Amerika Penjajah Yang Kalah Perang Mau Memaksa Mengatur Masa Depan Afghanistan?
Rabu, 18 Agustus 2021
Faktakini.info
*BAGAIMANA MUNGKIN, PENJAJAH AMERIKA YANG KALAH PERANG, MAU MEMAKSA MENGATUR MASA DEPAN AFGHANISTAN ?*
Oleh : *Ahmad Khozinudin*
Sastrawan Politik
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Ned Price, menegaskan bahwa AS dapat mengakui Taliban sebagai penguasa Afghanistan, asalkan mereka menghormati hak asasi manusia (HAM) dan menyertakan perempuan dalam pemerintahan mereka. Pada Senin (16/8/2021) Price mengatakan AS ingin melihat kondisi deklarasi PBB terpenuhi, yang menuntut perempuan diizinkan dalam pemerintahan.
PBB menyerukan penghentian segera semua permusuhan dan pembentukan pemerintahan baru bersatu, inklusif dan representatif melalui negosiasi inklusif – termasuk dengan partisipasi penuh, setara, dan bermakna bagi perempuan. Price mengatakan bahwa pemerintah AS akan mengakui pemerintahan baru Afghanistan yang potensial, selama pemerintah itu inklusif.
Dia menambahkan, pemerintahan Afghanistan masa depan harus menjunjung tinggi hak-hak dasar rakyatnya, tidak menampung teroris dan melindungi hak-hak dasar rakyatnya termasuk hak-hak dasar dasar setengah dari penduduknya, yakni perempuan dan anak perempuannya. Pemerintahan Afghanistan yang seperti itulah yang menurutnya akan dapat bekerja sama dengan AS.
Price mengklaim bahwa pemerintah Afghanistan tidak akan bertahan 20 tahun jika bukan karena dukungan luas dan murah hati dari Amerika Serikat dan dunia. Demikian, ungkap Price sebagaimana dilansir Daily Mail. (16/8).
*Menjijikkan sekali apa yang disampaikan penjajah Amerika ini, setelah 20 tahun lebih mengotori bumi Afghanistan dengan darah kaum muslimin, sebagaimana yang dilakukan Amerika terhadap Irak berdalih perang melawan terorisme, AS masih tidak punya malu mengklaim situasi politik di Afghanistan saat ini, juga 20 tahun sebelumnya, dapat dipertahankan akibat kemurahan hati AS. Sekali tidak tetap tidak !* AS adalah negara penjajah yang telah menumpahkan darah kaum muslimin di berbagai belahan negeri termasuk di Irak dan Afghanistan berdalih memberantas terorisme dan jualan demokrasi hipokritnya.
*Ketahuilah ! Sesungguhnya apa yang dicapai oleh Mujahidin Afghanistan saat ini adalah karunia dari Allah SWT, hasil perjuangan Jihad Fi Sabilillah melawan penjajah AS dan rezim anteknya dibawah kendali Presiden Ashraf Ghani. Jadi, tidak ada peran AS secuil pun atas pencapaian yang diperoleh oleh Mujahidin Afghanistan.*
AS juga tak bisa mengklaim penarikan pasukannya dari Afghanistan setelah 20 tahun bercokol di bumi para syuhada Afghanistan, sebagai bentuk keberhasilan memerangi terorisme sebagaimana diklaim AS. *Sesungguhnya, AS telah kalah perang di Afghanistan yang karena itu, AS terpaksa menarik pasukannya untuk mengurangi jumlah korban tentara AS dan kerugian yang lebih besar.*
Sebagaimana diketahui, Lebih dari 2.300 prajurit AS telah tewas dan lebih dari 20.000 lainnya terluka, bersama lebih dari 450 prajurit Inggris serta ratusan dari beberapa negara lain. Ini adalah adalah konfirmasikan kekalahan perang AS di Afghanistan setelah berusaha bertahan hingga 20 tahun.
Pada 2018, pengeluaran tahunan sekitar US$45 miliar, sebagaimana disampaikan pejabat Departemen Pertahanan kepada Kongres AS tahun itu. Menurut Dephan AS, total pengeluaran militer di Afghanistan (dari Oktober 2001 hingga September 2019) mencapai US$778 miliar.
Tak berhenti di situ. Departemen Luar Negeri AS—serta Badan Pembangunan Internasional yang bernaung di bawah pemerintah AS (USAID) dan lembaga pemerintah lainnya—menghabiskan US$44 miliar untuk proyek-proyek rekonstruksi. Dengan demikian, biaya total yang dikeluarkan antara 2001 hingga 2019 berdasarkan data resmi mencapai US$ 822 miliar. Jumlah itu belum termasuk pengeluaran di Pakistan, tempat AS mendirikan pangkalan militer untuk operasi tempur terkait Afghanistan.
