Kasus COVID-19 Melonjak, Jepang Evakuasi Warganya Dari Indonesia

 

Kamis, 15 Juli 2021

Faktakini.info, Jakarta - Pemerintah Kekaisaran Jepang akan menyiapkan penerbangan khusus untuk warga mereka yang hendak kembali dari Indonesia. Penyiapan itu dilakukan seiring lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.

"Dari sudut pandang melindungi warga negara Jepang, kami telah memutuskan untuk mengambil tindakan ... sehingga warga Jepang yang ingin kembali dapat kembali ke Jepang sesegera mungkin dan sebanyak mungkin," ujar Menteri Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato kepada wartawan, Selasa (13/7/2021), sebagaimana diberitakan Nikkei Asia.

Kato mengungkapkan beberapa warga Jepang di Indonesia akan pulang pada, Rabu (14/7/2021), dengan penerbangan khusus yang diatur oleh maskapai Jepang, tentu dengan dukungan pemerintah Negeri Sakura.

"Setelah itu, kami berencana untuk melakukan tindakan serupa sebagai respons terhadap permintaan dari warga Jepang," ujar Kato.

Kedutaan Besar Jepang di Indonesia buka suara mengenai laporan evakuasi warga negaranya dari Indonesia. Hal ini ditegaskan langsung kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/7/2021).

Kedubes Jepang mengatakan belum bisa memberikan keterangan resmi atas informasi yang beredar. Tapi sejumlah hal dijelaskan.

"Penerbangan yang dilakukan tadi pagi terlaksana atas inisiatif dari perusahaan swasta Jepang dan bukan usaha evakuasi maupun repatriasi dari Pemerintah Jepang," jawab Kedubes Jepang.

"Sama halnya dengan Indonesia, dan negara-negara manapun, Jepang juga masih mengadakan pembatasan masuk bagi orang-orang dari luar negeri. Pembatasan ini dilakukan untuk menjaga kapasitas pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan di bandara beserta petugas medisnya dan fasilitas karantina bagi mereka yang datang dari luar negeri ini dapat beroperasi dengan baik."

Komentar Menteri Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato menurut Kedubes Jepang adalah merujuk ke bantuan dari Pemerintah Jepang ke warganya. Meliputi penambahan kuota bagi warga yang akan masuk kembali ke Jepang.

"(Ini) juga sambil menjaga kapasitas medis dan fasilitas karantina, serta hal-hal lain pendukung lainnya agar dapat beroperasi dengan baik dalam menerima kepulangan mereka," tegas perwakilan resmi Jepang di Indonesia itu.

Dari sisi Indonesia, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada realisasi repatriasi dan informasi lanjutan yang dikabarkan pemerintah Jepang kepada pihak Indonesia.

"Masih belum direalisasikan," ujar Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah ke CNBC Indonesia.

Kemarin, Indonesia melaporkan tambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 47.899. Ini merupakan rekor tertinggi selama pandemi.

Dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin bilang kalau kasus diperkirakan akan melonjak seiring peningkatan testing yang dilakukan.

Mengawali penjelasannya perihal testing, BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, mengakui aspek itu belum maksimal. Walaupun belakangan pemerintah terus mendorong kapasitas testing telah dinaikkan hingga mencapai 200 ribu.

"Tapi kalau melihat positivity rate-nya seperti ini tidak cukup naikin dari 30 ribu ke 200 ribu. Kalau saya bandingin dengan India yang bisa 2 juta per hari, kita mungkin harus naik sampai 400 ribu. Jadi target 400 ribu waktu PPKM Darurat itu sudah dipasang dan kita sudah bagi ke semua kota dan kabupaten harus naik ke arah sini," ujar BGS.

BGS mengungkapkan hari ini ada lonjakan testing dan juga kasus konfirmasi positif. Berdasarkan data Kemenkes, hari ini ada tambahan 47.899 kasus baru.

"Saya bisa jelaskan di sini belum semua data itu masuk. Saya terbuka bilang kalau saya melihat masih banyak data yang belum masuk. Apakah angka kita sudah tepat-tepatnya seperti itu mungkin ada yang banyak belum masuk," kata BGS.

"Nah sekarang kita dorong supaya itu mask. Bapak ibu mungkin akan lihat lonjakannya, tidak usah panik, terutama teman-teman media, jangan terlalu panik. Mungkin ini sudah kejadian cuma sebelumnya tidak masuk," lanjutnya.

Sumber: cnbcindonesia.com