[Video] Penghargaan Pemerintah Untuk Faradj Martak Yang Hibahkan Rumah Pembacaan Teks Proklamasi

 

 

Rabu, 18 Agustus 2021

Faktakini.info, Jakarta - Besarnya peran para Ulama, Habaib dan keturunan Arab dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia tak perlu diragukan lagi. 

Termasuk rumah pemberian Saudagar Arab tempat dikumandangkannya Proklamasi 17 Agustus 1945 oleh Presiden Soekarno ini yang kemudian dihibahkan oleh Faradj Martak untuk pemerintah. 

Faradj Martak ini adalah ayah dari Ustadz Yusuf Muhammad Martak tokoh bangsa yang dekat dengan Ulama dan Habaib dan setia berjuang bersama Habib Rizieq Shihab. 

Faradj bin Said bin Awadh Martak atau disingkat Faradj Martak (1897-1962) dikenal sebagai seorang saudagar Arab-Indonesia, yang mewakili NV. Marba telah berjasa dalam menghibahkan sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 kepada Soekarno agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Republik Indonesia.

Di rumah tersebut Fatimah kemudian menjahit sendiri Bendera Merah Putih pada malam sebelum proklamasi.

Keesokan harinya, 17 Agustus 1945, rumah tersebut dijadikan tempat dikumandangkannya naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, lengkap dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih.

Faradj Martak memiliki jasa dalam proses terciptanya kemerdekaan Indonesia. Rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat (sekarang bernama Jalan Proklamasi) adalah miliknya, rumah tersebut kemudian dijadikan tempat tinggal Soekarno sekaligus tempat pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Faradj Martak menghibahkan rumah tersebut untuk negara, dan bukan itu saja beliau kemudian membelikan sejumlah gedung di Jakarta untuk pemerintah.

Atas jasanya tersebut, pemerintah Indonesia kemudian memberinya ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Faradj bin Said Awad Martak. Ucapan tersebut disampaikan secara tertulis atas nama Pemerintah Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1950, yang ditandatangani oleh Ir. Mananti Sitompoel selaku Menteri Pekerdjaan Umum dan Perhubungan Indonesia. 

Dalam ucapan terima kasih tersebut juga disebutkan bahwa Faradj bin Said Awad Martak telah membeli beberapa gedung lain di Jakarta yang amat berharga bagi kelahiran negara Republik Indonesia. Dan setelah ia beli semuanya ia hibahkan kepada pemerintah. Masya Allah... 

Sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, Bung Karno mengalami sakit beri-beri dan malaria. Dua penyakit tersebut menyebabkan tubuh Bung Karno terus lemas. Melihat Bung Karno yang cukup mengkhawatirkan, Faradj Martak akhirnya memberikan Bung Karno sebuah madu yang sangat berkhasiat bernama Sidr Bahiyah dari Hadhramaut.

Madu Sidr memiliki kemampuan membunuh aneka bakteri tanpa efek samping. Madu ini bersifat antibiotik, antiseptik, dan antijamur. Soekarno rutin mendapat pasokan satu dus madu Sidr satu atau dua bulan sekali. Satu karton madu itu terdiri dari 20 botol masing-masing seberat satu kilogram.

https://id.wikipedia.org/wiki/Faradj_Martak

...

RUMAH Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Kota Jakarta Pusat dulu pernah jadi kediaman Soekarno. Di rumah itulah, Bung Karno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Rumah itu kini tinggal nama karena bangunannya sudah dibongkar pada 1960-an atas perintah langsung dari Soekarno. Namun, kompleks itu dijadikan Taman Proklamasi yang di dalamnya ada taman bunga dan pepohonan asri.

Di situ dibangun juga Tugu Proklamasi dengan patung Soekarno dan Hatta yang berdiri membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56 itu merupakan milik Faradj bin Said Awad Martak, seorang pengusaha keturunan Arab-Indonesia bernama.

Demi kepentingan perjuangan saat itu, Faradj Martak menghibahkan rumahnya kepada Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai gedung perjuangan rakyat.

Faradj bin Said Awad Martak merupakan Direktur Utama NV Algemeene Import-Export en Handel Marba. Saudagar kaya ini lahir di Yaman Selatan. Sejak zaman kolonial, ia sudah terkenal sebagai saudagar terkemuka di Batavia atau Jakarta sekarang.

Bisnisnya kemudian diteruskan oleh sang anak yang bernama Ali bin Faradj Martak. Diketahui sang anak juga sangat dekat dengan Bung Soekarno.

Jasa Faradj bin Said Awad Martak tidak berhenti sampai di situ. Ia menyambut kedatangan Bung Soekarno setelah peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945. Sang Proklamator ternyata terserang demam dan beristirahat di rumah saudagar kaya itu di Jalan Pegangsaan Timur 56.

Faradj bin Said Awad Martak memberikan madu Arab untuk menurunkan demam Bung Soekarno. Madu Arab itu bernama Sidr Bahiyah dari tempat kelahiran Faradj bin Said Awad Martak di Hadramaut, Yaman.

Soekarno kembali segar setelah mengonsumsi madu Arab dan beristirahat. Tepat pukul 10.00 WIB, Bung Karno bersama Bung Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Bendera merah putih yang dijahit Fatmawati dikibarkan oleh Latief Hendraningrat, Suhud Sastro Kusumo, dan Surastri Karma Trimurti. Lagu Indonesia raya dinyanyikan mengiringi pengibaran bendera merah putih.

Pemerintah Indonesia mengucapkan terimakasih atas jasa Faradj bin Said Awad Martak melalui surat yang dikeluarkan oleh Ir. M. Sitompoel pada 14 Agustus 1959.

Bung Karno juga mengucapkan terimakasih kepada saudagar Yaman itu karena telah memberikannya madu.

Sumber: okezone.com





Klik video: