen.
"Kami menang, saya pikir ini pantas. Kami merasa ini seperti keajaiban. Kami telah mengatakannya ini sejak awal Mei dan kami pantas mendapatkannya, seluruh Italia pantas mendapatkannya," ujar Chiellini kepada RAI Sport.
"Ini adalah hal yang luar biasa. Terima kasih kepada semua orang yang menjadi bagian dari tim ini selama tiga tahun dan kami mendedikasikannya untuk semua pemain yang juga menonton dari rumah."
"Kuncinya adalah selalu menikmati sepakbola dan menjadi diri sendiri. Kami ingin mengontrol permainan, menguasai bola."
"Meskipun mendapat pukulan di awal saat laga waktu baru berjalan dua menit, kami mendominasi sisa pertandingan. Kami menginginkan untuk melakukan hal itu dengan segala cara," jelasnya.
Roberto Mancini diangkat sebaai pelatih timnas Italia pada Mei 2018. Dia menggantikan Gian Piero Ventura yang gagal membawa Italia lolos ke Piala Dunia 2018.
Bersama Mancini, Italia merangkai laju positif tak terkalahkan dalam 34 laga terakhir yang dimulai sejak Oktober 2018. Gelar juara Euro 2020 kemudian menjadi puncaknya.
Usai pertandingan, Roberto Mancini terlihat menitikkan air mata. Dia juga tampak emosional saat berpelukan dengan salah satu stafnya yang juga mantan rekan setimnya di Sampdoria, Gianluca Vialli.
"Itu adalah emosi yang muncul setelah meraih sesuatu yang luar biasa, melihat anak-anak merayakannya, fans merayakan di bangku penonton," ujar Mancini soal air matanya usai pertandingan.
Pada tahun 2006 Italia menang adu penalti saat melawan Prancis yg diwarnai insiden Zidane dan Materazzi.
Kini 15 tahun pasca insiden terjadi, Eks pemain timnas, Roberto Mancini mampu membawa Italia juara setelah mengalahkan Inggris dalam drama adu penalti.
Secara statistik Italia lebih pantas juara.
Total dari 34 pertandingan Italia tak pernah terkalahkan di waktu normal.
Dengan melihat jalannya laga tadi pun Italia lebih banyak mendominasi.
Terutama di 30 menit setelah babak kedua berjalan, Italia mampu melakukan 71% penguasaan bola dengan 7 percobaan dan 4 tendangan on target.
Itu cukup mengindikasikan bahwa Roberto Mancini telah mematahkan euforia taktik monoton yang bertahun-tahun disematkan pada Italia sebagai "Raja high-defensive".
Mancini sukses menerapkan pakem 4-3-3 dengan full offensive.
Walaupun secara materi pemain Inggris diunggulkan, namun dari segi taktikal, Roberto Mancini jauh lebih efektif dan berkelas.
Sumber: detik.com dan lainnya