Prof Said Agil Vs KH Luthfi Bashori (Penjelasan Terkait Belajar Kepada Ahli Dzikir)

 


Ahad, 11 Juli 2021

Faktakini.info

PROF. SAID AQIL  vs KH. LUTHFI BASHORI

PROF. SAID AQIL:

Di dalam Al Quran dijelaskan, ada ayat -yang sering dikutip oleh para mubaligh:


فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


Kalau muballigh biasanya menerjemahkan: “Tanyalah kamu kepada para Kyai, para Ustadz… jika kamu tidak tau”, 


Itu adalah terjemah yang salah. Silahkan membaca tafsir, semisal Tafsir Jalalain saja itu artinya: “Silakan kamu bertanya kepada Ahladz dzikri, siapa Ahladz dzikri itu? Yakni Yahudi dan Nasrani, itu tersebut di dalam tafsir, semisal tafsir Jalalain."


“Maka bertanyalah kepada orang orang Yahudi dan Nasrani apabila kalian tidak tahu tentang suatu hal. 


KH. LUTHFI BASHORI:


فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


“Maka bertanyalah kepada orang yang mengerti apabila kalian tidak tahu tentang suatu hal”. 


Tatkala Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah, maka orang kafir Qurays ingkar atas kerasulan Nabi Muhammad SAW. 


Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memberitahukan kepada orang-orang kafir itu:

“Dan tidaklah kami (Allah) mengutus sebelum engkau wahai Muhammad, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka”. 


Allah itu tidak hanya mengutus Nabi Muhammad SAW, tapi juga mengutus nabi-nabi terdahulu. 


Para nabi terdahulu ini juga punya umat-umat, seperti Nabi Musa AS Nabi Isa AS. Di antara umat terdahulu itu, ada orang yang beriman kepada nabi-nabi tersebut. 


Maka tatkala Allah mengutus Nabi Muhammad SAW, sedangkan orang kafir Quraisy itu ingkar, maka Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah, untuk menanyakan kepada orang-orang kafir Quraisy itu, agar mereka belajar (kroscek) kepada Ahlul kitab, yakni orang Yahudi dan Nasrani, yang mana mereka pernah mempelajari Taurat dan Injil tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW.


Para shahabat juga mengatakan: “Kami ini juga termasuk Ahludz Dzikri, yakni orang yang mengerti bahwa Nabi Muhammad SAW itu tersebut namanya di dalam kitab Taurat maupun kitab Injil."


Para ulama mengatakan bahwasanya Ahludz Dzikri itu adalah para ulama, yang ahli di bidangnya.


Kalau sekarang ini ada orang yang mengatakan: “Kita umat Islam zaman sekarang, tidak perlu belajar kepada Kiai, ulama atau Ustadz." 


Dalilnya bagaimana? kan ada ayat:


فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


Kalau di dalam tafsir Jalalain -menurut orang ini- tanyalah kepada tokoh-tokoh Yahudi dan Nasrani yang sekarang ini !


Pendapat yang seperti ini namanya:


مَنْ فَسَّرَ الْقُرْاَنَ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ


“Barangsiapa yang menafsiri Al Quran dengan pendapatnya sendiri, maka hendaklah dia ini menempati tempat duduknya di api neraka”. (HADITS).


Jadi, kita tidak boleh menta’wili atau menafsiri Al Quran dengan pendapat sendiri, misalnya karena ada orang yang terlanjur asyik kepada orang kafir Yahudi & Nasrani di zaman sekarang, akhirnya berani memaknai ayat tadi, agar umat Islam tidak perlu lagi bertanya kepada ustadz-ustadz atau kyai-kyai kalau ada masalah agama, tapi hendaklah bertanya kepada para pendeta, dan bertanya kepada para rahib Yahudi, karena menurut orang itu, ada perintah dari Al Quran, dalilnya: 


فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


Yang seperti inilah tipe orang yang menta’wili atau menafsiri ayat Al Quran dengan pendapat kepalanya sendiri semau dia. 


Di dalam penjelasan yang lebih detail yakni pada Hasyiyah tafsir Al Jalalain, yaitu kitab al Futuhat Ilahiyyah”, menjelaskan bahwa bukan berarti sekarang ini kita umat Islam, harus bertanya kepada pendeta Kristen atau kepada rahib Yahudi, dan tidak perlu bertanya kepada ulama-ulama kita. 


Tidak begitu maksudnya, karena pemahaman seperti  ini, kan jadinya kebodohan yang dipelihara.


NB:

Fokus pembahasan yang benar itu bukan pada lafadz AHLUL KITAB, tapi pada lafadz FAS-ALU-nya.


Khithab فاسألوا itu adalah PERINTAH kepada orang Kafir Quraiys, bukan kepada umat Islam. 


Orang Kafir Quraisy diperintah agar bertanya (kroscek) kepada Alhul Kitab tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW, bukan umat Islam diperintahkan untuk bertanya kepada pendeta Kristen & rahib Yahudi. Begitu dalam kitab Tafsir Jalalain & Syarahnya  serta kitab Tafsir lainnya.


Sedangkan untuk intern umat Islam, jika ada problem kehidupan, tetap diperintahkan untuk bertanya kepada para ulama (Kyai, Ustadz, Da'i, Tuan Guru, dsb).