Parah! Ekonomi RI Turun Kelas Setara Timor Leste Dan Samoa, Ini Fakta-Faktanya

 

Sabtu, 10 Juli 2021

Faktakini.info, Jakarta -  Indonesia harus menerima nasib di tengah banyaknya kabar buruk yang melanda. Ekonomi yang terpuruk sejak tahun lalu berujung pada penurunan kelas ke level terendah dari negara dengan pendapatan menengah.

Seperti yang dikutip CNBC Indonesia berdasarkan laporan Bank Dunia, Kamis 8 Juli 2021, Indonesia kini setara dengan negara seperti Iran dan Samoa.

Gross Nastional Income (GNI) atau pendapatan nasional bruto Indonesia tahun lalu sebesar US$ 4.050 per kapita dan kini menjadi US$ 3.979 per kapita. 

Sementara Iran juga alami penurunan dari level yang sama dengan GNI dari US$ 5.240 per kapita menjadi US$ 2.870 per kapita. Samo juga demikian, GNI turun dari US$ 4.180 per kapita menjadi US$ 4.070 per kapita.

Banyak negara lain juga sebenarnya alami penurunan, bahkan dari pendapatan tinggi ke menengah. Seperti Mauritius, Panama dan Romania. Namun ada juga yang naik seperti Haiti, Moldova dan Tajikistan.

Bila melihat tetangga di Asia Tenggara, banyak negara alami posisi yang sama dengan Indonesia. Misalnya Timor Leste, Myanmar, Kamboja dan Papua Nugini dengan GNI di bawah US$ 1.800 per kapita. Kemudian ada Filipina, dan Vietnam yang masing-masing US$ 3.400 dan US$ 2.700 per kapita.

Pada kelas menengah atas yang artinya lebih tinggi dari Indonesia adalah Malaysia US$ 10.600 per kapita dan Thailand US$ 7.100.

Sementara Singapura tercatat sebagai negara berpendapatan tinggi dengan GNI US$ 54.900 per kapita.

Bank Dunia memang telah mengubah klasifikasi GNI untuk menentukan peringkat tiap negara. Klasifikasi berubah karena di setiap negara, faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan penduduk mempengaruhi GNI per kapita.

Di 2019, klasifikasi GNI per kapita untuk negara Low Income di level US$ 1.035, Lower Middle Income di level US$ 1.035- US$ 4,045, Upper Middle Income di level US$ 4.046 - US$ 12.535, dan High Income di level lebih dari US$ 12.535.

Penyebab utama penurunan kelas yang dialami Indonesia adalah pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Wabah virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini terbukti memiskinkan rakyat Ibu Pertiwi.

"Indonesia, Mauritus, Rumania, dan Samoa kini berada di peringkat mereka pada 2019. Negara-negara ini terdampak pandemi Covid-19 sehingga mengalami penurunan GNI per kapita," sebut keterangan tertulis Bank Dunia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ada 19,1 juta penduduk usia kerja yang terdampak pandemi virus corona pada Februari 2021 dengan rincian sebagai berikut:

* 1,62 orang menjadi pengangguran.

* 0,65 juta menjadi bukan angkatan kerja.

* 1,11 juta orang sementara tidak bekerja.

* 15,72 juta orang bekerja dengan pengurangan jam kerja.

Gangguan di pasar tenaga kerja pada akhirnya akan berdampak kepada angka kemiskinan. Per September 2020, BPS mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 27,55 juta orang, bertambah 2,76 juta orang dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ini adalah yang tertinggi sejak Maret 2017.

Apa dampaknya kalau Indonesia turun 'kasta' seperti ini? Paling kelihatan adalah soal bunga pinjaman. Semakin rendah klasifikasi negara, maka semakin rendah bunga utangnya.

Misalnya, Indonesia per 1 April 2021 dikenai bunga London Interbank Offered Rate (LIBOR) plus 1,23% jika ingin mengakses pinjaman International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dengan tenor 18-20 tahun.

Ini saat Indonesia masih berstatus negara berpendapatan menengah-atas.

Dalam periode yang sama, India (negara berpendapatan menengah-bawah) bisa mengakses IBRD dengan bunga LIBOR plus 1,03%. Lebih murah bukan?.[]

Sumber : cnbc