PAN Resmi Gabung Koalisi Jokowi, USM: Kami Tak Ambil Pusing, PA 212 Bukan Gerakan Politik
Kamis, 26 Agustus 2021
Faktakini.info, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) secara resmi bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi.
Hal ini ditandai dengan hadirnya Ketua Umum PAN Zulkilfi Hasan dan Sekjen Eddy Soeparno dalam pertemuan dengan Jokowi dan para pimpinan parpol pendukung pemerintah, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (25/08/2021).
Terkait hal itu, ketua umum Persaudaraan Alumni 212, Ustadz Slamet Maarif (USM) menyatakan tidak ambil pusing karena PA 212 bukan organisasi politik tetapi merupakan gerakan moral.
Namun USM menyayangkan kenapa istana negara dipakai untuk membahas urusan partai politik bukan membahas urusan kenegaraan, dan pemerintah terkesan semakin otoriter dengan berupaya untuk berkuasa penuh dan menyingkirkan pihak diluar pemerintah.
"Saya menghormati kehadiran ketum dan sekjen PAN atas undangan presiden selaku kepala negara di Istana Negara yang punya negara bukan punya partai apapun, dan sangat menyayangkan kenapa kenapa dua partai lain, Demokrat dan PKS tidak diundang jika pembahasan nya masalah bangsa dan negara. Tapi kalau bahasannya masalah ke partaian dan koalisi partai seharusnya tidak di Istana negara. Jgn gunakan fasilitas negara utk kepentingan pribadi dan golongan", ujar USM kepada Faktakini.info, Kamis (26/8) pagi.
"PA 212 bukan gerakan politik tapi gerakan moral oleh karenanya tidak akan ambil pusing dengan urusan pembahasan koalisi kepartaian. Selagi secara resmi PAN belum gabung di pemerintahan kita akan jaga hubungan baik tapi sebaliknya jika PAN resmi koalisi dengan ada di kabinet maka sesuai hasil Ijtima Ulama 4 Kami pasti akan jaga jarak", lanjutnya.
"Ini pemerintah sekarang kelihatannya mau pakai gaya orde baru bahkan lebih kasar dengan ingin menjadi single majoriti. Mereka ingin berkuasa penuh dan menyingkirkan yang lain atau lebih otoriter dalam sistem demokrasi dengan berbagai cara", demikian kritik dari USM.
Ia pun menduga pertemuan tersebut ada kaitannya dengan wacana upaya perpanjangan masa jabatan presiden Jokowi menjadi 3 periode.
"Saya menduga pertemuan kemarin ada kaitannya dengan perpanjangan masa jabatan presiden atau penambahan menjadi 3 periode dengan merubah UUD melalui sidang istimewa".
"Akhirnya saya hanya bisa berdoa semoga apa yg dilakukan PAN kemarin bermanfaat untuk bangsa dan agama bukan sebaliknya", tutup USM.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johny G Plate, menyatakan PAN ikut bergabung dalam pertemuan tersebut atas undangan dari Presiden Joko Widodo.
“Tentu sebagai sahabat baru di koalisi, apalagi Zulkifli Hasan eks ketua MPR, dari perspektif MPR cukup kental bagaimana musyawarah yang cocok untuk Indonesia,” kata Johny G Plate, Rabu, seperti dilansir Anadolu Agency.
Semua pimpinan partai politik, klaim dia, menyambut baik kehadiran Ketua Umum dan Sekjen PAN.
Plate membantah pertemuan tersebut untuk membahas mengenai perombakan kabinet atau pun terkait dengan jumlah koalisi pendukung pemerintah.
Dia menyatakan pertemuan tersebut membahas lima hal, di antaranya terkait dengan penanganan Covid-19 dan juga rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur.
“Suasana kita masih suasana pandemi yang dibicarakan tadi adalah bagaimana kegotongroyongan politik kita lakukan,” kata dia.
Terpisah, Waketum PAN Viva Yoga Mulyadi mengonfirmasi partainya sudah masuk gerbong koalisi Jokowi.
“Iya, PAN kan partai koalisi juga. PAN hadir di Istana. Bang Zul [Zulkifli Hasan] Ketum dan Sekjen Mas Eddy Soeparno,” kata Viva kepada wartawan.
Viva menjelaskan, sebelum menghadiri pertemuan di Istana, Zulhas sempat memimpin rapat panitia Rakernas PAN.
“Tadi sebelum berangkat ke Istana, ketum memimpin rapat steering committee Rakernas PAN yang nanti dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2021,” ujar Viva.
Foto: Ustadz Slamet Maarif