Polisi Didesak Periksa BuzzeRp Soal Prank Rp 2 T, Akun Armando dan Denny Menghilang
Rabu, 11 Agustus 2021
Faktakini.info, Jakarta - Setelah desakan kepada aparat Kepolisian terus meluas untuk memeriksa Ade Armando dan Denny Siregar terkait prank sumbangan hoax Rp 2 Triliun, akun kedua pendengung Jokowi ini mendadak hilang.
Hal ini kemudian memunculkan kecurigaan sebagian netizen bahwa akun-akun tersebut memang sengaja ditutup untuk menghilangkan barang bukti. Karena jejak digital dalam akun keduanya menunjukkan mereka turut terlibat bahkan aktif menyebarkan hoax terkait sumbangan hoax Rp 2 triliun tersebut
Sebelumnya Ade Armando habis dibully netizen di media sosial setelah donasi Rp2 triliun dari keluarga konglomerat Akidi Tio yang dijanjikan hanya pepesan kosong.
Anak perempuan Akidi Tio, Heriyanti kemudian ditangkap polisi diduga karena hoaks sumbangan untuk Covid-19 tersebut.
Ia digiring ke Mapolda Sumsel, Senin (2/8/2021) setelah uang Rp 2 Triliun yang dijanjikan dipastikan tidak ada.
Selain Heriyanti, polisi juga menangkap Prof Dr Hadi Darmawan sebagai Dokter keluarga Akidi Tio. Saat ditanya polisi soal uang Rp 2 Triliun yang dijanjikan, Hadi Darmawan mengakui tidak pernah melihat sama sekali uang tersebut.
Padahal Ade Armando dan Denny Siregar sudah terlanjur memuji-muji Akidi Tio melalui kanal YouTube Cokro TV. Dengan semangat, Ade Armando mengatakan Rp 2 triliun itu berbentuk uang semua. Bukan pasir.
“Anda mungkin sudah dengar ya berita menggemparkan ini. Keluarga pengusaha Akidi Tio menyumbang Rp2 triliun rupiah untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan. Bukan 2 miliar loh. 2 Triliun rupiah. Uang semua, ngga pakai pasir,” ujar Ade Armando, dikutip (4/8).
Sementara Denny Siregar di akun Instagram dan Twitternya telah memposting foto serah terima sumbangan dai keluarga Akidi Tio kepada Pemprov Sumsel.
Pada akun Instagram @dennysirregar, ia menuliskan caption dengan mengutip kalimat sahabat Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib.
“Dia yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan..”
Ali bin abu thalib.,” tulis Denny Siregar, Senin (26/7/2021)
Sementara di akun Twitter @Dennysiregar7, Denny Siregar mengatakan hal tersebut membuat iri.
Bahkan ia juga menyindir pihak-pihak yang mengaku pribumi namun lebih sibuk dengan penderitaan di luar negeri.
Menanggapi apa yang telah dilakukan Denny Siregar Cs tersebut, Politikus Partai Demokrat Andi Arief angkat bicara. Ia menyebut berita tentang sumbangan senilai Rp 2 triliun telah digunakan oleh buzzer untuk menyerang sosok tertentu, yang sebelumnya menggalang dana untuk Palestina.
Karenanya, Andi Arief meminta agar Polda Sumatra Selatan (Sumsel) memeriksa buzzer yang ikut menyebarkan sumbangan Akidi Tio. Apalagi, sumbangan dari pengusaha tersebut digunakan menjadi konten menyerang orang lain.
“Datang ke Polda Sumsel seolah-olah mau sumbang Rp 2 T, diliput media. Buzzerp Deny Siregar dkk sebarkan opini. Putri Akidi Tio punya alasan pinjam/tipu sana sini dengan alasan biaya pencairan. Hasilnya nol,” ujar Andi lewat akun Twitter, @Andiarief.
Andi pun meminta polisi tidak tinggal diam. Ia meminta agar polisi memeriksa kaitan sumbangan hoax yang dilakukan keluarga Akidi Tio dengan buzzer. “Polisi harus mencari hubungan keterlibatan Deny Siregar dkk dengan putri Akidi Tio,” ujar Andi.
Begitu juga Wasekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon juga mengkritik ulah buzzer yang menyebarkan berita bohong soal Akidi Tio.
“Soal Akiditio silakan para buzzerrrp laknat merevisi konten. Walau kalian hapus, akan kami ingat karena sudah kalian pakai nyerang orang lain. Ke depan hilang sudah legitimasi moral kalian ngomong apapun!” ujar Jansen di akun Twitter, @jansen_jsp.
Dalam berbagai kanal medsos, buzzer yang terafiliasi sebagai pendukung pemerintah mengejek mereka yang menyumbang untuk Palestina, ketika ada berita tentang Akidi Tio. Akidi yang dilaporkan menyumbang Rp 2 triliun ke Polda Sumsel dianggap lebih nasionalis.
Bahkan, ada buzzer menambah dengan memberi narasi keluarga Akidi Tio akan menyumbang Rp 100 triliun, dengan bertemu Presiden Jokowi. Adapun sasaran yang dikritik buzzer, di antaranya Ustaz Adi Hidayat (UAH), Gubernur Jabar Ridwan Kamil, hingga pendakwah Taqy Malik, yang pernah menggalang donasi untuk Palestina.
Namun anehnya, disaat muncul desakan untuk memeriksa Ade Armando dan Denny Siregar, akun keduanya dikabarkan "menghilang".
Ade Armando kemudian mengklaim ini ulah pasukan cyber.
"Kelihatannya ada pasukan cyber yang ramai-ramai melaporkan akun saya sehingga seolah-olah saya itu menyebarkan aturan Twitter," kata Ade Armando kepada wartawan, Ahad (8/8/2021).
Ade Armando mengaku tidak tahu konten mana yang membuat akun Twitter-nya dilaporkan. "Tidak jelas konten yang mana," katanya.
Selain akun Twitter-nya, Ade Armando menyebut serangan itu ditujukan kepada Denny Siregar hingga Eko Kuntadhi. Menurutnya, serangan ini pekerjaan kelompok.
"Yang diserang itu juga akun Denny Siregar, Eko Kuntadhi, Ferdinand Hutahean, dan seterusnya. Jadi jelas bukan kerjaan perorangan," ujar Ade Armando.
Namun anehnya, Ade Armando mengaku tidak akan berdrama setelah akun Twitter-nya di-suspend atau ditangguhkan. Dia menyerahkan urusan ini kepada Twitter.
"Akun Twitter saya di-suspend. Apakah saya harus bikin drama bahwa terjadi pembungkaman ekspresi? Bahwa ada penindasan demokrasi? Ya enggak lah. Ya suka-suka Twitter-lah," ujar Ade Armando yang juga dosen di Universitas Indonesia ini.
Per pukul 11.00 WIB, jika masuk ke kolom pencarian Twitter dan mengetikkan nama Ade Armando, yang muncul hanyalah cuitan-cuitan mengenai Ade Armando. Akun resmi Ade Armando sudah tidak bisa ditemukan. Untuk Eko Kuntadhi, akunnya masih bisa dilihat. Sedangkan akun Denny Siregar juga tidak bisa ditemukan seperti milik Ade Armando.
Sumber: detik.com, tajdid.id dan lainnya