Terkait PPKM, Pengamat: Bismillah, Ayah Berangkat Nak...

 

Ahad, 18 Juli 2021

Faktakini.info

*BISMILLAH, AYAH BERANGKAT NAK....*

Oleh : *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

Sabarlah anakku, tahan sedikit tangisanmu. Ayah akan pergi, menerobos PPKM, menembus badai Corona, demi kepastian agar esok kita bisa melanjutkan kehidupan. 

Sabarlah istriku, tingkatkan rasa ridlo dan sedikit pengorbananmu. Ambillah, sebagian dari jatah makan kita, untuk menutup rasa lapar anak-anak kita. Doakan aku, suamimu agar pulang selamat sebagaimana saat keberangkatannya.

Kita tak lagi memiliki pemimpin, kecuali saat mereka memburu keringat kita, menarik pajak dari kesulitan hidup kita. Kita tak mendapat jaminan kebutuhan dasar, kecuali muka merah dan masam para petugas PPKM yang menggulung seluruh ikhtiar kita mencari nafkah.

Kita tak memiliki pilihan, kecuali keluar mencari makan ketimbang tetap dirumah dalam ancaman kematian karena kelaparan. Semua pilihan serba sulit, sementara pemerintah tidak memberikan alternatif solusi.

Duduk berpangku tangan di rumah memang aman dari infeksi virus, tapi tak ada jaminan dari aman akibat kelaparan. Sementara, berburu kehidupan diluar belum tentu juga mendapat hasil, tapi telah menggugurkan kewajiban untuk mencari nafkah, sementara potensi infeksi covid-19 sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan.

Inginnya, aku duduk dirumah, bercengkrama dengan keluarga, sambil menunggu badai pandemi mereda. inginnya, aku istirahat di rumah sambil menikmati hidangan kopi dari istriku, juga canda tawa anak-anak ku. 

Tapi jika aku tetap dirumah, bukan kopi dan senyum dari istriku. Bukan pula canda tawa riang dari anak-anak ku. melainkan....

Wajah kusut istriku, karena aku telah lupa kapan terakhir aku memberikan uang belanja kepadanya. Tangisan anak-anak ku, karena terakhir kulihat, mereka lapar dan tak ada stok makanan meskipun hanya mie instan.

Ya Allah....

aku adukkan kepada Mu, persoalan hidup ku yang berat, namun ringan Dimata Mu. Ya Allah...aku adukan kezaliman penguasa, yang telah menambah beban hidup, tanpa solusi bagi persoalan ku. Aku adukan, sekaligus aku mohon kepada Mu ya Allah...

Agar Engkau angkat kekuasaan yang zalim ini, bersamaan Engkau angkat pandemi ini. Bahkan, kami akan lebih sabar menghadapi pandemi, tapi kami tak memiliki sisa kesabaran untuk mendiamkan kezaliman rezim, dimana kami tak punya kemampuan untuk menghilangkan kezaliman rezim.

Ya Allah, angkat lah kekuasaan zalim ini, turunkan kekuasaan yang menolong (Sultonan Nashiro), yang akan membantu kami, para ayah mencukupi kebutuhan nafkah anak-anak dan istri serta keluarga yang menjadi tanggungan kami. Ya Allah, kabulkan lah doa kami ini, Amien Ya Rabbal 'Alamien. [].