Jodi, Ente Juru Bicara Menko Marves Atau Pribadi Luhut?

 

Ahad, 8 Agustus 2021

Faktakini.info

*JODI, ENTE JURU BICARA MENKO MARVES ATAU PRIBADI LUHUT ?*

Oleh : *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Jodi Mahardi meminta Djoko Edhi Abdurrahman, untuk membuktikan pendapatnya soal pembelian 51 persen saham Zyrex oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Pendapat tersebut disuarakan Djoko Edhi lewat kolom opini di sebuah media online. Judulnya: Curang, Luhut Akuisisi Zyrex.

Djoko mengaitkannya dengan program laptop dalam negeri, yang dikerjakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

"Terkait tuduhan Saudara Djoko Edhi Abdurahman, bahwa Pak Luhut membeli saham Zyrex 51 persen dan mengaitkannya dengan program laptop dalam negeri Kemdikbud, kami mohon Saudara Djoko dapat segera memberikan bukti sebagai backup tuduhannya. Tuduhan tersebut adalah fitnah. Dan fitnah yang bersangkutan, sudah menyebar luas di sosmed," kata Jodi dalam keterangan yang diterima RM.id, Sabtu (7/8).

Hehe, ini untuk kesekian kalinya Jodi bicara untuk kepentingan Luhut pribadi, padahal dia digaji uang negara sebagai Juru Bicara Kemenko Marves. Dulu, saat Luhut Panjaitan beda pendapat dengan Said Didu, Jodi juga ikut sibuk mengomentari.

Semestinya, Jodi fokus pada tugasnya sebagai juru bicara Menko Marves bukan Juru bicara Luhut. Kalau informasi yang disampaikan Djoko Edi Abdurahman keliru, biar Luhut yang tanggapi sendiri, bukan Juru Bicara Kemenko Marves. Omongan Djoko Edi Abdurahman tidak ada urusannya dengan Kemenko Marves.

Kalau Luhut tak cukup waktu, Luhut bisa tunjuk kuasa hukum atau gaji orang baru untuk jadi juru bicara pribadinya. Jangan menyalahgunakan kewenangan dengan memanfaatkan Juru Bicara Kemenko Marves untuk urusan pribadinya. modal dong, jangan memanfaatkan pejabat yang digaji negara.

Lagipula, jika itu fitnah langsung saja laporkan polisi, jangan main ancam. Djoko Edi Abdurahman bukan aktivis kaleng-kaleng, dia juga paham hukum. Keliru kalau main ancam mengancam untuk menggertak Djoko Edi Abdurahman.

Lagipula, sudah rahasia umum pemilik itu bisa cuci tangan. Bisa pinjam nama keluarga, kenalan, orang kepercayaan, atau sopir dan pembantu untuk menyembunyikan kepemilikan. Koruptor saja, banyak mobilnya atas nama sopirnya.

Semestinya, argumen dilawan argumen, pendapat dilawan pendapat, bukan main ancam. Sebaiknya, Luhut keluar bicara sendiri, hadapi Joko Edi Abdurahman secara gentle. Jangan cuma sibuk menantang, ketika dilayani ngumpet. 

Korupsi di era pandemi ini benar-benar menjengkelkan. Juliari Peter Batubara dari PDIP sudah makan duit rakyat disaat rakyat kesulitan. Kami tidak mau koruptor terus bebas korupsi berdalih pandemi.

Anggaran pengadaan komputer di kementrian si Nadhiem memang layak dicurigai. Tulisan Djoko Edi Abdurahman membuka skandal itu.

Kalau Luhut tidak terima, bikin tulisan untuk menjelaskannya. Luhut juga piawai menulis, jawab saja tulisan dengan tulisan.

Ga usah main ancam-mengancam, norak. Rakyat sudah putus urat takutnya. Cuma ngomong saja diancam, kayak negara milik kalian sendiri saja. [].