Berdasarkan kajian Universitas Brown pada 2019 terhadap pengeluaran di Afghanistan dan Pakistan, AS telah membelanjakan sekitar US$978 miliar (perkiraan ini mencakup uang yang dialokasikan untuk tahun fiskal 2020). *Inilah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri oleh AS, bahwa AS kalah perang di Afghanistan dan bukannya bermurah hati meninggalkan Afghanistan.*
Karena itu, kepada saudara-saudaraku kaum muslimin di Afganistan, kami sampaikan kepada kalian :
*Pertama,* Atas pertolongan dan izin Allah SWT kalian telah menaklukkan AS di Medan jihad, dengan darah, keringat, air mata dan debu-debu jihad sehingga AS terusir dari Amerika. Karena itu, kalian hanya wajib tunduk kepada Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan kemenangan dengan menerapkan syariat-Nya.
Amerika tak berhak mengurusi urusan kalian, *masa depan kalian adalah Islam, bukan sistem sekuler yang inklusif, atau demokrasi rakyat yang dijajakan Amerika, apalagi kebebasan dan HAM termasuk urusan perempuan, yang taklid buta pada kehendak AS*. Jika AS tak dapat menundukkan kalian di Medan Jihad, lantas apa alasannya AS bisa menundukkan kalian dengan perundingan, tekanan, dan arah masa depan Afghanistan sesuai kehendak AS ?
*Kedua,* berhati-hati lah kepada AS dan negara kawasan yang akan mempecundangi kalian dengan sejumlah diplomasi politik, perundingan dan perjanjian-perjanjian. Mereka, akan menekan kalian untuk tidak menerapkan Islam sebagai syarat pengakuan atas kekuasaan yang kalian dirikan. Karena itu, kalian hanya butuh terikat dengan kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, terikat dengan syari'at-Nya, dan mencampakkan seluruh syarat yang diminta AS juga para antek-antek negara kawasan yang bekerja untuk kepentingan AS.
*Ketiga,* yang kalian butuhkan dan merupakan kewajiban dari Allah SWT, dzat yang telah memberikan pertolongan dan kemenangan kepada kalian, *adalah kepemimpinan Islam yakni Daulah Khilafah Islamiyyah, bukan sekedar Imarah Islamiyah*. Karena itu, kalian masih memiliki waktu untuk menetapkan konstitusi sesuai Islam, dan menjalankan pemerintahan Islam dengan membaiat seorang Khalifah bagi kalian dan bagi segenap kaum muslimin.
Kalian dapat mengambil rancangan konstitusi, sebagaimana telah diadopsi Hizbut Tarir, untuk menegakkan daulah Khilafah dengan membaiat seorang Khalifah. Setelah itu, kalian hanya membutuhkan konstitusi yang menjamin penerapan Islam secara kaffah, serta mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru alam.
Kalian tidak membutuhkan perlindungan AS atau PBB, tetapi para Mujahidin Afghanistan telah membuktikan diri mereka mampu menjaga wilayah dan mengusir Amerika dari Afghanistan, hal mana tentu menjadi syarat yang memungkinkan untuk menegakkan Khilafah dengan jaminan keamanan independen, yang berada pada kendali kaum muslimin, bukan dibawah kendali AS, bukan NATO, bukan pasukan koalisi dan kekuatan asing lainnya.
*Keempat,* untuk mewujudkan semua itu, kalian membutuhkan sosok lelaki yang beriman, baligh, berakal, adil, tangguh yang memiliki kemampuan untuk dibaiat dan memimpin institusi politik Islam yakni daulah Khilafah. Sebagai penjaga wilayah Afghanistan, kalian adalah putra-putra terbaik Islam layaknya kaum Anshor di Madinah yang mampu menopang dan mengamankan penubuhan Daulah Islam yang pertama di dunia ketika itu.
*Kerena itulah, fokus transisi kekuasaan adalah bagaimana mewujudkan Daulah Khilafah yang telah dijanjikan. Yang dengan itu, kalian tidak saja melindungi Afghanistan, tapi akan membebaskan seluruh negeri kaum muslimin dari penjajahan kaum kufar.*
Ini adalah nasehat tulus dari saudara muslim, yang tak ingin kalian masuk perangkap Amerika, setelah kalian mampu mengusir Amerika. Kalian harus memastikan Amerika terusir dari Afghanistan, dengan menegakkan Daulah Khilafah yang menerapkan hukum Islam secara kaffah. Hanya itu, satu-satunya cara untuk melawan dan mengenyahkan penjajahan Amerika dari bumi Afghanistan dan seluruh negeri kaum muslimin. [].