Tennis Olimpiade 2020: Zverev Raih Emas Tungga Putra, Bencic Tunggal Putri
Selasa, 3 Agustus 2021
Faktakini.info, Jakarta - Alexander Zverev menyingkirkan Karen Khachanov dua set langsung, Minggu, untuk memastikan gelar tunggal putra Olimpiade dan memenangkan emas pertama tenis untuk Jerman sejak 1992.
Unggulan keempat yang mengakhiri mimpi Novak Djokovic pada semifinal Golden Grand Slam itu tampil dominan untuk menyelesaikan 6-3, 6-1 hanya dalam tempo 79 menit, lapor AFP.
Zverev menjadi orang Jerman kedua yang memenangkan medali emas tunggal Olimpiade setelah Steffi Graf pada 1988, sementara Boris Becker dan Michael Stich merebut mahkota ganda putra empat tahun kemudian.
Petenis peringkat lima dunia itu masih menunggu gelar Grand Slam perdananya setelah beberapa kali nyaris berhasil, termasuk ketika kalah dari Dominic Thiem pada final US Open tahun lalu.
Namun, petenis berusia 24 tahun itu dapat menambahkan kemenangan Olimpiade pada daftar kemenangannya, termasuk ATP Finals 2018 dan empat gelar Masters-nya.
Sementara itu, Khachanov terus mencapai performa terbaiknya di Tokyo dari beberapa pekan terakhir setelah mencapai perempat final Wimbledon.
Namun, Zverev berhasil menangani final ini dengan cukup mudah. Dia menyerang lebih dulu pada set pertama dengan jeda pada gim ketiga dan kemudian menyelamatkan break point untuk memimpin 4-2. Zverev tidak melepaskan tekanannya sampai menciptakan set point pada gim kesembilan.
Khachanov yang berperingkat 25 dunia mungkin berharap mendapat kesempatan pada awal set kedua, namun pukulan backhand winner membuat Zverev bertahan, dan mengambil penuh kendali pertandingan hanya beberapa menit kemudian.
Zverev akhirnya mengubur harapan medali emas Khachanov yang berusia 25 tahun, dengan skor akhir 6-1.
Sementara itu di tunggal putri, Petenis peringkat 12 dunia Belinda Bencic mesti berjuang keras sebelum mengalahkan Marketa Vondrousova dari Republik Ceko 7-5 2-6 6-3 pada Sabtu guna menjuarai tunggal putri Olimpiade Tokyo sehingga menjadi wanita Swiss pertama yang meraih emas tenis Olimpiade.
Bencic yang berusia 24 tahun dan menang dalam waktu dua jam dan 30 menit itu kini bisa menggandakan medali emasnya jika dia dan Viktorija Golubic mengalahkan ganda putri unggulan pertama dari Ceko Barbora Krejcikova dan Katerina Siniakova dalam final esok Minggu.
Bencic juga menjadi petenis Swiss pertama yang memenangkan emas nomor tunggal sejak Marc Rosset merebut gelar tunggal putra pada Olimpiade 1992. Dia juga bisa menjadi wanita keempat sepanjang masa yang merebut gelar tunggal dan nomor ganda.
Dua legenda tenis Swiss Roger Federer dan Martina Hingis yang keduanya mantan petenis nomor satu dunia, tidak pernah memenangkan medali emas Olimpiade dari nomor tunggal.
"Saya kira saya mencapainya demi mereka. Mereka sudah melakukan begitu banyak hal dalam karir mereka," kata Bencic seperti dikutip Reuters. "Saya tak yakin saya akan pernah bisa melakukan apa yang sudah mereka lakukan, tapi mungkin saya bisa membantu mereka mencapai yang satu ini dengan mempersembahkan Olimpiade ini kepada mereka, jadi medali ini untuk Martina dan Roger."
"Saya fokus, saya tak pernah kehilangan fokus dan saya tak pernah menyerah," sambung dia. "Bagi saya, ini (kemenangan dalam Olimpiade Tokyo) adalah mimpi, dari awal sampai akhir. Saya tak ingin ini berakhir."
Final Sabtu dimulai dengan pertarungan menegangkan di mana kedua petenis kesulitan mempertahankan servis sebelum Bencic akhirnya berhasil menyudutkan petenis Ceko berperingkat ke-42 itu guna merebut set pertama.
Namun Vondrousova masih jauh dari selesai. Dia mempertinggi tempo permainannya pada set kedua dengan dua break guna memaksakan pertandingan dilanjutkan ke set penentuan saat Bencic kesulitan menghadapi pukulan backhand lawannya.
Bencic mengambil timeout medis karena cedera jari kaki saat memimpin 4-3 pada set terakhir, tetapi kembali mematahkan servis petenis Ceko itu untuk mencatat kemenangan. Dia kemudian menjatuhkan diri di lapangan sebagai tanda gembira ketika backhand pengembalian Vondrousova jatuh di luar garis permainan pada match point kedua petenis Swiss tersebut.
"Kami memainkan pertandingan yang bagus dan hanya satu yang bisa menang," kata Vondrousova yang berseri-seri. Dia mengalahkan rekan senegaranya Jana Novotna dan Petra Kvitova yang masing-masing meraih medali perunggu Olimpiade 1996 dan 2016.
Kekalahan Vondrousova mengakhiri mimpi Olimpiade petenis berusia 22 tahun itu.
Dia mengalahkan favorit tuan rumah dan peringkat dua dunia Naomi Osaka pada babak ketiga sebelum mengalahkan peraih medali perunggu dari Ukraina Elina Svitolina untuk mencapai final tunggal putri tenis Olimpiade Tokyo 2020.
Sumber: antara, tempo.co